Saat Haechan sedang asyik berciuman dengan Jaehyun diruangan itu, seseorang mengetuk pintu ruangan Jaehyun dari luar dan cepat cepat pria itu menyuruh Haechan untuk turun bersembunyi dibawah meja kerjanya. Gadis itu menurut saja dan dia bersembunyi dibawah kaki Jaehyun seperti pencuri.
"masuk!!"titah Jaehyun saat pintu terbuka menampilkan seorang gadis cantik yang sama sama populer seperti Haechan hanya saja mungkin statusnya satu tingkat dibawah Haehan.
"Renjun? Masuklah!! Ada apa?"
"Renjun?"batin Haechan mengernyit bingung kenapa gadis itu masih ada disekolah padahal ini sudah jam pulang sekolah?
"ssaem aku ingin mengatakan sesuatu. Aku menunggu semua orang pulang"jujur Renjun dan gadis pindahan Jilin itu berjalan menghampiri sang guru mendekat ke meja kerja Jaehyun hingga Haechan bisa mendengar sepatu gadis itu membentur meja dimana ada dirinya sembunyi.
"k—katakan saja.. S—saya juga sedang free"ucap Jaehyun terbata menahan desahan keluar dari mulutnya karna tangan nakal Haechan mengeluarkan si Jamal membawanya kedalam sentuhan tangan juga mulut nakal gadis itu.
"ssaem baik baik saja?"tanya Renjun khawatir karna keringat dingin mulai bercucuran didahi Jaehyun.
"katakanlah.. Aku tidak bisa lama lama mendengarmu bercerita sepertinya aku harus ada urusan. Tapi aku masih bisa mendengar keluhan mu itu "Jaehyun sebisa mungkin menahan desahanmya dan bahkan suara Jaehyun merendah nadanya mu gkin menahan gejolak dibawah sana.
"aku menyukai ssaem... Bisakah akhir minggu ini kita berkencan?"Renjun tersenyum begitu mengembang bahkan mungkin para lelaki akan berlutut memintanya menjadi kekasihnya jika mereka melihat tatapan mata itu.
Kocokan dan kuluman dibawah sana seketika berhenti saat mendengr penuturan Renjun. Jaehyun mendesah kecewa saat tangan lembut Haechan terlepas dikepemilikannya.
"mati aku jika sudah begini.." gumam Jaehyun tau jika Haechan dibawah sana sedang merajuk dan mungkin sedang menangis karena banyak sekali yang mengajaknya berkencan entah itu sesama guru ataupun murid seperti Renjun.
Dan yang paling menyebalkan kenapa gadis saingannya itu yang harus menembak suaminya? Jika saja bukan karena kesepakatan antara dirinya dan Jaehyun jika disekolah harus bersikap seperti murid dan guru bukan sebagai suami atau isteri dan kini Haechan menyesalinya."ssaem mau kan?kudengar ssaem tidak akan pernah menolak ajakan kencan diakhir minggu. Bahkan minggu kemarin kulihat ssaem berkencan dengan si trouble maker" mata Renjun memutar tak suka ketika menyebut nama Haechab. Tak tau lah dibawah sana orang yang dibicarakan tengah menahan teriakan dan umpatan pada suaminya itu. Dia menunggu jawaban apa yang akan di berikan oleh sang suami jika ada dirinya disana.
"Renjun..kamu itu sangat cantik tapi maaf aku tidak bisa memenuhi keinginanmu itu. Aku sudah menikah beberapa minggu yang lalu dan aku sangat mencintai isteriku.."Jaehyun mencoba menolak dengan halus pernyataan Renjun padanya.
"t..tapi kau berkencam dengan Haechan minggu lalu ssaem. Kenapa sekarang kau menolakku apa aku tidak menarik? Apa tubuhku tidak menarik untukmu?"tanya Renjun dengan tatapan frustasinya.
"k..kau mau apa??"tanya Jaehyun saat Renjun mencoba membuka kancing kemeja sekolahnya dan menampilkan jika tubuh gadis itu benar benar sexy sudah tidak mengenakan bra hingga Jaehyun dengan susah payah meneguk lidahnya melihat pemandangan didepannya kini.
Haechan yang memperhatikan raut wajah Jaehyun dari kolong meja mengernyit bingung apa yang sebenarnya anak itu lakukan hingga suaminya bergerak gelisah seperti ketakutan.
—takut pada Haechan bukan pada Renjun,btw—"pakai kembali pakaianmu Renjun.. Kau bisa ku adukan pada kepala yayasan!!"nada bicara Jaehyun bergetar ketakutan. Ternyata wanita jika sudah nekat akan menyeramkan juga dan baru kali ini Jaehyun melihatnya. Gadis yang menurut orang lain akan menggugah seleranya tapi malah membuat Jaehyun ketakutan setengah mati—takut Haechan mencincangnya saat dirumah nanti—