Dua kata yang ingin aku lenyapkan dari dunia ini adalah 'Seadainya' dan 'ingin'. Dua kata itu hanya keluar dari mulut orang putus asa.
—Reizan Giedeon—
Pagi itu baru saja Reizan keluar dari kamar mandi usai membersihkan dirinya sendiri. Dirinya sedang bersiap untuk menunaikan janjinya kemarin untuk membawa Nezia berlibur ke Bali. Saat pria itu hendak memasuki kamar, dering ponselnya berbunyi dari meja ruang tamu. Sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk, ia melihat nomor pemanggil dan ternyata sang empunya adalah Galih. Ia pun langsung mengangkat panggilannya."Pak, saya dapat kabar jika pengemudi truk yang menabrak mobil istri anda sudah dibebaskan. Suster Gita juga." ucap Galih dari sebrang.
"Benarkah? Kalo gitu tangkap mereka. Saya akan mengurusnya setelah pulang berlibur nanti. Oh ya, jemput saya dua jam lagi." Reizan menanggapi.
"Baik, pak." tandas Galih yang kemudian mematikan sambungan teleponnya.
Begitu sambungan telepon terputus, layar ponselnya langsung menampakan foto Alia—yang dijadikannya wallpaper—sedang tersenyum ke arahnya. Ada yang aneh dalam foto Alia meski sedang tersenyum, Reizan merasa jika sorot matanya tersirat kekecewaan.
"Jangan lihat aku kaya gitu. Jangan saling memikirkan lagi, kamu yang minta aku bahagia, dan ini cara aku bersenang-senang." monolog Reizan sambil menatap layar ponselnya.
Usai berbicara dengan dirinya sendiri, pria itu lantas menaiki tangga untuk menemui Nezia di kamarnya. Saat pintu terbuka, terlihat Nezia yang sedang melipat baju miliknya serta pakaian Reizan sebelum dimasukan ke dalam koper.
Saat Nezia sedang memasukan pakaian, ia menemukan lima pakaian lingire yang terlihat sexy dari dalam koper, ia bahkan tidak tahu punya pakaian itu. Sudah jelas jika pelakunya adalah Reizan, wanita itu lantas menoleh ke samping dan menatap tajam pria yang sedang menatapnya secara naif.
"Kita di sana gak cuma liburan, 'kan?" tanya Reizan.
"Ih! Tukang cabul!" ketus Nezia, meski terlihat kesal ia tetap memasukan pakaian terbuka itu ke dalam koper.
Reizan lantas berdiri di belakang Nezia dengan tangan yang melingkar di perutnya, ia kemudian membalikan badan Nezia untuk memepertemukan maniknya. Pria itu menangkup kedua pipi Nezia dan meremasnya kuat lantaran gemas dengan pipi cubby itu. Tidak ketinggalan, ia juga mencium pipi dan bibirnya juga.
"Kemarin makannya banyak, udah mau jadi ikan buntal, nih." ejek Reizan masih mengunyel-unyel pipinya.
"Kan anak kamu juga yang ikut makan." tangkis Nezia.
"Biar dedenya gendut sekalian. Aku suka kok."
Nezia akan menandai sifat Reizan yang begitu random. Ia memang tidak bisa menebak emosi pria itu. Bahkan sifatnya yang bisa berubah dalam sekejap mata, antara menjadi orang dewasa yang sesungguhnya atau orang dewasa yang sifat seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEGAL ✔
ActionNama pria itu Reizan Giedeon (34), seorang dokter yang bekerja keras demi mendapatkan kariernya. Sejak istrinya meninggal bersama anak yang sedang dikandungnya, ia menjadi terpuruk hingga kehilangan jati dirinya. Keserakahan dan dendam mengubahnya m...