Aku tau kalian wahai reader berotak bulgos suka sama story kek gini. Aku cuma mau bilang bijaklah memilih bacaan. Diantara reader ku gk sekua diatas 18+. Dilarang baca juga pasti bakal gk denger.
Mohon jangan hujat aku karna bikim story kek gini huhuhu....
Piiiissss ✌🏻
Enjoy guys...
Haechan terlihat lebih bugar dari biasanya setelah hampir seminggu sering konsultasi plus plus dengan kakak iparnya. Dan Jeno juga mengikuti arahan kakaknya itu untuk datang seminggu sekali hanya untuk mengecek kesuburannya. Berbeda dengan Haechan isterinya itu justru mendapat terapi hampir setiap hari. Tentu saja itu di setujui oleh Jeno tanpa tau terapi apa yang diberikan sang kakak untuk isterinya ini.
"Pagi sayang!"sapa Haechan saat melihat Jeno sudah mandi dan hanya memakai bathrobe.
"Pagi juga sayang. Tidurmu nyenyak sekali. Maaf ya semalam kebablasan"Haechan menggeleng pelan dan mengecup bibir suaminya ini dengan sayang.
"No-aku gk ngerasa kecapean sayang. Lagian kita kan sedang berusaha buat punya anak"Jeno terkekeh dan memeluk isterinya ini dengan erat.
"Semoga dengan kita sering terapi di tempat kak Mark kita bisa cepat punya anak."Haechan mengangguk dan tersenyum miris tak tau kah Jeno apa yang diberikan Mark disaat sesi terapi nya Haechan.
"Kak Mark mengabariku jika kamu harus datang ke klinik untuk terapi. Semangat ya sayang! Sesiku tak terlalu banyak jadi kita gk bisa terapi barengan"Haechan hanya tersenyum padahal didalam hati dia mengumpat pada kakak iparnya ini.
Dasar si mesum gila! Harusnya jangan terlalu keseringan bagaimana jika Jeno curiga?--batin Haechan.
Haechan datang ke klinik Mark dan tanpa mendaftar lagi Haechan langsung menerobos ruangan kakak iparnya ini dengan wajah tertekuk. Membuat Mark terkekeh melihatnya.
"Baru datang kok cemberut sih?"Tanya Mark dan mengunci dulu pintu ruangannya sebelum menghampiri Haechan.
"Kak kok kirim chat ke Jeno sih gimana kalo Jeno curiga sama kita? Aku gk mau ya rumah tangga aku hancur gara gara ini!"Mark mencebik kesal dia juga tak mau hubungan nya dengan haechan ketahuan oleh adiknya makannya dia mengirim pesan lewat Jeno agar adiknya itu percaya jika Haechan memang memiliki jadwal terapi dengannya.
"Itu hanya taktik sayang. Kalo gk gini yang ada Jeno curiga sama kita."Mark mengangkat tubuh ramping iparnya ini dan mendudukannya diatas pangkuanya.
"Memangnya kak Mark gk takut kalo kak Jaemin curiga sama kita?"Tanya Haechan dia juga takut jika hubungan mereka diketahui isteri sang kakak ipar.
"Berterima kasih lah pada bubu dia mempermudah hubungan kita."kekeh Mark membuat kerutan di wajah cantik sang ipar.
"Bubu bilang sama Jaemin kalo kamu sama Jeno sedang terapi di klinikku"Haechan mengalungkan tangannya di leher Mark menatap mata sang selingkuhan dengan lekat tanpa persetujuan Mark mencuri satu kecupan di bibir cherry itu.
"Love you~"lirih Mark menatap mata sang ipar dengan penuh puja.
"Love you too mas selingkuhan"kekeh Haechan.
"Mau coba yang baru? Barang ini.baru datang tadi pagi"Haechan menaikkan kedua alisnya barang baru apa yang dimaksud oleh Mark.
"Aku membeli alat laparoskopi. Kamu mau coba melihat milikku bekerja didalam rahimmu tidak?"pipi Haechan bersemu merah dia juga membayangkan bagaimana penis Mark bergerak didalamnya.