42. Shot My Enemy

228 9 0
                                    

Bukan tentang kejamnya dunia, tapi tentang bagaimana cara alam bertindak di dalamnya.
Writer by Ilegal—

—Writer by Ilegal—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu suasana di dalam Rumah Sakit Amerta begitu menyedihkan bagi sebagian orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam itu suasana di dalam Rumah Sakit Amerta begitu menyedihkan bagi sebagian orang. Dimana orang-orang yang masih memiliki akal sehat sedang dibawa menuju truk dengan tangan yang dirantai, juga pengawal berbadan kekar yang menjaga setiap sisinya. Sedangkan mereka yang kesehatan jiwanya terganggu sedang diseret secara paksa untuk dimasukan ke dalam mobil truk tertutup. Meski mereka yang mengalami gangguan jiwa terus berteriak dan memberontak, para anak buah yang bekerja di sana tidak segan-segan untuk membentaknya atau bahkan memukulinya. Sungguh kejam bukan? Ini mungkin hanya secerca penyiksaan saja yang mereka lakukan pada manusia-manusia tidak berdosa itu.

Di ruangan direktur, Reizan dan Felix sedang berdiri di belakang pintu sembari menunggu Allen yang sedang memasukan beberapa berkas ke dalam koper.

Memang benar jika Reizan masih berada dipihak Allen meski sudah dikhianatinya. Ibaratnya teman menjadi musuh, dan Reizan malah masih berinang pada Allen. Bahkan Allen sendiri sempat bingung akan kehadiran saat Reizan kembali mendatanginya, dan berkata masih ingin bergabung. Entah apa jalan pikirannya, ia senang karena skill Reizan sangat dibutuhkan bagi Allen.

Usai sudah Allen membereskan barang-barangnya, ia pun keluar dan diikuti Felix dan Reizan di belakangnya. Bagaikan seorang boss, mereka bertiga berjalan menuju keluar, ketiganya terlihat angkuh saat berjalan melewati para korban yang sedang digiring menuju truk, suara teriakan dan tangisan yang terdengar seperti musik merdu yang sedang mereka nikmati.

Allen ada di tengah seperti seorang pemimpin, Reizan yang hanya berjalan santai tanpa melirik kanan kiri dengan wajah datarnya. Felix yang berjalan dengan tangan yang tidak lepas dengan putung rokok yang menyala, ia berjalan sambil tersenyum menyapa para Tahanan dan Kelinci, meski terlihat ramah, hal itu justru menakutkan bagi mereka.

"Jangan takut, di sana kalian akan dipekerjakan secara layak... Maybe, ha-ha." ujar Felix yang berhenti di depan para tahanan.

Sesuai dengan keputusan Allen barusan jika mereka akan diperdagangkan ke luar negri secara ilegal. Padahal sebelumnya Rumah Sakit Amerta membuka website dan menjanjikan mereka mendapatkan pekerjaan di luar negri sebagai pekerja migran, namun mereka malah berakhir sebagai calon duplikat untuk kliennya...seperti Nezia.

ILEGAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang