26 Oktober..
Akhirnya Shinta dan juga Rama resmi berpisah.
Jamal benar benar memenangkan gugatan perceraian Shinta,dia bahkan menggugat atas harta gono gini juga menggugat kedua orang tua Rama atas praktek poligami yang di paksa. Shinta menang sudah pasti karena ada Jamal yang membantunya. Siapa yang tak kenal Alderian Jamaludin,lawyer terkenal dan juga selalu menang atas semua kasus kasusnya. Jadi hal sepele begini bisa dengan mudah calon suami Riana ini lakukan. Termasuk hak asuh Andra. Awalnya keluarga Bagaskara bersikukuh untuk hak asuh anak tapi tetap saja Shinta yang menang,terlebih dia membeberkan fakta jika keluarga Rama tidak menerima Andra pada awalnya.
"Sekarang sudah selesai Shinta,setelah ini kamu bisa bahagia dengan Andra"Ucap Jamal sambil menepuk bahu wanita itu.
"Makasih mas Jamal, aku bersyukur tuhan masih baik mengirimkan ornag orang baik seperti kalian."jawabnya dengan sungguh sungguh,dia benaran bersyukur karena telah bertemu dengan semua orang baik ini."Kamu sudah seperti adikku,aku pasti membantu kamu Shinta. Ya sudah sepertinya ada yang ingin berbicara untuk yang terakhir kalinya"ucap Jamal kala melihat Rama yang berdiri didekat mereka bersama dengan Sella.
"Makasih mas Jamal."Jamal tersenyum dan melambaikan tangannya dia akan tunggu Shinta di depan untuk pulang bersama jika tidak diantar monster kecil kesayangannya itu akan mengamuk padanya.
"Shinta.."panggil Rama,tak ada lagi panggilan sayang itu tersemat di antara mereka,meski hatinya teriris,Shinta berusaha kuat dan juga ikhlas.
"Ya kak?"benar benar panggilan pun berubah seolah seperti mereka awal bertemu.
"Maafin aku,aku gagal mempertahankan rumah tangga kita"lirih Rama."Maka jangan sampai rumah tangga kalian seperti kita. Ambil yang baik baiknya,buang yg buruk nya. Semua ini sudah di gariska oleh Allah kak. Pertemuan dan perpisahan itu satu paket, hanya saja kita tak tau dengan cara apa kita bertemu dan juga berpisah."
"Aku masih mencintaimu Shinta.. Sampai kapanpun akan selalu mencintaimu!"
"Jangan kak,cobalah untuk mencinta Sella. Bagaimanapun cara kalian bersatu aku yakin kalian akan saling mencintai. Apalagi ada.."ucap Shinta dan matanya menatap perut Sella.
"Mba..meski kalian berpisah andra masih lah anak mas rama juga. jadi dia masih kakak nya anakku"
"Andra tidak pernah diinginkan di keluarga Bagaskara jadi biar aku saja yang mengurus nya. Jika memang kak Rama mau menengoknya aku akan mempersilahkan tapi untuk di bawa ke hadapan keluarga Bagaskara maaf aku tidak akan mengijinkannya.""Ya..bawa saja anak mu itu! kami tidak membutuhkan cucu dari wanita jalang seperti mu! Kami punya anak dari Sella,dia wanita baik dan juga sudah jelas keturunan siapa."Hardik sang mantan ibu mertua. Shinta hanya menghela nafasnya,mantan mertuanya ini benar benar menjengkel kan sampai akhir. Tapi sebisa mungkin Shinta tidak menunjukan wajah kesalnya itu dan memilih untuk tersenyum legowo.
"Baiklah.. Saya harap ibu dan keluarga selalu sehat dan juga bahagia. Kak..terima kasih untuk 1 tahun kita bersama, aku banyak mendapat pelajaran hidup dari semua ini."Shinta memilih pergi dari hadapan semua orang ini dia sudah jengah dengan semua perdebatan ini.
"Sudah? mereka bicara apalagi?"tanya Jamal dan Shinta hanya tersenyum tipis lalu mengajak pria itu untuk pulang saja.
"Aku rindu Andra mas. Aku ingin memeluknya"Jamal tersenyum tipis dan hanya bisa menepuk bahu Shinta seolah menguatkan.
"Tenang saja Andra bersama dengan Riana barusan dia bilang habis minum susu lalu tidur lagi."
"Syukur lah kalau malaikat kecilku itu cukup tenang tanpa ibunya."
"Ya.. Sekarang mau bagaimana?"tanya Jamal pada Shinta.
"Mungkin aku mau pulang ke kampumg saja,disana ada rumah milik almarhum ibu. Tidak terlalu besar aku disana bisa menjadi buruh petik teh saja""Kamu yakin?"tanya Jamal memastikan.
"Ya.. Aku ingin menenangkan diri sambil membesarkan andra."
"Lalu bagaimana dengan Riana? Dia pasti akan sedih ditinggal kamu"
"Kalian bisa mengunjungiku mas,apa susahnya sih"kekeh Shinta dan Jamal hanya terkekeh pelan lalu kembali fokus dengan jalanan.