Happy reading!
~~~
'Positive thinking itu perlu, tapi sadar diri nomor satu'
~~~Entah mengapa Eza merasa Alessa seakan menjauhinya setelah kejadian di camping waktu itu. Kejadian dimana gadis itu tiba-tiba menghilang dan tiba-tiba juga berjalan santai menuju area tenda saat yang lain panik mencarinya.
Sekarang Eza berada di parkiran, ia menunggu Alessa datang. Ia yakin bahwa gadis itu belum tiba di sekolah. Mengapa dia tidak berangkat bersama dengan Alessa? Ya, jawabannya adalah karena dia harus menjemput sahabatnya, yang tak lain adalah Fia.
"Za, lo gak bareng sama bu bos?" Tanya Geo yang baru saja sampai di parkiran dengan 'betty' a.k.a motornya.
Eza menggeleng pelan menanggapi pertanyaan dari Geo.
"Gue ya Za, gue kalau jadi lo, gak bakalan gue sia-siain Lessa. Gue heran sama lo. Pacar lo kan Alessa, kenapa prioritas lo jadi Fia?" Ucap Ari saat melihat gelengan pelan Eza.
Eza tak menanggapi ucapan Ari. Remaja itu hanya diam, membuat keenam temannya menghela nafasnya panjang. Ya, Eza tidak sendirian di parkiran itu, dia bersama Sean, Marvel, Zio, Ari, Chiko, dan Geo.
"Lo ngerasa ada yang beda dari bu bos gak sih?" Tanya Chiko membuat kelimanya mengerutkan dahinya, kecuali Eza yang tetap diam.
"Beda gimana maksud lo?" Tanya Zio
"Semenjak kejadian di camping itu, bu bos kayak ngejauh dari pak bos" jelas Chiko seraya melirik Eza.
Tepat sasaran!
Itulah yang dirasakan Eza selama ini.
"Lo ngelakuin kesalahan apalagi kali ini, Za?" Tanya Marvel menatap Eza yang sedari tadi menampilkan raut datarnya.
Eza mengangkat bahunya,
"Mungkin pms" jawabnya mencoba positive thinking. Bisa saja kan, mood gadis itu buruk gara-gara kedatangan tamunya?
"Yakin lo?" Tanya Geo seraya mengangkat sebelah alisnya menatap Eza.
Entah mengapa Eza merasa sedikit tak suka dengan ucapan Geo barusan. Dia menatap tajam Geo yang menatapnya seolah-olah meremehkannya.
Suara deru motor berhasil mengalihkan perhatian ketujuh remaja itu. Motor tersebut berhenti tepat di sebelah motor Zio yang sudah terparkir di sana.
Seorang gadis turun dari jok belakang motor itu, melepas helm yang terpasang apik di kepalanya."Wihhh.. tumbenan lo baru berangkat, Le?" Tanya Ari
"Hehe.. kesiangan gue" jawab gadis itu dengan cengirannya membuat Ari menggelengkan kepalanya.
"Ck, untung gak gue tinggal lo ya" sinis Ervan yang masih berada di atas motornya
"Ishh iya iya gue minta maaf" ucap Alessa seraya mengerucutkan bibirnya
"Besok-besok gak usah nonton lagi lo! Sampai gak tidur gitu, keren lo?" Sinis Ervan, namun terdapat kekhawatiran dalam ucapannya itu.
"Yaelah masa gue gak lanjut nonton episode berikutnya? Gak asik banget gantung gitu" ucap Alessa kesal.
"Lo nangis?" Ucapan Geo mampu membuat Alessa diam, entah itu pertanyaan atau pernyataan.
"Nangis dia lihat peran utamanya mati" sahut Ervan cepat saat melihat keterdiaman sahabatnya itu.
Sedangkan Geo tidak merespon apapun mendengar ucapan Ervan, dia hanya menatap Alessa yang terus mengalihkan pandangannya, menghindari tatapannya.
"Lo-"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALEZA (END)
Teen FictionEND (cerita lengkap) ~~~ "Mau minta tol-" "Gak bisa gue sibuk" "Bentar aja gak bisa ya?" "Gue lagi nemenin Fia. Lo pergi sendiri bisa kan?!" "Ohh Fia lebih penting dari gue ya" ~~~ "Ibarat hukum atom" "Hukum atom?" "Ada saatnya memiliki, dan ada saa...