Bab 65

5.5K 338 29
                                    

SELAMAT MEMBACA ^_^

Jangan lupa vote agar Author semangat update 😘

BRAK! Pintu terbuka secara paksa. Orang - orang yang sedang rapat di dalamnya langsung terkaget, termasuk Kris yang duduk di kursi kebesarannya.

"Kak Harry! Kau..."

BUGH! Sebuah pukulan keras tepat mengenai tulang pipinya. Orang - orang yang melihat langsung menjerit dan menutup wajah mereka.

"Kau sungguh gila! Bisa - bisanya kau tega melakukan itu."

Kris memutarkan matanya menatap Harry dengan bengis. "Kau sungguh tidak punya sopan santun! Datang ke kantor orang dan membuat keributan. Apa mau mu sebenarnya?"

Harry mengeluarkan ponselnya dan mengarahkan layarnya tepat di depan wajah Kris.

"Ini ulahmu, kan? Jawab!!"

Kris tersenyum miring. Ternyata kakaknya ini mengamuk karena artikel yang sedang ramai di internet. Tidak lain adalah berita tentang seorang mantan CEO perusahaan XXX yang baru menjalani sidang hari ini. Tuan Eren. Ayah dari Ranya Eren.

"Lalu apa masalahnya bagimu?"

Harry mencengkram kerah kemeja yang dipakai Kris dengan mata melotot.

"Apa masalahnya kau bilang?!! Orang itu terancam hukuman mati!!! Bagaimana perasaan keluarganya sekarang?!! Apalagi anak perempuannya sedang mengandung. Dimana hati nuranimu, hah?!!"

Me..mengandung? Ranya mengandung anak Kenzo? Nafas Kris memburu. Dia sangat syok. Itu tidak mungkin terjadi. Kenzo telah melakukan pemandulan terhadap spermanya. Dan Kris menyaksikannya sendiri di rumah sakit.

"Mengapa diam saja? Jawab aku! HEI KRIS!!!"

Kris pergi begitu saja dari ruangan. Dia berniat menemui Kenzo sekarang untuk memastikan bahwa benih yang membuahi telur Ran bukan berasal dari benih Kenzo. Tentu saja bukan. Dipikir dengan akal sehat pun, tidak mungkin seorang pria yang sudah dinyatakan mandul bisa membuahi seorang wanita. Kecuali Kenzo diam - diam menyuntikkan sperma pria lain ke dalam rahim Ran dan berlagak mengaku anak yang dikandung Ran merupakan darah dagingnya sendiri.

Kris tersenyum tipis. Jika itu terjadi, maka jalan untuk memisahkan Kenzo dengan Ran semakin mudah.

***

Setelah keluar dari ruang sidang, Ran meminta kepada Kenzo untuk menemani Mama sebentar di rumah. Dia merasa kasihan dengan ibunya. Sejak Papa di penjara, Mama jadi kesepian di rumah. Apalagi sebulan ini Ran enggan menemui ibunya karena hubungan mereka yang merenggang akibat kekecewaan Ran terhadap ibunya yang merahasiakan tentang Papa. Jadi sekarang dia berniat ingin menyembuhkan hubungan mereka.

"Apakah Papa dan Mama boleh ikut?" Tanya Papa Kenzo. Dia dan sang istri ingin menghibur besannya ini. "Tenang saja. Papa dan Mama hari ini memiliki waktu luang."

"Tentu saja. Aku yakin Mama pasti senang jika rumah kembali ramai." Ran menoleh ke arah Mama dan tersenyum. "Iya, kan Ma?"

"Mengapa Tuan dan Nyonya Delfen harus meminta izin seperti itu? Tentu saja boleh. Rumah keluarga Eren selalu terbuka lebar untuk kalian." jawab Mama dengan nada ceria meskipun dia baru selesai menangis. Dia tidak ingin terlarut pada kesedihan. Dia tidak ingin seluruh keluarga khawatir.

Papa Kenzo tertawa. "Baiklah. Ayo kita berangkat sekarang."

***

"Apa yang sedang kamu buat?" Tanya Kenzo lembut sambil memeluk Ran dari belakang.

"Hm? Mengapa kamu kesini?" Heran Ran tanpa menoleh. Kedua tangannya sibuk membuat adonan kue.

"Aku hanya ingin tahu apa yang sedang kamu lakukan."

"Sana. Kembalilah."

"Jadi kamu mengusirku?"

"Bukan begitu. Tapi bukankah kamu dan para orang tua sedang membahas pengajuan banding untuk Papa?"

"Sudah selesai. Sekarang mereka sedang jalan - jalan sore di luar."

"Jalan - jalan sore? Jadi mereka tidak ada di rumah?"

"Ya. Sambil menunggu kue buatanmu matang, aku menyarankan mereka untuk jalan - jalan sebentar. Lagipula, suasana sore hari sangat bagus untuk mood orang tua."

"Ohh.."

Lalu keheningan terjadi sekitar 5 menit.

"Kenzo.. kamu lebih suka anak perempuan atau laki - laki?"

"Apapun itu. Asalkan ibunya adalah kamu."

Ran senyum sendiri.

"Aku senang melihatmu tersenyum seperti itu. Sangat cantik."

"Benarkah?"

Kenzo mengangguk.

"Seberapa cantiknya?"

"Sangat sangat sangat."

"Apakah kamu bangga memiliki ku?"

"Tentu saja."

"Kalau begitu berikan aku sebuah ciuman."

Kenzo menolehkan kepala Ran sedikit dan dia mencium bibirnya dari belakang. "Bagaimana?"

"Entahlah. Aku belum bisa memastikan. Coba cium aku lagi."

Kenzo kembali menciumnya dari belakang.

"Hmmm..." Ran berpura - pura berpikir. "Sangat manis. Apakah kamu baru saja makan permen?"

"Ya. Permen nya berbentuk bibir."

Ran tertawa kecil. Kemudian dia berbalik dan kedua tangannya dilingkarkan di leher Kenzo. Kemudian bibirnya menyambar bibir Kenzo dan membawanya pada ciuman yang dalam. Pada saat yang sama, Pak Yu masuk dan menemukan mereka di dapur.

"Tuan Kenzo..."

Sontak Ran membuka matanya dan mendorong Kenzo menjauh. Dia malu jika Pak Yu melihat mereka bermesraan. Padahal Pak Yu sudah melihatnya sejak beberapa detik yang lalu.

Kenzo membenarkan mulutnya yang penuh dengan air liur Ran. "Ada apa?"

"Tuan dan Nyonya memanggil Anda."

"Eh? Bukankah mereka sedang berjalan - jalan?"

"Tuan dan Nyonya ingin mengadakan pesta teh di kebun. Jadi mereka meminta Anda untuk membeli sesuatu."

Kenzo segera datang, diikuti oleh sang supir di belakangnya.

TBC

My Beauty Husband (Sedang Proses Revisi Dan Penamatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang