SELAMAT MEMBACA ^_^
Jangan lupa vote agar Author semangat update 😘
Satu minggu berlalu. Dokter akhirnya mengizinkan Ran pulang. Di rumah, dia dikejutkan dengan kehadiran kedua orang tuanya, mertua dan keluarga kecil Sunny. Mereka berkumpul untuk memberikan kejutan kecil kepada Ran.
"Eh? Mengapa kamu menangis?" Heran Sunny melihat Ran berlinangan air mata.
"Aku hanya terharu. Terima kasih atas kejutannya." Ran menatapi mereka satu per satu.
"Hei jangan terharu dulu. Masih ada kejutan lain." Sunny memutar kepalanya ke belakang untuk memberi isyarat Ran agar melihat ke arah belakangnya.
Ran menurut. Di detik berikutnya dia melotot terkejut melihat kado - kado yang bertumpuk. Dia pun berjalan mendekat. "Ini.. sepertinya kadonya terlalu banyak."
"Itu semua isinya mainan dan baju. Kami belum tahu jenis kelamin si bayi. Jadi kami membeli semuanya." Ucap Papa.
Ran membalikan badan. "Tapi bagaimana jika ternyata bayinya laki - laki? Pasti sayang sekali."
Sunny langsung menjawab. "Yah, berikan saja pada anakmu yang kedua. Siapa tahu berjenis kelamin perempuan."
"Jika tidak?" Polos Ran.
"Jika tidak berarti kamu harus mengadung lagi dan lagi. Pokoknya kamu harus berhasil memiliki anak perempuan."
"Eh? Mengapa?" Ran memiringkan kepala tidak mengerti.
"Agar kadonya tidak sia - sia begitu saja." Ucap Sunny dengan entengnya. "Lagipula, aku yakin orang tua dan mertua mu akan senang jika memiliki banyak cucu." Sunny tersenyum ke arah mereka (orang tua dan mertua Ran).
Bukan hanya mereka saja yang senang, Kenzo pun begitu. Khususnya proses pembuatannya disaat Ran menjerit di bawahnya dengan ekspresi yang sangat seksi membuat nafsunya semakin membara. Sial. Hanya membayangkan, miliknya sudah berdenyut - denyut. Rasanya dia ingin memasuki Ran sekarang juga. Apalagi sudah beberapa hari belakangan dia dan Ran tidak melakukannya lagi. Tapi, dia sadar bahwa Ran sedang hamil. Dia harus menuruti perkataan dokter untuk menahannya hingga kandungannya sudah mencukupi waktunya. Barulah dia diperbolehkan melakukan hubungan seks.
Dari jauh Ran sadar bahwa Kenzo terus melihat ke arahnya. Entah mengapa dia jadi malu setelah Sunny membahas tentang anak.
"Tuan.. Nyonya.. makanan sudah siap." Lapor seorang pembantu yang tiba - tiba datang.
"Ayo kita makan." Ajak Papa kepada semua orang.
***
Setelah acara makan - makan, para orang tua duduk di sofa tengah mulai berbincang tentang rencana untuk sang cucu. Intinya jika sang cucu lahir, mereka akan membawa liburan keliling dunia.
Sedangkan di taman, Ran dan Sunny duduk beralaskan kain layaknya sedang berpiknik. Mereka mengobrol tentang cara mengurusi dan membesarkan anak sambil memperhatikan Kenzo, Taka dan Raiden bermain.
"Sunny.. menurutmu apakah Kenzo lebih menyukai anak laki - laki atau perempuan?" Tanya Ran di sela pembicaraan.
"Entahlah. Aku tidak yakin. Tapi sepertinya Kenzo akan menyukai anaknya jenis kelamin apapun itu."
Ran mengangguk. "Mungkin."
"Oh ya, apakah pria yang bernama Kris itu mengganggu mu lagi?"
Ran menggeleng.
"Syukurlah." Sunny menghela nafas lega.
"Lalu bagaimana dengan Haru? Setahuku hari ini adalah shooting terakhirnya di butik kita."
"Tidak hari ini. Dia sudah menyelesaikan shootingnya kemarin."
"Benarkah?"
"Ya. Sebenarnya jadwal shooting kemarin selesai lebih cepat. Lalu Haru minta agar shooting terakhirnya dimajukan."
"Mengapa?"
"Yang aku dengar, dia ada acara penting hari ini. Semacam acara keluarga gitu."
"Oh.." Ran mengangguk paham.
"Dia bilang padaku bahwa sebenarnya dia ingin menjengukmu di rumah sakit. Tapi dia tidak enak dengan Kenzo."
"Mengapa tidak enak? Memangnya aku dan dia punya hubungan khusus?" Canda Ran.
"Entahlah." Sunny tertawa.
***
Malam hari, Ran berbaring di ranjang dengan piyamanya. Dia sudah siap untuk tidur. Namun dia belum bisa tidur jika tidak ada Kenzo yang memeluknya. Maklumlah, wanita itu semakin manja sejak hamil.
Ran menunggu hingga 10 menit. Namun Kenzo belum keluar dari kamar mandi. Dia pun bangkit dan berjalan ke depan pintu kamar mandi.
"Kenzo? Apakah kamu masih mandi?"
Tidak ada sahutan namun Ran mendengar bunyi shower menyala.
"Jangan terlalu lama mandi malam - malam. Kamu bisa sakit." Lalu Ran kembali ke ranjang.
Di dalam kamar mandi Kenzo kecewa karena tidak mendengar suara Ran lagi. Padahal tadi dia sempat semangat dan mempercepat gerakan tangannya di sepanjang batang miliknya yang sudah membesar dan beberapa kali mengeluarkan cairan mesum. Jika saja Ran terus berbicara, dipastikan dia akan mencapai klimaks. Namun sekarang dia harus mengandalkan bayangannya. Tentu pembaca pasti tahu bayangan yang seperti apa
Setelah selesai, Kenzo membilas tubuhnya dan memakai handuk. Dia pun keluar kamar mandi.
"Ada apa denganmu? Mengapa kamu terlihat ngos - ngosan?" Heran Ran. Dia melihat wajah Kenzo seperti orang yang habis berlari 5 Km.
Kenzo memalingkan wajah menghindari tatapan Ran. "Tidak apa - apa." Dirinya sangat malu jika Ran tahu apa yang sedang dia lakukan di kamar mandi.
TBC
Double up sesuai request kalian. Yuhuu
💃💃💃
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beauty Husband (Sedang Proses Revisi Dan Penamatan)
RomanceMemiliki suami yang tidak percaya akan adanya cinta yang tumbuh dalam kehidupan antar lawan jenis? Bagaimana kelanjutan hubungan ini? Apakah pernikahan yang telah dibangun selama 5 tahun akan kandas? Atau memilih untuk tetap bertahan demi keluarga? ...