Dia yang hilang, tidak akan bisa kembali. Maka temukanlah.
–Maulana Rifaldi—
Sore itu saat ufuk timur telah menunjukan sirat-sirat warna jingganya, seorang Faldi sedang berjalan menuju tribun lapangan dengan membawa dua cup kopi panas di tangannya. Ia lantas mendudukan diri dan meletakan salah satu cupnya di atas tribun. Seraya menyeruput kopi panasnya, ia memandangi Geano yang sedang memukul bola dengan mengayunkan tongkat besboll di tengah lapangan sana. Pria itu memang sedang menemani Geano melepaskan stresnya.Geano memang memiliki hobi bermain besboll, hal itu sudah ia geluti sejak sekolah menengah dulu. Ia selalu melakukannya saat pikirannya sedang suntuk. Sedangkan Faldi yang juga pikirannya tertuju pada Sita lantaran sudah satu minggu tidak melihat batang hidungnya, rasa khawatir pun muncul. Biasanya saat Faldi sedang gundah, acara olahraga akan membantu menenangkan pikirannya. Oleh karena itu untuk melepas kekhawatirannya, ia pun mencoba mengunjungi lapangan besboll milik khalayak umum, lagi pula Geano sendiri yang mengajaknya.
Geano tersenyum menunjukan deretan giginya saat satu pukulan bola berhasil dilambungkan tinggi-tinggi. Pria itu lantas berbalik menatap temannya yang sedang duduk termenung. Melapas topinya, lalu berjalan mendekati Faldi di tribun.
"Paldi!" panggil Geano ketika berada di depannya.
Dipanggil satu kali tidak menanggapi, juga dua tiga kali karena Faldi masih tetap dengan lamunannya. Hingga akhirnya Geano yang kesal lantas menampar pipi tembam Faldi lumayan keras untuk membuyarkan lamunannya.
"Sakit, Geano! Apa-apaan, hah?!" pekik Faldi seraya memegangi pipi yang kena tampar tadi.
"Lagian dipanggil-panggil gak nyaut! Kenapa sih? Kok ngelamun terus?" tanya Geano.
"A-aku... Lagi mikirin Sita." final Faldi.
"Kamu rindu Sita? Kalian pacaran, ya?" tanya Geano.
"Bukan! Sita hilang!" tangkis Faldi.
Geano lantas membulatkan bola matanya dengan kabar yang diberikan temannya tadi. Geano memang tidak mengenal Sita dengan baik, hanya saja karena wanita itu juga merupakan teman baik Faldi sekaligus pelanggan setia yang selalu berkunjung di kaffenya, membuat Geano ikut khawatir.
"Gimana ceritanya?" tanya Geano setelah mendudukan dirinya di samping Faldi.
Mulanya Faldi melirik kanan-kiri depan-belakang seperti sedang memantau situasi, dan memang tempat itu lumayan sepi, hanya ada beberapa orang saja yang sedang bermain besboll, itupun dengan jarak yang berjauhan.
"Jangan cerita kesiapapun dulu." bisik Faldi yang membuat lawan bicaranya mengangguk serta menelan ludahnya gugup. "Jadi ada rumah sakit yang menjalankan praktik secara ilegal di sekitar daerah sini." Lanjut Faldi masih bicara berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEGAL ✔
ActionNama pria itu Reizan Giedeon (34), seorang dokter yang bekerja keras demi mendapatkan kariernya. Sejak istrinya meninggal bersama anak yang sedang dikandungnya, ia menjadi terpuruk hingga kehilangan jati dirinya. Keserakahan dan dendam mengubahnya m...