Bab 48

5.5K 328 1
                                    

SELAMAT MEMBACA ^_^

Jangan lupa vote agar Author semangat update 😘

[FLASH BACK]

Setelah mandi, Ran bersiap - siap tidur. Namun dia mendapat panggilan dari telepon hotel bahwa ada barang miliknya yang tertinggal di lobby. Ran memutuskan untuk mengambilnya sendiri daripada barang tersebut diantarkan oleh pegawai.

Setelah selesai mengambil barangnya di lobby, Ran bergegas kembali ke kamar. Namun saat dia hendak menaiki lift, matanya tidak sengaja melirik ke arah pintu kaca menuju taman hotel. Dia melihat sosok Kenzo sedang bersama seorang pria. Yang membuat Ran heran, mengapa Kenzo menunduk dengan ekspresi wajah yang menyedihkan? Apakah terjadi masalah dengannya?

Ran terus memperhatikan keduanya. Namun yang membuat dia terkejut adalah saat Kenzo meraih kedua tangan pria itu dan menempelkannya di pipi dan mencium telapak tangannya sambil menangis. Lalu pria dihadapannya melepaskan tangannya dan melangkah mundur. Pria itu membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu dengan kekecewaan yang terlihat jelas di wajahnya.

Ran segera mencari tempat persembunyian saat melihat pria itu berjalan masuk melalui pintu kaca.

"Leon!!"

Kenzo melangkahkan kaki dengan cepat lalu dia meraih lengan pria yang dikejarnya. "Aku mohon.. jangan tinggalkan aku."

Pria bernama Leon itu membalikkan tubuhnya dan menatap Kenzo sebentar sebelum air matanya mengalir di pipi. "Aku kira kamu cukup mengerti dengan perasaanku. Tapi nyatanya tidak."

"Aku sungguh minta maaf. Aku terpaksa menerima pernikahan ini."

"Tapi kamu sudah berjanji, Kenzo. Kamu berjanji bahwa kamu tidak akan menikahi wanita manapun."

"Aku tahu. Aku sungguh menyesal. Tapi aku tidak bisa berbuat banyak."

Leon terdiam.

"Aku mohon kepadamu. Berikanlah aku kesempatan sekali lagi. Aku sungguh sangat mencintaimu. Aku tidak ingin kehilangan dirimu."

"Mustahil. Kamu sudah menikah sekarang. Seiring berjalannya waktu, kamu pasti mulai mencintai istrimu."

"Tidak. Aku pastikan itu tidak akan terjadi." Lalu Kenzo meraih kedua tangan Leon. "Aku berjanji."

Karena melihat keyakinan Kenzo yang begitu besar, akhirnya Leon setuju. Dia memberikan Kenzo kesempatan kedua.

"Terima kasih." Kenzo langsung memeluknya dengan erat. Namun Leon mendorong tubuhnya sedikit dan meraih dagu Kenzo. Mereka berdua pun berciuman dengan mesra.

"Apa yang kalian... lakukan?"

Mendengar suara wanita, kedua pria itu melepaskan ciuman mereka dan saling terkejut melihat sosok Ran yang datang entah darimana.

"Mengapa kamu ada disini?"

Sambil menyeka air mata, Ran menjawab. "Seharusnya aku yang bertanya, Kenzo. Apa yang kalian lakukan tadi? Apakah kalian...."

Ran menggigit bibir. Tidak mungkin, bukan? Kenzo bukanlah pria yang seperti itu. Ran mencoba menyangkal pikiran negatif yang memenuhi kepalanya.

"Memangnya tidak boleh? Leon adalah kekasihku."

Kekasih? Jadi... Kenzo adalah seorang gay? Ran perlahan melangkah mundur dan menggeleng. "Tidak. Ini pasti mimpi." Lalu pandangan Ran mengabur dan dia jatuh pingsan. Dirinya sangat syok mengetahui fakta bahwa pria yang dinikahinya adalah seorang gay.

***

Ran membuka kedua mata perlahan. Dia bangkit duduk dan memutarkan bola matanya. "Mengapa aku tiba - tiba ada di kamar?"

Ran memijat kepalanya dan mencoba mengingat - ingat. Seketika matanya bergetar menahan sedih.

"Tidak mungkin. Pasti ini aku telah salahpaham. Kenzo bukanlah pria gay." Ran menggelengkan kepala. Dirinya masih belum bisa menerima kenyataan.

"Sudah siuman?" Kenzo mendekat dengan kedua tangan dimasukan ke kantong celananya.

Ran pun mengangkat kepala dan menatap Kenzo yang sangat dingin itu.

"Kini kamu sudah tahu semuanya. Aku hanya ingin mengatakan satu hal."

Kenzo mendekatkan mulutnya ke telinga Ran dan berbicara dengan penuh penekanan. "Aku tidak akan pernah memandangimu sebagai wanita. Jadi, jangan mengharapkan sesuatu yang mustahil."

DEG. Perasaan Ran sungguh hancur setelah mendengarnya. Dengan perasaan kecewa, dia menatap punggung Kenzo yang mulai menghilang ke balik pintu. Entah ingin kemana.

"Bagaimana?" Tanya Leon yang rupanya daritadi berdiri di depan pintu menunggu Kenzo keluar.

"Dia sudah siuman. Kita bisa pergi sekarang."

***

Bagi pasangan yang baru menikah, malam pertama adalah malam yang sangat indah. Namun tidak bagi Ran. Malam pertamanya itu adalah malam yang paling buruk di kehidupannya. Bahkan dia sangat ingin melupakan malam tersebut dimana dia menghabiskannya dengan menangis sendirian hingga tertidur karena kelelahan.

Saat Ran terbangun keesokan harinya, dia mendapati Kenzo yang duduk di sofa menatapnya dengan dingin.

"Bersiaplah. Kita harus pulang sekarang." Lalu Kenzo bangkit dan berjalan ke pintu. Namun langkahnya terhenti saat mendengar Ran berbicara.

"Kemana dirimu semalam?" Mata Ran berkaca - kaca.

Tanpa membalikan tubuh, Kenzo menjawab. "Apakah aku harus memberitahumu?"

"Ya. Karena aku istrimu."

"Tapi aku tidak pernah menginginkanmu. Kamu hanyalah sebatas istri di atas kertas." Kenzo meraih menekan gagang pintu dan pergi.

Ran menutup wajahnya dan kembali menangis. Dan sejak itulah, kehidupan rumah tangga yang tidak bahagia dimulai. Apalagi sikap Kenzo mulai berubah. Baik di kampus ataupun di rumah, Kenzo memberikan batasan - batasan tertentu kepada Ran seperti melarang mencampuri urusan pribadi, tidak berbicara hal yang tidak penting, dan menjaga jarak saat sedang berdua.

TBC

Maaf karena sudah membuat para pembaca menunggu lama. Nah sekarang, Author akan triple update💃 yuhuuuu..

My Beauty Husband (Sedang Proses Revisi Dan Penamatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang