Vote yuk vote!!
Sebelumnya, makasih buat kalian yang udah ngikutin cerita ALEZA sampai detik ini🙏
Pokoknya luvv buat kaliann❤~~~
'Pada dasarnya, mau sebenci apapun pada orang tua, tidak ada yang namanya mantan orang tua'
~~~Hari ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh siswa siswi, karena hari ini adalah hari penerimaan raport hasil ujian tengah semester. Banyak orang tua dari siswa siswi yang sudah berdatangan dan memasuki kelas anak-anaknya.
Alessa tersenyum getir melihat keakraban teman-temannya dengan orang orang tuanya.
"Pa, Ma, Lessa dapat nilai bagus ujian kali ini"
"Wahh.. hebat anak Papa sama Mama"
Alessa bermonolog membayangkan apa yang diimpikannya selama ini, detik berikutnya gadis itu tersenyum miris
"Andai aja gue bisa kayak gitu.. tapi sayangnya gak akan pernah terjadi" ucapnya dengan menghela napas pelan
Alessa melirik jam yang terpampang di layar ponselnya, menunggu kedatangan sang kakek untuk mengambil raportnya.
"Ini dimana sih kakek? Kok gak ngabarin" gumam gadis itu resah
Ia mengedarkan pandangannya hingga matanya menangkap siluet seseorang yang sangat dikenalinya. Jantung gadis itu seolah berhenti berdetak saat melihat siapa yang datang untuk mengambil raportnya, semua emosi bercampur aduk dalam diri gadis itu.
"Papa.." gumamnya lirih, hatinya bagai tersayat beribu belati, terasa nyeri. Entah mengapa dirinya reflek mengucapkan nama panggilan itu.
Daren berjalan mendekati Alessa yang berdiri mematung dengan tatapan kosong yang mengarah padanya,
"Maaf Papa terlambat, ayo kita masuk" ucap Daren lembut dengan senyum hangatnya
Nyess..
Air matanya sudah tidak terbendung lagi, Alessa tidak bisa menahan air matanya agar tidak menetes saat mendengar penuturan Daren. Sesak memenuhi dadanya mendengar ucapan Daren.
Bohong.
Kakeknya berbohong. Katanya yang akan mengambil raportnya itu kakeknya, Fernand. Tapi apa? Kenapa yang datang Daren, papanya? Atau mantan papa?
Cih, tidak etis sekali!"Hei.. kenapa nangis?" Tanya Daren, tangannya terulur hendak menghapus air mata Alessa.
Namun hal itu terhenti saat Alessa langsung memundurkan tubuhnya, seolah menolak. Gadis itu menundukkan kepalanya dan menghapus air matanya sedikit kasar, lalu kembali menatap Daren dengan tatapan dinginnya.
"Kenapa Anda ke sini?" Tanya Alessa dingin
Daren menahan nafasnya, hatinya sakit bagai tersayat ribuan pisau saat mendengar suara Alessa.
"Tentu saja untuk mengambil raport anak kebanggaan Papa" ucap Daren dengan senyum hangatnya
"Ayo masuk" lanjutnya seraya berjalan masuk ke kelas Alessa. Sedangkan gadis itu menghela nafasnya kasar sebelum mengikuti langkah Daren.
"Selamat ya Alessa, kamu menjadi peringkat pertama kali ini. Pertahankan ya.. dan bapak, tanda tangan di sini" ucap wali kelasnya ramah
Alessa hanya tersenyum seraya mengangguk menanggapi ucapan wali kelasnya itu.
"Oh iya, ada informasi lagi bapak, dua minggu lagi sekolah akan mengadakan camping. Untuk itu, kami dari pihak sekolah meminta persetujuan dari Anda mengenai kegiatan ini" ucap wali kelas itu. Mengapa wali kelasnya meminta izin pada Daren? Ya.. tentu saja, sekolah ini adalah salah satu sekolah milik keluarga Fernand, jadi setiap akan diadakan acara apapun harus disetujui oleh pemiliknya bukan?
![](https://img.wattpad.com/cover/292028780-288-k262203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEZA (END)
Novela JuvenilEND (cerita lengkap) ~~~ "Mau minta tol-" "Gak bisa gue sibuk" "Bentar aja gak bisa ya?" "Gue lagi nemenin Fia. Lo pergi sendiri bisa kan?!" "Ohh Fia lebih penting dari gue ya" ~~~ "Ibarat hukum atom" "Hukum atom?" "Ada saatnya memiliki, dan ada saa...