Bab 21

9.9K 539 13
                                    

SELAMAT MEMBACA ^_^

Jangan lupa vote agar Author semangat update😘

Setelah urusan rumah sakit selesai, ketiganya pergi ke mall terbesar yang ada di pusat kota. Mereka mengunjungi sebuah toko baju anak - anak untuk membelikan Raiden baju baru.

"Sayang lihat. Ini cocok untukmu." Sunny menempelkan baju pilihannya ke tubuh Raiden.

"Tapi Mama, Raiden suka yang itu." Raiden menunjuk baju yang dipakai oleh boneka manekin.

"Warnanya terlalu gelap, sayang. Tidak cocok."

"Raiden suka itu. Raiden suka. Kita beli yang itu saja ya, Ma." Rengek Raiden.

"Baiklah baiklah."

Sunny pun mengalah. Matanya kemudian beralih ke arah Ran yang datang dengan beberapa baju di tangannya.

"Aku menemukan ini. Sepertinya cocok untuk Raiden."

Ran membungkuk mensejajarkan tubuhnya dengan Raiden. "Coba lihat. Apa kamu suka Raiden sayang?"

"Warnanya sangat terang. Aku tidak tahu apa Raiden suka atau tidak." Ucap Sunny kepada Ran dengan mata yang memandang Raiden yang sedang mengamati baju - baju yang Ran bawa.

"Benarkah? Jadi Raiden tidak suka warna yang terang - terang, ya?" Ran melesu. "Maaf, aku sungguh tidak tahu seleranya."

"Bukannya tidak suka. Dia itu tidak mudah ditebak. Kadang suka warna gelap, kadang terang. Aku pun juga bingung."

"Seperti Taka?" Ran tahu dari cerita Sunny bahwa dia juga bingung saat Taka memilih baju baru. Selera pria itu selalu berubah - ubah sehingga Sunny sering pusing sendiri melihatnya.

Sunny hanya mengangkat kedua bahunya.

Setelah memilih agak lama, Raiden menentukan pilihannya. "Raiden suka ini dan ini."

"Bukankah baju itu hampir mirip dengan yang Mama tunjukkan?" Protes Sunny ketika melihat model bajunya yang hampir sama.

"Tidak. Yang ini ada kantong kecilnya, yang tadi tidak."

Sunny menepuk dahinya sendiri. "Ya ampun, hanya perkara kantong saja."

Ran hanya tertawa sambil mengusap kepala Raiden. Lalu mereka semua berpindah ke kasir.

NIIT NIIT NIIT NIIT NIIT NIIT NIIT NIIT NIIT. Sang kasir sibuk memindai barcode pada masing - masing baju agar datanya bisa masuk ke dalam komputer. "Ingin dibayar tunai atau kartu, Nyonya?"

"Kartu." Jawab Sunny dengan ramah.

Sang kasir mengangguk mengerti. Setelah dia menyebutkan total harga belanjaan, Sunny segera mengeluarkan dompetnya. Tapi tanpa di duga, Ran sudah duluan menyerahkan kartu miliknya ke sang kasir.

"Hei Ran.." Sunny langsung protes.

"Tidak apa - apa. Jarang - jarang aku membelikan baju untuk Raiden."

"Tapi Ran.. aku bisa.."

"Anggap saja sekarang aku adalah ibu kandung Raiden yang sedang membelikan baju untuk anaknya. Tidak apa - apa kan, Sunny?"

Sunny menghela nafasnya. Dia yang tidak tega membiarkan wanita tanpa anak ini kecewa akhirnya membiarkan. "Baiklah terserah dirimu."

Ran terlihat senang. Lalu dia menoleh ke bawah melihat Raiden yang menatapnya. "Setelah ini Raiden ingin es krim?"

"Es krim? Mau! Raiden suka es krim!"

Ran segera menggendong Raiden dan menciumi pipinya. "Raiden ingin es krim rasa apa? Coklat? Stroberi? Vanila?"

My Beauty Husband (Sedang Proses Revisi Dan Penamatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang