Bab 24

8.9K 445 23
                                    

SELAMAT MEMBACA ^_^

Jangan lupa vote agar Author semangat update😘

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tegur Kenzo pada Ran yang duduk di depannya yang sudah bermenit - menit terdiam menatapnya dengan dagu yang ditopang dengan tangan.

Ran senyum sendiri membuat Kenzo semakin heran. "Kamu ingin tahu apa yang aku sedang pikirkan?"

Diberikan pertanyaan balik oleh Ran membuat Kenzo sedikit gelagapan. Namun dia mencoba bersikap tenang seperti biasa. Hatinya sudah cukup malu dengan tatapan Ran. Apalagi wanita ini barusan menjawab pertanyaannya dengan ekspresi yang membuat orang penasaran. Dia ingin menjawab 'ya' namun gengsi untuk mengatakannya.

Benar. Kenzo gengsi karena dia tidak pernah meminta Ran bercerita apapun baik itu perasaannya maupun kehidupannya. Selama ini Ran lah yang antusias sendiri menceritakannya.

Seolah tahu isi hati Kenzo, Ran tersenyum. Lalu dia mulai berbicara. "Tiba - tiba saja aku teringat waktu kita kuliah dulu. Saat kita kerja kelompok. Saat itulah kita pertama kali saling berbicara. Apa kamu ingat?"

Kenzo sedikit mengerutkan alisnya dan mencoba mengingat - ingat. "Hm."

"Apakah kamu juga ingat saat kamu mengantarkanku pulang?"

"Hm."

"Aku lega. Ternyata kamu masih mengingat semuanya." Ran tersenyum senang. "Apa kamu tahu bagaimana perasaanku saat itu?"

Kenzo pelan - pelan membenarkan posisi duduknya. Pria itu terlihat jelas ingin mengetahui kelanjutannya.

"Malam itu udara sangat dingin dan gelap. Tapi tiba - tiba kamu datang kepadaku membuatku berpikir bahwa kamu adalah malaikat penyelamatku. Aku merasa hangat dan aman dengan adanya dirimu disampingku." Ran tertawa kecil. "Yah  walau malam itu kamu agak menyebalkan, tapi cara kita berbicara terasa akrab."

Kenzo terdiam. Dia sendiri merasa aneh dengan dirinya saat itu. Entah mengapa kakinya tanpa sadar melangkah menghampiri Ran yang berdiri sendirian di pinggir jalan. Padahal dia merupakan tipe orang tidak pernah peduli dengan sekitar.

"Aku jadi ingin lebih dekat denganmu. Tapi sayangnya setelah kerja kelompok selesai, kamu menjauh. Aku jadi sedih. Padahal aku ingin kamu terus di sisiku karena aku ingin lebih tahu lagi tentang dirimu. Aku ingin kita bisa menjadi teman sungguhan. Tapi ternyata itu tidak terjadi."

Tenggorokan Kenzo terasa kering. Kenapa dia jadi merasa bersalah setelah mendengar faktanya sekarang? Bukannya dulu Ran sudah bahagia dengan Sunny? Apalagi dia merupakan tipe wanita yang mudah bergaul dengan orang lain yang membuatnya memiliki banyak teman, baik pria maupun wanita yang selalu ada di sekelilingnya. Lagipula, dia juga tidak pernah berkata terus terang kalau dia ingin menjadi teman sungguhan dengannya.

"Sekarang kita menikah. Statusmu bukan hanya teman tapi seorang suami. Aku jadi bisa mengenalmu lebih jauh dan berharap kamu terus berada di sisiku. Asalkan kamu tidak beralih dariku, Kenzo. Dan meninggalkanku suatu saat."

Kenzo terdiam memandangi jari Ran yang mengusap lembut punggung tangannya. Entah kenapa hatinya terasa seperti tertusuk sesuatu. Tapi dia juga tidak terima pada bagian akhir ucapan Ran. Bukankah selama ini Ran lah yang ingin meninggalkannya? Ran lah yang selalu mintai cerai padanya. Benar kan?

"Oh iya, aku juga ingat saat kamu memberikanku buku di perpustakaan."

Kenzo mengerutkan alis dan beberapa detik kemudian dia sudah teringat momen yang sedang dibicarakan oleh Ran.

"Aku sungguh terkejut mengapa kamu bisa tahu aku mencari buku itu." Ran lalu menutup mulutnya. "Oh! Apa diam - diam kamu memperhatikanku? Hm? Ya, kan? Benar, kan?"

"Tidak. Saat itu memang suatu kebetulan."

"Tapi aku berpikir itu bukan kebetulan."

"Kenapa?"

"Karena terasa aneh. Padahal aku tidak pernah memberitahumu."

"Terserah. Yang jelas dulu aku tidak pernah memperhatikanmu."

Ran membenarkan dalam hati. Tidak mungkin pria yang awalnya memang cuek padanya lalu tiba - tiba menjadi perhatian. Apalagi saat itu hubungan mereka sudah menjauh kembali.

"Lalu bagaimana kamu bisa tahu?"

"Saat kamu sedang mencari buku itu, aku mendengarmu terus menerus menyebutkan judulnya. Aku bisa mendengar suaramu karena saat itu aku ada di rak sebelah."

"Lalu setelah mendengarnya kamu langsung mencarikannya untukku?" Ran terlihat bersemangat dan hatinya berharap Kenzo mengatakan 'ya'.

"Tidak."

Ran menghela kecewa.

"Awalnya aku berniat untuk meminjam buku itu juga. Tapi setelah mendengar kamu menggunakan buku yang sama, aku jadi tidak tertarik lagi. Lalu aku berikan padamu."

"Dasar. Memang apa salahnya jika kita menggunakan buku yang sama." Ran berbicara pelan sambil mengaduk makanannya. Dia berniat untuk melanjutkan makan malamnya agar cepat selesai karena dirinya lelah setelah seharian bersama Sunny dan Raiden.

Bukan hanya itu. Ran juga merasa tidak enak dengan Kenzo. Dia bersikeras menemani Ran makan. Jika tahu begini, Ran lebih baik mendapat omelan Kenzo karena melewati jam makan lagi dibandingkan menjadi penghambat Kenzo yang pasti sibuk dengan kerjaan kantornya yang super banyak.

***

Keesokan harinya Kenzo berangkat ke kantor setelah sarapan. Seperti biasa, Ran memberikan kecupan singkat di bibir.

"Hati - hati di jalan."

Kenzo hanya mengangguk. Setelah mengambil tasnya dari tangan Ran, dia pergi.

Di perjalanan menuju kantor, ponsel Kenzo tiba - tiba berbunyi. Saat di cek, ternyata ada pesan masuk dari sang kekasih.

Aku merindukanmu. Kapan kita bertemu?

Kenzo menghela nafas. Dia benar - benar lupa dengan Kris. Tapi dia tidak merasa bersalah karena sebelumnya dia sudah bilang pada Kris kalau beberapa hari ini dia ingin fokus kepada Ran dulu. Namun sepertinya Kris sudah tidak sabaran. Bahkan kini ada pesan masuk lagi darinya. Padahal Kenzo belum membalas satu kata pun.

Kenzo berpikir sebentar. Apakah sudah saatnya dia menemui Kris? Apakah akan baik - baik saja jika mereka bertemu kembali? Jika dia bisa akui, dia juga merindukan Kris. Meskipun dua hari ini tanpa disadari dia terlihat mulai tertarik pada Ran, namun itu belum bisa dipastikan sebagai pertanda dia sudah membuka hati untuk wanita itu. Nyatanya, dalam dirinya masih ada perasaan lama yaitu perasaan cintanya terhadap Kris.

Akhirnya Kenzo membalas pesan Kris.

Hari ini jadwalku tidak padat. Mungkin sore sudah selesai.

Tanpa menunggu waktu lama, Kenzo mendapat balasan.

Baguslah. Kita ketemu di cafe biasa. Aku akan menunggumu.

TBC

Maaf part kali ini pendek. Author sedang tidak enak badan dari dua hari lalu. Jadinya pikiran Author tidak bekerja dengan lancar🤧🤧🤧 Sekali lagi maaf ya semua🥺🥺🥺

My Beauty Husband (Sedang Proses Revisi Dan Penamatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang