SELAMAT MEMBACA ^_^
Jangan lupa vote agar Author semangat update😘
[FLASH BACK]
Kenzo baru saja selesai mandi. Dia keluar dengan baju handuk yang di bagian dadanya sedikit terbuka. Saat ingin mengambil piyama di lemari, tiba - tiba ponselnya bergetar di atas meja. Dia pun langsung meraihnya.
Alis Kenzo mengkerut melihat layar ponsel. Terpampang jelas nama sang istri disana. Hatinya pun bertanya - tanya. Akhirnya dia memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.
"Hallo?"
"Hallo, selamat malam, Tuan. Apakah Anda yang bernama Kenzo?" Terdengar suara pria disertai suara musik yang samar - samar yang membuat Kenzo curiga.
"Ya, benar. Ada apa?"
"Istri Anda yang bernama Ranya terus menerus memanggil Anda. Sepertinya istri Anda mabuk berat."
"Mabuk?" Kenzo memiringkan kepalanya. Dia tidak menyangka Ran berani pergi ke club malam. "Beritahu alamatnya. Saya akan kesana sekarang."
"Baik, Tuan."
Kenzo segera memutuskan panggilan dan berganti pakaian.
***
Di club, terlihat Ran yang terkulai lemas di meja bar. Lalu seorang pegawai menyodorkan ponselnya ke tangan Ran.
"Nyonya.. saya sudah menghubungi suami Anda. Sepertinya sebentar lagi dia akan menjemputmu." Ucapnya dengan suara yang sedikit dikeraskan akibat takut jika Ran tidak mendengar suaranya karena kalah dengan volume musik.
Ran membuka sedikit matanya. Kemudian berbicara dengan nada khas orang mabuk. "Hmmmh? Suami? Siapa suamiku?"
Sang pegawai terlihat bingung. Bukannya di beberapa menit yang lalu wanita ini berkata bahwa suaminya bernama Kenzo? Tapi mengapa sekarang dia seperti mengalami amnesia?
"Pernikahan bagaikan neraka. Berjalan seiring waktu seperti dua orang asing. Tidak ada cinta. Tidak ada kepedulian." Ran meneteskan air mata. "Hiks.. orang itu, selalu memikirkan dirinya sendiri. Dan juga... kekasihnya."
Sang pegawai itu semakin bingung mendengar celotehan wanita yang sedang mabuk ini.
Ran mengarahkan tangannya ke perut. Tiba - tiba saja dia merasa mual. Otaknya menyuruh dirinya untuk segera pergi ke toilet. Dengan sempoyongan, Ran berdiri dan melangkahkan kaki.
"Nona... Anda ingin kemana?" Tahan sang pegawai namun tidak dihiraukan oleh Ran. Sang pegawai menghela nafas sambil melirik tas dan ponsel Ran yang ada di atas meja. Wanita itu sepertinya tidak sadar bahwa barang berharganya tertinggal.
Ran bertumpu di dinding agar tubuhnya tidak terjatuh. Dengan samar - samar dia melihat jarak toilet wanita sudah dekat. Namun dia menghentikan langkahnya saat beberapa pria mendekat dan mengerubunginya.
"Hei, nona cantik." Bisik salah satunya. "Apa kau butuh bantuan?"
Pria lain menyibakan rambut samping Ran. "Mengapa diam saja? Bicaralah pada kami. Jangan sungkan."
"Ah!!" Ran terkejut saat sebuah tangan besar meraba dan meremas bokongnya. Dia pun menepis tangan itu meski dengan keadaan tidak berdaya. "Si..siapa..kalian?"
"Tolong jangan..ganggu aku." Lanjut Ran dengan nada memohon. Kedua tangannya menyilang di depan dada untuk berjaga - jaga agar mereka tidak menyentuh bagian itu.
Puk. Puk. Sebuah tangan menepuk bahu salah satu pria yang bertubuh besar yang ikut memojoki Ran. "Lepaskan. Biarkan dia pergi."
Pria itu menengok dan melotot."Lagi - lagi kau. Selalu saja mengganggu kesenangan kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beauty Husband (Sedang Proses Revisi Dan Penamatan)
RomanceMemiliki suami yang tidak percaya akan adanya cinta yang tumbuh dalam kehidupan antar lawan jenis? Bagaimana kelanjutan hubungan ini? Apakah pernikahan yang telah dibangun selama 5 tahun akan kandas? Atau memilih untuk tetap bertahan demi keluarga? ...