Donor Darah

900 36 0
                                        

Enjoy sayang<3




~~~

Dor

Dor

Arghh

"LESSAA"

"Impas.. balas budi" gumam Alessa lirih dengan posisi memeluk Eza dari belakang

Satu tembakan yang dilayangkan Revan tepat mengenai punggung Alessa dan satu tembakan yang dilayangkan Aksa tepat mengenai tangan Revan yang memegang pistol.

Eza langsung membalikkan tubuhnya saat merasakan pelukan Alessa melemah,

"Al.." ucap Eza lirih dengan mendekap tubuh gadisnya itu

Tangan Alessa menyentuh lengan Eza yang tergores tadi dengan susah payah,

"Pasti sa-kit.. ma-af.." ucap Alessa terbata dengan suara puraunya, menahan sakit di punggungnya

Eza berusaha menahan darah yang terus keluar dari punggung Alessa. Dia menggeleng pelan,

"Gue mohon tahan ya.." ucap Eza lirih

"Gimana keadaan Fia?" Tanya Alessa berusaha tersenyum

Aksa mendekat ke arah Alessa yang sudah terbaring di pangkuan kekasihnya

Eza terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan Alessa barusan. Semua gara-gara dirinya. Jika ia tidak bertindak gegabah, pasti gadisnya baik-baik saja sekarang.

"Dia.. baik. Maafin gue" jawab Eza dengan gumaman yang masih terdengar oleh Alessa

Gadis itu menggeleng pelan,
"Maka-sih.." Alessa tersenyum kecil sebelum semuanya menjadi gelap

"Al"

"Le"

Ucap Eza dan Aksa panik kala melihat Alessa yang sudah menutup matanya. Sedangkan Ervan hanya diam menatapnya.

Dugh

"Adaww!" Ringis seseorang yang baru saja tiba di sana

"Ini siapa sih yang naruh balok di sini?!" Sewotnya dengan mengelus kakinya yang tersandung balok

"Heh! Malah pada bengong! Itu mobilnya udah di depan, cepat. Keburu abis itu darahnya!" Sewot pemuda itu lagi, Ari.

Sontak, mereka langsung tersadar dari lamunannya dan Eza segera mengangkat Alessa, membawanya ke rumah sakit. Tersisa Ari dan Ervan di ruangan itu,

"Revan mana?" Tanya Ari saat menyadari hanya ada beberapa anak buah Revan yang tumbang di sana

'Shit!'- batin Ervan saat menyadari bahwa Revan telah melarikan diri

"Kabur paling" jawab Ervan dingin seolah tak peduli

"Gobl*k!" Desis Ari menatap Ervan tajam

~~~

Kini, keluarga Alessa juga orang tua Ervan sedang menunggu di depan UGD. Eza dan yang lain sedang berada di ruangan lain guna mengobati luka mereka.

"Mama, Kak Lessa kok gak keluar-keluar?" Tanya seorang bocah laki-laki yang duduk di pangkuan ibunya

"Ca.. Ca.." ucap sang adik, Cia, yang berada di pangkuan ayahnya

"Kak Lessa nya masih bobo di dalam sayang, nanti kalau udah bangun Kak Lessa keluar. Jadi, Deon sama Cia jangan berisik ya, nanti Kak Lessa nya gak bisa bobo" ucap sang ibu, Lita.

Sedangkan Deon mengangguk mengerti mendengar ucapan ibunya itu. Tak lama kemudian, Aksa datang dan berdiri di sebelah Fernand,

"Bagaimana keadaan kamu?" Tanya Fernand datar namun terdengar kelembutan dari nada ucapannya, bagaimanapun juga Aksa adalah cucunya. Tentu Fernand khawatir dengan keadaannya

ALEZA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang