Lelah

1.1K 54 0
                                    

Voment dulu yukk jangan jadi sider

Kalau ada typo tolong tandain ya, biar langsung dibenerin <3

~~~

'Seringkali rasa lelah ini singgah, hingga terkadang gue sulit untuk ngendaliin diri gue'

~~~

Disaat semua orang bersenang-senang di hari libur mereka, Alessa malah mendapatkan yang sebaliknya.
Alessa menunduk, menatap kosong kakinya dengan telinga yang senantiasa mendengarkan makian kedua orang tuanya.

"Kamu itu ditinggal kerja bukannya belajar malah keluyuran! Mau jadi apa kamu hah?!" Murka Daren

"Capek-capek Papa kerja buat biayain kamu sekolah Lessa! Tapi apa? Kamu malah membuang waktu percuma dengan pergi jalan-jalan!" Bentaknya

"Pa-"

"Diam! Siapa yang suruh kamu bicara?! Sia-sia Papa sekolahin kamu! Sudah bayar mahal-mahal tapi kelakuan kamu seperti ini! Mending tidak usah sekolah kamu, Lessa!"

Hatinya mencelos mendengar bentakan Daren, air matanya mulai mengalir di pipinya. Sungguh, Alessa sangat membenci hidupnya yang penuh dengan tekanan.

"Punya anak bisanya malu-maluin keluarga!" Bentak Citra dengan amarah yang memuncak

"Ma, Pa. Kalian kenapa sih?! Kalian selalu ngekang Lessa, nuntut Lessa biar bisa sempurna! Lessa capek Pa, Ma. Selama ini Lessa udah turutin kemauan kalian berdua, Lessa bukan robot Pa! Lessa juga butuh liburan seperti remaja pada umumnya!" Sentak Alessa dengan air matanya yang bertambah deras

Plak

Alessa mematung merasakan panas menjalar di pipinya. Hatinya hancur seketika. Pertama kalinya Alessa mendapat tamparan, dan itu dari Papanya sendiri.

"Anak biadab! Berani kamu bentak Papa sama Mama hah?! Harusnya kamu itu contoh Aksa yang diam di rumah belajar!" Bentak Daren

"Mama menyesal! Sangat menyesal sudah ngelahirin kamu, Lessa!" Sentak Citra

"Ma-"

"Diam! Masuk kamar!" Bentak Citra memotong ucapan Alessa

Alessa langsung menaiki tangga menuju kamarnya.
Sedangkan di dapur, seseorang tersenyum miring melihat pertengkaran orang tua dan anak itu.

"Lessa" panggil Aksa lirih

Alessa menghentikan langkahnya saat mendengar panggilan Kakaknya itu. Alessa diam tak menjawab dan tak membalikkan tubuhnya.

"Kamu-"

"Puas? Kak Aksa puas lihat aku dibentak Papa sama Mama? Kak Aksa puas, selalu dibanggain sama Mama, Papa? Puas, lihat aku dibandingin terus sama Kakak?" Tanya Alessa tajam

"Enggak gi-"

"Kakak udah janji sama Lessa, gak akan bilang Mama, Papa kalau Lessa ijin keluar sama teman-teman Lessa. Tapi apa? Sekarang Mama sama Papa tahu kalau Lessa pergi jalan-jalan dan menganggap bahwa Lessa gak pernah belajar!" Teriak Alessa

"Bukan Kakak, Lessa. Kakak gak bilang sama mereka kalau kamu pergi jalan-jalan. Kakak juga kaget saat mereka marahin kamu, tahu kalau kamu pergi jalan-jalan" ucap Aksa berusaha menjelaskan

"Hh bullshit. Lama-lama gue muak sama semua orang yang ada di rumah ini" desis Alessa

"Lessa, tolong ngertiin Mama sama Papa, mereka begitu juga buat kebaikan kamu!" ucap Aksa dengan menaikkan nada suaranya

Alessa membalikkan tubuhnya saat mendengar ucapan Kakaknya itu.

"Lo ngomong gitu, karena lo gak tahu apa yang gue rasain Kak! Lo selalu dapat perhatian lebih dari Mama, Papa! Selalu dipuji, gak pernah dibandingin, gak pernah dibentak, selalu disayang, dan gak pernah dituntut sama Papa, Mama!" Seru Alessa dengan menatap tajam Aksa

ALEZA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang