Bab 30

9.1K 483 16
                                    

SELAMAT MEMBACA ^_^

Jangan lupa vote agar Author semangat update😘

Di ruangannya, terlihat Kenzo dan Mina sedang membicarakan pekerjaan. Lalu TOK TOK TOK. Seseorang mengetuk pintu dan masuk. Spontan Kenzo langsung menoleh. "Maaf, Tuan. Ada Nyonya Ran." Selena mempersilahkan Ran masuk.

"Hai, Kenzo." Ran menyapa sang suami sambil mendekat.

"Mengapa kamu kesini?"

"Apa pekerjaanmu sudah selesai?" Ran balik bertanya.

"Hm. Sudah."

"Kalau begitu ayo kita makan siang di luar."

"Di luar?" Kenzo melirik ke tangan Ran. Tidak ada yang dibawa oleh wanita itu. Tumben sekali, batinnya. Biasanya sang istri selalu membawakan bekal makan siang ke kantor. Namun kali ini tidak. Malah dia mengajak makan siang di luar.

Ran hanya mengangguk.

"Baiklah."

***

Saat tiba di restaurant, mereka duduk berhadapan dan langsung memesan makanan. Tidak lama setelah itu, makanan pun datang.

"Selamat makan~" Setelah itu Ran melahap makanan nya. Kenzo pun ikut.

"Enak?"

Kenzo mengangguk pelan. "Tapi mengapa kamu tiba - tiba mengajak ku kesini?"

"Aku hanya ingin mengajakmu merasakan suasana baru."

"Suasana baru?" Kenzo memiringkan kepalanya.

"Hm. Lihatlah pemandangan di sekitar kita. Indah bukan?"

Kenzo melihat sekelilingnya. Dia baru menyadari bahwa restoran tersebut adalah restauran terbuka yang memiliki taman bunga di sekitarnya.

Ran menggenggam tangan kiri Kenzo. "Aku harap perasaan mu jauh lebih tenang. Jangan pikirkan masalah kemarin lagi. Mengerti?"

Kenzo hanya tersenyum kecil. Dia masih belum yakin pada dirinya apakah dia bisa melupakan Kris secepat itu atau tidak.

Ran tahu dengan melihat ekspresi wajah Kenzo. Pria itu masih ragu. Ran paham. Tidak mungkin Kenzo bisa cepat melupakan Kris. Hatinya menjadi terluka. Namun dia berusaha untuk kuat.

Ran merogoh tasnya dan mengeluarkan ponsel. "Oh iya, tadi pagi Sunny mengirim foto - fotonya sedang berlibur bersama Kak Taka dan Raiden di Hawaii. Lihatlah."

Kenzo baru tahu. Pantas saja Ran akhir - akhir ini setiap dia pulang tidak bercerita lagi tentang Sunny. Rupanya sahabatnya itu sedang berlibur dengan keluarga kecilnya.

Ran memperbesar wajah Raiden. "Lihatlah senyum Raiden. Sungguh menggemaskan. Dia pasti merasa senang disana."

Kemudian Ran menggeser layar. "Lihat yang ini. Raiden saat bermain pasir di pantai. Lucu sekali."

"Lihat juga yang ini. Raiden berenang bersama Kak Taka. Menggemaskan sekali melihat mereka berdua."

Kenzo memperhatikan seluruh foto yang Ran tunjukan dengan penuh perhatian sambil mendengar komentar - komentar Ran. Lalu matanya beralih memandang wajah sang istri. Dia bisa melihat wajah Ran ikut bahagia meski kebahagiaan itu bukan miliknya.

"Kenzo.... bagaimana kalau kita liburan juga?" Tiba - tiba saja Ran memberi usul di akhir.

"Kamu ingin?"

Ran mengangguk cepat. "Apakah kamu setuju?"

Kenzo berpikir sebentar. Ide Ran sangat bagus baginya. Jika boleh jujur, Kenzo cukup penat di kantor. Dia selalu merasa stress ketika melihat tumpukan pekerjaan di atas mejanya. Dia selalu berharap jika saja ada waktu luang untuk berisirahat sejenak. Mungkin inilah saatnya.

"Jika kamu tidak setuju, tidak masalah. Mungkin lain kali." Ran menjadi pesimis melihat Kenzo yang diam. Dia berpikir mungkin pria itu sangat sibuk sehingga tidak bisa meninggalkan pekerjaan nya.

"Baiklah. Ayo kita pergi berlibur."

Mata Ran membulat. Dia tidak menyangka Kenzo menyetujuinya. "Jadi... kamu setuju?"

Kenzo mengangguk.

"Sungguh?"

"Ya."

"Sebentar. Bagaimana dengan pekerjaan di kantor? Maksudku, jika kamu sibuk jangan dipaksakan."

"Aku bisa menyerahkannya pada Mina."

Ran tersenyum senang. Akhirnya impian berlibur bersama sang suami tercapai. Selama ini mereka tidak pernah liburan berdua. Bahkan tidak ada bulan madu saat mereka baru menikah. Karena yang kita semua tahu bahwa mereka menikah saat masih kuliah. Apalagi saat itu adalah masa - masa dimana mereka berdua sibuk mempersiapkan skripsi.

"Memangnya kamu ingin berlibur kemana?"

"Hmm...." Ran berpikir sejenak. Sejujurnya ada satu tempat yang menjadi targetnya. Tapi dia tidak yakin apakah Kenzo akan setuju. "Bagaimana kalau ke..... Paris?"

"Paris? Mengapa kamu ingin kesana?"

"Mungkin karena disana ada banyak tempat bagus."

"Bagaimana kamu tahu?"

"Aku sering membaca blog orang - orang di internet. Mereka bilang Paris adalah tempat yang paling cocok dikunjungi untuk pasangan. Selain tempatnya bagus, suasana disana juga romantis."

"Lalu apa kamu mengerti bahasa mereka? Kamu tidak takut kita akan kesulitan disana?"

"Jangan khawatir. Aku sedikit - sedikit bisa berbahasa Perancis."

Kenzo tertawa kecil. "Bahasa Perancis, ya?"

Mata Ran meredup. Dia tahu Kenzo kini sedang mengejek dirinya. "Aish. Apa kamu meremehkan ku? Ya. Aku tahu Bahasa Perancis ku jauh dibawah dibandingkan dengan mu."

Kenzo masih tertawa. Bukan karena mengejek Ran, tapi dia merasa lucu melihat sifat percaya diri Ran yang sangat tinggi.

"Hei Kenzo. Berhentilah tertawa. Kamu sungguh senang sekali ya mengejek orang." Ran memanyunkan mulutnya.

"AHAHAHAHA" Kenzo tidak berhenti. Bahkan tawanya kini terdengar keras. Aneh. Sudah lama sekali dia tidak tertawa lepas seperti ini. Rasanya sungguh bahagia.

Ran melipat kedua tangannya dan mengalihkan pandangan. Kini dia terlihat mengambek seperti anak kecil. Tapi saat dia pikir - pikir lebih lanjut, suasana ini sungguh beda. Tidak seperti biasanya yang dingin dan canggung. Apakah sudah saatnya awal yang baru dimulai? Apakah ini pertanda mereka akan mulai hidup bahagia?

Setelah puas tertawa, akhirnya Kenzo memberikan keputusan. "Baiklah aku setuju. Kita libur ke Paris."

TBC

My Beauty Husband (Sedang Proses Revisi Dan Penamatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang