Bab 47

10.8K 504 54
                                    

SELAMAT MEMBACA ^_^

Jangan lupa vote agar Author semangat update 😘

[FLASH BACK]

Beberapa bulan kemudian, keluarga Ran diundang makan malam oleh keluarga dari teman bisnis Papa. Betapa kagetnya Ran ternyata Kenzo merupakan anak dari keluarga itu. Alhasil sepanjang makan Ran sangat merasa tidak nyaman. Apalagi dia belum bisa melupakan kejadian menyakitkannya dengan Kenzo.

"Inikah Ranya anak kalian?" Tanya Papa Kenzo yang dijawab dengan anggukan dari Papa.

"Ranya sungguh terlihat sangat cantik. Sama seperti ibunya." Puji Mama Kenzo. "Iya kan Kenzo?"

Ran diam - diam melirik ke arah Kenzo karena ingin tahu seperti apa responnya.

"Ya benar." Kenzo menjawabnya dengan ramah. Namun tatapan matanya sangat dingin saat dia menoleh ke arah Ran.

"Kalau begitu, saya izin ke toilet sebentar." Kenzo bangkit dari duduknya dan keluar ruangan.

Ran mencengkram ujung gaunnya. Dia sungguh sedih. Hatinya merasa bahwa Kenzo sungguh membenci dirinya.

"Berhubung mereka sudah saling kenal. Bagaimana jika kita langsung membahas hal serius?" Ucap Papa Kenzo.

***

Di sebuah ruangan terpisah, Papa dan Mama mencoba meyakinkan sang anak untuk menerima perjodohan nya dengan Kenzo.

"Apa? Aku dan Kenzo akan menikah? Bulan depan?" Ran tidak habis pikir dengan rencana kedua orang tuanya bersama keluarga Kenzo.

"Ya, sayang. Tanggal dan tempatnya sudah ditentukan." Ucap Mama.

"Lagipula, Kenzo merupakan anak yang baik. Kamu jangan khawatir. Kami sudah memastikan itu." Ucap Papa.

Baik? Kata mereka baik? Ran menghela nafas. "Ma, Pa.. kalian tidak tahu Kenzo yang sebenarnya. Dia tidak sebaik yang kalian pikirkan."

"Tidak baik bagaimana? Coba kamu ceritakan."

Ran menjadi ragu atas permintaan Papa. Tidak mungkin dia bercerita kisah kelam nya saat ditolak oleh Kenzo. Sungguh memalukan jika kedua orang tuanya tahu. "Po..pokoknya dia tidak baik, Ma, Pa. Aku tidak bisa menceritakan detail nya kepada kalian."

"Tapi kamu tidak bisa menolak pernikahan ini."

"Apa? Mengapa?"

"Undangan sudah disebar ke semua orang. Jika kita membatalkannya, nama baik kita akan tercoreng."

"Ya ampun." Ran menyibakan rambutnya. Dia sungguh tidak habis pikir dengan kedua orang tuanya. Bisa - bisanya mereka menyebar undangan pernikahan tanpa persetujuan darinya.

"Maka dari itu, terima pernikahan ini. Papa mohon, Ranya."

"Apa kalian tidak memikirkan ku? Tidak memikirkan masa depanku?"

"Kami tahu. Kamu masih kuliah dan masa depan yang belum tercapai." Ucap Mama.

"Lalu mengapa kalian tega? Apa kalian tidak menyayangiku lagi?"

My Beauty Husband (Sedang Proses Revisi Dan Penamatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang