Hari ini Cello sudah kembali ke sekolah dan banyak teman temannya mulai berdatangan menyapa bocah itu dan ada juga yang memberikan hadiah untuk nya.
"Cello..ini sakit tidak?"
"Tidak..ini namanya tanda kehormatan~" para bocah itu mengernyit bingung tanda kehormtan apa yang di maksud oleh temannya ini.Cello tersenyum tipis dan menunjuk lengan atasnya itu dengan begit santainya.
"Itu luka kehormatan untuk menjaga daddy nya Cello. Iya kan Cello?!"belum sempat bocah itu menjelaskan,tiba tiba saja seorang wanita dewasa datang menghampiri mereka sembari tersenyum begitu manis pada bocah bocah yang berkerumun itu."Miss ini—?"tanya Mita bingung melihat ada orang dewasa baru disekolahnya. Wanita itu berdiri dan kini para bocah itu terpesona dengan proporsi wabita dewasa itu dan jangan lupakan senyuman manis dan juga mata yang menyipit itu telihat makin cantik saja.
"Kenalin..nama miss,Gamaliel. Kalian bisa panggil miss Liel." ucap miss liel dengan senyum lima jarinya. Beberapa anak anak namoak terkejut dengan kehadiran guru barunya ini. Tapi bagi Cello,dia merasa tidak asing dengan guru barunya itu.
Tatapan menyelidik dari Cello disadari oleh Liel dan wanita itu berjongkok dihadapan Cello sambil tersenyum manis dan mengelus dengan lembut pipi tirus bocah itu.
"Kamu pasti mengenalku kan?"tanya Liel dan tatapan bingung yang diberikan Cello benar benar membuat Liel memekik gemas bahkan dia menarik pipi itu dengan pelan."Ayahmu mengurus mu dengan baik sekali"kekeh Liel dan kembali berdiri untuk memulai pelajarannya hari ini. Cello yang masih mencerna apa yang diucapkan oleh guru barunya itu masih belum menemukan jawaban bahkan sampai jam istirahat pun bocah itu belum menemukan jawaban dari guru barunya ini.
....
Fahira alias Hira atau yang sekarang adalah Gamaliel,wanita itu kembali datang untuk menemui anaknya. Bahkan dia rela menjadi seorang guru hanya untuk melihat anaknya dari dekat. Sebenarnya bukan kali ini dia berada dekat dengan sang anak tapi hampir disetiao kegiatan dia ada disana dan dia juga tau apa yang di lakukan Cello pada teman teman nya bahkan pada gurunya dan juga pada Natta.
Apa Hira bangga? Sudah jelas,dia sangat bangga! Anaknya haruslah menjadi seperti dirinya dan anaknya tidak boleh lemah seperti ayahnya. Hira kembali sengan serngkaian dendam di masa lalu dan juga untuk menarik kembali Mara ke dalam pelukannya.
"Miss liel?"panggil Cello. Hira menoleh dan melihat anaknya suda& berdiri dibelakangnya dengan sebelah tangan yang berada dibalik punggung bocah itu. Hira menelengkan kepalanya untuk mengecek apa yang dibawa bocah itu. Bukannya bereaksi seperti biasanya,justru untuk kali pertamanya Cello nampak gugup dihadapan Hira.
Sorot mata yang syarat dengan aura intimidasi itu ternyata mampu membuat bocah 10 tahun itu nampak gugup dihadapannya.
"Kenaoa cello? Dan untuk apa jangka busur itu ditanganmu? Kau mau menikam ku?"tembak Hira. Cello yang terkejut dengan apa yang diketahui oleh guru barunya itu sampai melepaskan jangka busur itu dan terjatuh ditanah.Hira berjalan ke belakang Cello dan memungut jangka busur itu. Sembari memainkan alat yang cukup tajam itu, Hira mendekatkan diri pada Cello sehingga terlihat jika Cello tengah dipeluk guru barunya itu dari belakang.
"Menikam orang dengan cara seperti itu akan membutmu merasakan dinginnya penjara anak!"bisik Hira dan tubuh menegang itu seolah tidak membohongi Cello jika guru barunya benar membuat dirinya yang terkenal sebagai si no.1 dan tidak pernah gentar pada siapapun,ternyata untuk kali pertamanya dia di marahi dan juga nampak ketakutan dengan aura dominan itu."good boy~"kekeh Hira mengecup pipi anaknya dengan sayang. Dan Cello yang mendapat perlakuan itu hanya terdiam dan menatap wanita dewasa didepannya ini dengan bingung.
"Tidak mau memeluk ibumu boy?"tanya Hira dan satu kalimat itu membuat Cello membulatkan matanya terkejut apakah yang dihadapannya itu benar ibu kandungnya?
"Aku tidak mati seperti yang daddy mu bilang. Dia berbohong!"bisik Hira dengan nada gurauan tapi senyum psycho itu benar benar mirip sekali dengan miliknya. Lalu apa benar jika wanita didepannya ini adalah ibu kandungnya?