SELAMAT MEMBACA ^_^
Jangan lupa vote agar Author semangat update😘
Hari yang dinantikan pun tiba. Akhirnya Ran dan Kenzo sampai di Paris. Di pintu keluar bandara mereka berdua disambut oleh sosok wanita yang berusia sekitar 35 tahunan yang berkacamata.
"Anda Tuan Kenzo dan Nyonya Ran?" Tanyanya dalam Bahasa Perancis.
"Benar." Jawab Kenzo.
Wanita berkacamata itu mengulurkan tangannya. "Saya Essie yang akan menemani perjalanan Tuan Kenzo dan Nyonya Ran selama disini."
Kenzo menerima jabatan tangan Essie. Sedangkan Ran hanya memberikan senyuman ramah.
"Kalau begitu, mari. Mobil sudah ada di lobby."
Kenzo dan Ran mengikuti Essie dari belakang menuju lobby bandara. Disana terparkirlah mobil sedan hitam yang sangat mewah. Tentu saja itu mobil yang disediakan oleh perusahaan travel untuk kedua pasangan ini selama berada di Paris.
Essie membuka pintu belakang dan mempersilahkan pasangan itu masuk. "Silahkan Tuan Nyonya.."
Setelah pasangan itu masuk, dengan segera Essie dibantu sang supir memasukan koper - koper milik mereka.
"Mereka sangat profesional sekali, bukan?" Kagum Ran dari dalam mobil melihat kesigapan dua orang Perancis itu.
"Jika mereka tidak profesional mereka tidak mungkin dipekerjakan di perusahaan travel ini."
Ran sedikit kesal. Sejak di pesawat Kenzo selalu berbicara dingin padanya. Padahal mereka sedang liburan. "Ck. Kau. Bisakah berbicara sedikit hangat kepadaku? Ini liburan kita. Aku tidak ingin merusaknya karena sikapmu yang membuat mood ku menurun."
Mendengar tidak ada jawaban, Ran menengok cepat ke arah Kenzo. Lalu dia mencubit pinggang Kenzo.
"Ah! Ran!!" Keluh Kenzo kesakitan.
"Mengapa tidak menjawab? Apa kamu pura - pura tidak mendengarku, hah?"
"Ah! Aku dengar. Baiklah baiklah. Jangan cubit lagi. Sakit Ran." Kenzo berusaha melindungi diri dari serangan Ran.
Ran berhenti. "Awas aja jika kamu bersikap dingin lagi." Lalu Ran memalingkan wajah.
Kenzo menghela nafas. Dia berusaha untuk tidak emosi. Lebih baik dia menurut saja dengan Ran. Dia juga ingin menikmati masa libur dengan damai dan tenang.
Lalu sang supir dan Essie masuk. Mereka duduk di kursi depan. Melihat itu, Ran dan Kenzo langsung membenarkan posisi duduk.
"Sekarang kita akan berangkat ke hotel XXX Tuan.. Nyonya.." Ucap Essie memberitahu kedua penumpang. Kemudian dia mengisyaratkan sang supir untuk melajukan mobil.
***
Selama perjalanan, Ran terkagum melihat pemandangan kota Paris dari kaca jendela. Lalu dia mengeluarkan ponselnya dan mulai merekam video. "Wah...inikah yang namanya Paris?"
Kenzo yang menutup matanya sambil senderan ke belakang bisa mendengar gumaman Ran meskipun terdengar kecil. Tapi dia tidak tertarik untuk merespon. Perjalanan kesini sudah sangat melelahkan baginya. Lagipula, dia sudah pernah datang ke Paris beberapa kali saat ada pertemuan bisnis.
"Wah ada anak anjing. Lucunya." Ran terus menerus berkomentar sambil merekam di sepanjang jalan. Sungguh dia terlihat norak sekali.
***
Setelah 20 menit, mobil tiba di hotel tujuan. Sang petugas hotel dengan cepat membantu menurunkan koper di bagasi mobil bersama sang supir. Sedangkan Essie mengajak Ran dan Kenzo masuk ke lobby dan melakukan cek in hotel.
TING. Lift tiba di lantai 7. Lalu Ran dan Kenzo mengikuti di belakang Essie menuju kamar mereka.
"Ini kamarnya Tuan, Nyonya.." Kemudian Essie menempelkan kartu hotel ke pintu dan terbukalah kuncinya. "Silahkan masuk."
Di dalam, Ran terkagum dengan kamar mereka yang sangat besar dan mewah. Dengan norak nya dia menyusuri setiap sudut kamar. "Wah.. ini.. sungguh.. luar biasa." Menurutnya ini sama sekali tidak terlihat seperti hotel. Kamar ini lebih mirip seperti apartemen di negaranya. Semua yang ada di dalam kamar sangat lengkap.
Essie tersenyum melihat Ran. Meskipun dia tidak mengerti dengan bahasa yang digunakan Ran, namun dia bisa tahu wanita itu sedang terkagum dan mengeluarkan kata - kata pujian terhadap kamarnya.
Lalu terdengar langkah sepatu mendekat diiringi dengan bunyi trolley pengangkut barang. Ternyata sang pegawai hotel datang membawa koper - koper milik Ran dan Kenzo.
"Kopernya ingin ditaruh dimana, Tuan?" Tanyanya sopan.
"Disana saja." Kenzo menunjuk sudut ruangan. Dengan cepat, sang pegawai menurunkan semua koper dan menjejerkannya di tempat yang Kenzo maksud.
"Oh ya, Tuan. Untuk makan siangnya sebentar lagi akan diantarkan." Essie memberitahu Kenzo. Dia sudah sangat hafal dengan jadwal di hotel tersebut.
"Baiklah."
"Lalu ini kartunya, Tuan. Silahkan." Essie menyerahkan kartu kamar ke Kenzo. "Kalau begitu, saya permisi. Jika ada sesuatu yang Anda dan Nyonya butuhkan, bisa hubungi nomor saya."
"Ya. Terima kasih sudah membantu kami."
"Sama - sama, Tuan. Selamat beristirahat." Setelah pamit Essie keluar dan menutup pintu kamar dengan perlahan.
Kenzo berjalan ke jendela dan membuka gordennya. Lalu dia dikejutkan dengan suara Ran yang tiba - tiba muncul dari arah kamar mandi. Rupanya wanita itu menyusuri kamar hingga ke kamar mandi. Pantas saja Kenzo tidak melihat keberadaannya di sisinya hingga Essie berpamitan pergi tanpa sosok Ran.
"Oh! Apakah... apakah itu Menara Eiffel?" Ran berjalan cepat dan menempelkan keningnya ke kaca untuk memastikan. "Benar. Itu Menara Eiffel. Aku tidak salah lihat." Ran kesenengan. Akhirnya dia bisa melihat menara yang terkenal itu secara langsung. Apalagi hotelnya dekat dengan menara itu jadi dia bisa melihatnya setiap hari.
"Bagusnya~"
Kenzo berdiri di samping Ran. "Lebih bagus lagi saat kita melihatnya saat malam hari."
Ran menengok. "Benarkah?"
"Hm."
"Aku jadi tidak sabar melihatnya di malam hari." Ucap Ran dengan semangat. Lalu dia kembali menatap Menara Eiffel.
Melihat fokus Ran teralihkan, Kenzo berbalik dan mulai membuka kancing kemejanya sambil berjalan ke arah kamar mandi. "Kalau begitu aku mandi duluan."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beauty Husband (Sedang Proses Revisi Dan Penamatan)
Lãng mạnMemiliki suami yang tidak percaya akan adanya cinta yang tumbuh dalam kehidupan antar lawan jenis? Bagaimana kelanjutan hubungan ini? Apakah pernikahan yang telah dibangun selama 5 tahun akan kandas? Atau memilih untuk tetap bertahan demi keluarga? ...