Maaf guys slow update:((
~~~
Seminggu berlalu, Alessa sudah benar-benar pulih sekarang. Selama itu pula dia menjaga jarak dengan Eza, hubungannya kian merenggang.
Dua Minggu lagi ujian kelulusan, hal itulah yang mampu mengalihkan pikirannya tentang nasib percintaannya yang kurang beruntung. Juga tentang keluarganya.
Alessa memilih fokus pada bisnis cafenya dan nilai ujiannya nanti. Ya, memang gadis itu memiliki cafe yang sangat terkenal terutama dikalangan remaja, hasil dari bisnisnya itu cukup untuk kehidupannya sehari-hari. Inilah alasan dia tidak menggunakan uang yang diberikan Daren dalam bentuk non tunai itu.
Gadis itu menghela nafasnya panjang, saat ini dia berada di balkon apartemennya. Terdapat buku tebal di pangkuannya, serta laptop yang menyala di meja depannya dan beberapa cemilan.
Ingatannya kembali berputar pada percakapannya dengan Ervan di taman waktu itu.
"Cinta gak harus memiliki"
"Titik akhir mencintai adalah merelakan"
Ucapan remaja itu terus terputar di kepalanya akhir-akhir ini. Jika seperti itu, haruskah dia melepaskannya?
"Arghh!! Ruwet banget sih!" Erangnya seraya mengacak rambutnya frustasi.
"Dasar takdir sialan!" Umpatnya. Ya, memang bukan salah takdirnya, tapi biarlah dia mengumpati takdir buruknya.
"Gue kira cuma rumah gue aja yang berantakan, ternyata gue salah, semuanya berantakan" gumamnya seraya menatap gemerlap bintang di atas sana.
"Emang bener, semua berawal dari rumah. Rumah gue aja berantakan gak karuan apalagi yang lainnya" decak gadis itu mengasihani nasibnya sendiri.
Deringan ponsel di sebelah laptop membuyarkan lamunannya, dengan segera Alessa mengangkat panggilan tersebut setelah mengetahui siapa yang menghubunginya.
"Halo, kenapa Din?"
"Maaf mengganggu waktunya nona, saya mau menyampaikan bahwa ada pelanggan yang ingin menemui anda"
"Ada masalah apa?"
"Itu non, Sera tidak sengaja menumpahkan minuman yang dipesan pelanggan itu, dan tumpahannya mengenai baju pelanggan tersebut"
Alessa menghela nafasnya kasar, tangannya memijat pangkal hidungnya. Masalah baru lagi!
"Saya ke sana sekarang"
Setelah mengucapkan itu, Alessa langsung memutuskan sambungan teleponnya.
Fyi, Dina adalah anak dari salah satu bodyguard kakeknya, sebab itulah dia terus memanggilnya dengan sebutan 'nona' padahal Alessa sudah memperingatkannya untuk memanggilnya nama saja karena rata-rata pekerja di cafe miliknya umurnya lebih tua darinya.
Sera, adalah gadis berusia sembilan belas tahun yang pernah ditolongnya saat gadis itu benar-benar berada di posisi paling downnya. Sera gadis yang baik, polos, lemah lembut, sangat jujur, juga ramah. Oleh sebab itu Alessa langsung bergegas menuju cafe miliknya sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan menimpa gadis polos itu.
~~~
AF'CAFE
Alessa segera menghampiri keributan yang terjadi setelah mengecek cctv terlebih dahulu.
"DASAR GADIS MISKIN GAK TAHU DIRI! BAWA MINUMAN SAJA GAK BECUS! MANA PEMILIK CAFE INI YANG KATANYA MEMILIKI PELAYANAN TERBAIK?!"
"M-ma-maaf Bu, saya sungguh tidak sengaja menumpahkannya" entah sudah kali keberapa Sera meminta maaf tetapi terus saja pelanggan itu membentaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALEZA (END)
Teen FictionEND (cerita lengkap) ~~~ "Mau minta tol-" "Gak bisa gue sibuk" "Bentar aja gak bisa ya?" "Gue lagi nemenin Fia. Lo pergi sendiri bisa kan?!" "Ohh Fia lebih penting dari gue ya" ~~~ "Ibarat hukum atom" "Hukum atom?" "Ada saatnya memiliki, dan ada saa...