Hari yang paling membahagiakan adalah dimana ia dan Renatta tengah bersenda gurau sembari menyiapkan acara pernikahannya yang menghitung hari. DIsana mereka tidak berdua,pantang bagi mereka untuk berduaan saja ketika pacaran. pasti akan ada beberapa temannya ataupun keluarga juga. Dan kali ini Renatta mengajak seorang gadis bernama Fahira Gamaliel. Gadis cantik yang mungkin berada 2 tahun dibawah mereka. Kata Natta jika Hira adalah anak dari teman mama nya yang ada di surabaya. Mara tidak mempermasalahkannya karena Hira juga anaknya asyik dan sangat mudah untuk bergaul. Jadi ia tidak mempermasalahkannya. Namun satu kesalahan Mara dimalam itu adalah,Ia dan Renatta mabuk parah tapi yang jadi masalah besarnya adalah jika malam itu buka Natta yang dia tiduri melainkan Hira. gadis yang baru beberapa jam ia kenal itu pun lewat sang calon isteri.
Dipagi harinya Hira menangis meraung disamping Mara yang masih tertidur pulas. karena tangisannya itu,pria yang benar benar telanjang itu tersadar dengan kesalahannya itu. Dia meniduri Hira yang bahkan dia bisa melihat jejak bercak merah di kasur dan juga ada beberapa bercak di selangkangan milikmya juga.
"H-hira..astaga a-apa yang aku lakukan! maafkan aku Hira!"lirih Mara namun kata maaf Damara tidak akan mengubah segalanya. bahkan makin dibuat rumit saat melihat Renatta baru saja sadar dari hangover nya karena teriakan Hira didalam kamar miliknya.Wanita itu juga sama terkejutnya dengan apa yang dia lihat apa yang dilakukan oleh kekasihnya ini benar benar gila dan juga menyakitinya. Natta marah jelas,apa yang ia lihat bukan hal yang sepele. Mara meniduri Hira dan gadis yang semalam ia bawa itu kini tengah memeluk kedua lututnya dengan trauma dan sembari meraung sedih.
"Mar.. Aku gak nyangka kamu kaya gini! dimana logika mu brengsek!!"teriak Natta menunjuk nujuk wajah sang kekasih. dia menjambak rambut panjangnya sendiri dengan kesal bagaimana bisa kekasihnya lepas kendali hanya karena mabuk tidak biasanya!"Maafin aku nat,aku gak tau aku gak sadar sumpah!"
"Maafmu gak akan bisa menyelesaikan semua ini sialan!"Natta menghampiri Hira dia membawa selimut yang terjatuh di bawah kakinya lalu di lilitkannya ke tubuh ringkih itu.
"Maafin aku Hira harusnya aku jaga kamu. harusnya liburan kamu ke jakarta gak kaya gini,harusnya kita senang senang tapi malah dapat hal yang seperti ini maafin aku Hira." Natta menangis dengan tersedu menemani Hira yang menangis.Harusnya pasangan itu sadar jika Hira tengah menangis buaya dan wanita itu tersenyum tipis disela sela tangisannya.
....
Pernikahan Mara dan Natta pun gagal total apalagi disaat Hira dinyataka hamil oleh dokter. Dan mau tak mau Natta melepaskan Mara untuk bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia perbuat pada mara. Digantikan dengan pernikahan antara Mara dan Hira.
"Aku mendapatkannya~"bisik Hira ditelinga Natta. Wanita itu terkejut bukan main dengan apa yang di ucapkan Hira. Apalagi melihat senyum liciknya membuat Natta jadi berfikir ulang tentang kejadian malam itu."Kau—"geram Natta dan satu tamparan Hira dapatkan sampai sampai semua tamu undangan dan juga Mara menoleh terkejut dengan apa yanh Natta lakukan pada isterinya ini.
"Natta!"Mara menahan tangan Natta yang akan menerjang isterinya itu. Meski Mara tidak jadi menikah dengan Natta,tapi dia kini bertanggung jawab dengan isterinya terlepas siapa dia."She's Lying!"tunjuk Natta pada Hira.
"Hiks—mama,harusnya memang dulu aku gak ke jakarta saja mungkin ini gak akan terjad!"pekik Hira menangis keras ditengah acara pernikahannya itu. Natta bahkan bisa melihat banyak pasang mata menatap gadis itu iba sedangkan dirnya di tatap denga begitu tajamnya oleh orang orang."Mba! Kalo gak jodoh mau digimanakan,sudah ikhlas saja! Lebih baik mba pergi dari pada mengacau acara!"ucap salah seorang pria sembari menarik Natta keluar dari dalam ruangan itu.
Mara hendak mengejar Natta tapi tangan Hira menahannya. Ia bisa lihat jika tatapan mata wanita yang sudah sah jadi isterinya itu kini berbeda,meski menangis ia menatap tajam Mara seolah memberi peringatan pada suaminya itu.