SELAMAT MEMBACA ^_^
Jangan lupa vote agar Author semangat update😘
"Kenzo..." Ran mengangkat tangannya dan menyentuh pipi sang suami.
Kenzo tidak berani menatap Ran sekarang. Harga dirinya kini sudah hancur. Dia menangis seperti ini bagaikan pria pecundang. Pria lemah. Pria yang menyedihkan.
"Biarkan aku pergi. Aku ingin sendiri."
"Tidak."
"Ranya... aku mohon.."
"Mengapa kamu harus pergi? Mengapa kamu harus sendirian? Padahal ada aku disini. Kamu bisa berbagi masalah denganku. Aku adalah istrimu dan kamu adalah suamiku. Sudah seharusnya kita saling memikul beban bersama."
Kenzo perlahan membuka mulutnya. "Jika aku memberitahumu, apa kamu akan mengerti? Apa kamu akan merasakan hal yang sama?"
"Tentu saja." Ran dengan yakinnya menjawab.
Tidak mungkin. Bantah Kenzo dalam hati. Kemudian dia menjauhkan diri dari Ran.
"Kenzo.."
"Cukup. Jangan katakan suatu kebohongan untuk menyenangkanku."
"Bohong? Apa maksudmu?" Ran sedikit tersinggung. "Aku sungguhan Kenzo. Aku bisa merasakan penderitaanmu sekarang. Apa kamu tahu? Saat aku melihatmu menangis seperti ini, hatiku sakit. Sangat sakit."
"..."
"Apa kamu masih tidak percaya?"
"..."
"Mengapa?"
"Karena ini tentang Kris." Akhirnya Kenzo mengaku. "Karena pria itu... pria itu..." Kenzo tidak bisa melanjutkan kata - katanya karena teringat dengan sosok pria lain yang dia temui di apartemen Kris.
Ran melupakan rasa sedihnya saat mendengar nama 'Kris'. Kini dia berubah marah. Ternyata yang membuat Kenzo menderita seperti ini adalah pria sialan itu.
Ran menatap mata Kenzo. Dia melihat mata sang suami sudah memerah akibat kesedihan yang luar biasa. Sesedih itukah Kenzo untuk Kris? Mengapa dia tidak pernah bersedih untuk Ran meskipun hanya sekali saja? Padahal mereka sudah lama bersama. Sangat tidak berperasaan!
Ran ingin marah, namun dia teringat dengan kata - katanya beberapa menit lalu bahwa dia bisa mengerti dan merasakan hal yang di alami oleh Kenzo. Ran menghela nafas agar tenang. Dia tidak boleh ingkar dengan ucapan nya.
Ran mendekat dan langsung memeluk sang suami. "Aku mengerti. Aku mengerti bagaimana rasanya."
Kenzo cukup terkejut. Dia mengira Ran akan bahagia jika dia menderita. Namun nyatanya wanita itu memberikan pelukan hangat yang membuat Kenzo sedikit tenang.
"Jika kamu ingin menangis, menangislah sepuasnya. Luapkan rasa sedihmu padaku." Ran menggosok lembut punggung sang suami.
Merasakan sentuhan Ran, Kenzo menjadi terharu. Kemudian dia balas memeluk Ran sambil menangis tanpa suara hingga dia merasa lega.
***
Keesokan paginya, Kenzo sungguh kaget ketika membuka mata dia melihat sosok Ran yang tertidur disebelahnya. Lalu, dia buru - buru menjauh. "Apa... apa yang terjadi? Mengapa ada Ran disini?" Dia meremas rambutnya dan kembali mengingat kejadian semalam.
Semalam setelah Kenzo menangis sepuasnya, dia mengantuk. Lalu Ran mengantarkannya ke kamar. Tapi saat tiba di depan kamar, Kenzo menahan tangan Ran dan memintanya menemani tidur. Dia bahkan memohon agar Ran menurutinya. Lalu akhirnya mereka tidur bersama.
"Sebentar. Memohon? Aku memohon?" Kenzo menjambak kasar rambutnya. "Gawat. Sungguh gawat." Tentu saja. Harga diri Kenzo kini sudah hancur lebur. Dia sadar sikapnya sudah melewati batas. Kini dia tidak tahu harus bersikap bagaimana jika Ran terbangun. Dia tidak sanggup lagi menampakan wajahnya di hadapan Ran.
"Hhmm..." Terdengar suara Ran yang sudah mulai terbangun. Wanita itu menggeliat sebentar lalu mengucek mata. Sebelum Ran benar - benar sadar, Kenzo kembali berbaring dan berpura - pura tidur.
Dengan mata yang berat, Ran melirik ke arah jam di meja untuk mengetahui waktu sekarang. Kemudian dia bangkit duduk sambil menguap pelan. "Kenzo! Bangun! Ini sudah pagi." Dengan cuek nya Ran menepuk - nepuk bokong Kenzo. "Kenzo!!"
Lucu bukan? Karena sikap Ran, mereka kini terlihat seperti pasangan sungguhan yang bertahun - tahun sudah bersama. Entah Ran sadar atau tidak.
"Kenzo!! Mengapa kamu sangat susah sekali dibangunkan, hah?" Ran akhirnya membuka selimut Kenzo dengan paksa. Lalu secara tidak sengaja, mata mereka saling bertemu.
DEG DEG DEG. Mata Ran membulat. Tiba - tiba saja kesadaran nya pulih. "Ke..Kenzo.."
Kenzo langsung mengalihkan pandangannya. "Aku sudah bangun. Mengapa kamu sangat cerewet sekali? Mengganggu saja." Kenzo mencoba berbicara dengan dingin agar Ran tidak sadar bahwa dia sedang malu.
Ran mencubit dagu Kenzo dan mengarahkan wajah pria itu agar menatapnya. Tentu saja itu membuat Kenzo sedikit gelagapan.
"A..apa yang kamu lakukan?"
"Astaga." Ran menutup mulut. "Matamu menjadi bengkak."
"??"
"Kamu tunggu disini. Aku bawakan air dingin dulu." Dengan sigap Ran turun dari ranjang dan berlari keluar kamar.
Karena penasaran apa yang dikatakan oleh Ran, Kenzo bangkit dan masuk ke kamar mandi. Di cermin wastafel dia bisa melihat kedua matanya yang bengkak - bengkak. "Aish!! Mengapa jadi seperti ini??" Kenzo menyentuh kedua matanya dengan perasaan miris. Kini wajahnya terlihat aneh. Bagaimana bisa dia ke kantor dengan wajah yang seperti itu?
"Kenzo." Terdengar panggilan dari Ran. Sepertinya wanita itu sudah kembali. Kenzo langsung keluar kamar mandi.
"Duduklah." Ran menarik tangan Kenzo dan menduduki pria itu di pinggir ranjang. Kemudian dia mencelupkan handuk kecil ke wadah berisi air dingin. Lalu dia memerasnya sedikit dan mulai mengompresi mata Kenzo.
Kenzo melihat wajah Ran yang sangat serius saat mengkompresi matanya. Dilihat secara jelas wanita itu benar - benar cantik. Bahkan saat baru bangun tidur. Bentuk wajahnya yang sangat proposional, kulitnya yang putih dan bersih, mata kecilnya yang cantik dan bibirnya yang indah.
"Kamu tenang saja. Bengkaknya akan mengecil sebentar lagi."
Kenzo tersadar dan mengalihkan pandangannya. "Ah.. ya.."
Setelah 6 menit tidak ada percakapan, Ran membuka mulut. "Saat aku mengompresi mu, aku jadi teringat saat kamu mengompresi ku juga." Ran tersenyum. "Tapi waktu itu aku marah - marah padamu. Padahal kamu sudah berniat baik."
Kenzo hanya terdiam sambil menyimak.
"Maaf. Pasti aku sudah menyakitimu waktu itu."
"Hm. Tidak apa - apa."
Setelah selesai, Ran keluar. Lalu Kenzo pun langsung bersiap - siap untuk berangkat ke kantor hari ini.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beauty Husband (Sedang Proses Revisi Dan Penamatan)
RomanceMemiliki suami yang tidak percaya akan adanya cinta yang tumbuh dalam kehidupan antar lawan jenis? Bagaimana kelanjutan hubungan ini? Apakah pernikahan yang telah dibangun selama 5 tahun akan kandas? Atau memilih untuk tetap bertahan demi keluarga? ...