Hari ini Haechan menghadiri meeting penting dengan beberapa koleganya di kantor. Belum pada tau kan Haechan kerja apa? Jadi Haechan itu jadi CFO di perusahaan orang tua nya.
Hari ini jadwal Haechan cukup padat dan membuatnya sedikit kelelahan dam juga pusing. Tak bisa ditampik mungkin ini akibat dia telat makan siang karena meeting ini masih berlangsung.Brught!!
Haechan jatuh pingsan dan para koleganya itu panik melihat Haechan pingsan di tengah tengah rapat mereka. Sekretaris Haechan pun datang dan menyuruh pegawainya menyiapkan mobil dia akan membawa Haechan ke rumah sakit.
Jeno berlari dengan panik di koridor rumah sakit ketika mendapat telpon dari sekretaris isterinya jika Haechan pingsan dan masuk rumah sakit.
"Oh Huang bisseo bagaimana isteri saya?"
"Silahkan tuan masuk saja ke dalam disana sudah ada tuan Mark."Jeno mengernyit bingung kenapa kakaknya ada di ruangan sang isteri. Tanpa berfikir panjang Jeno pun masuk melihat sang isteri sudah siuman dan tengah mengobrol dengan Mark.
"Sayang-kau tak apa? Aku panik sekali mendengarnya!"Jeno memeluk Haechan dan mengecupi pipi sang isteri dengan penuh rasa khawatir.
"Aku baik Jeno hanya saja--Aku hamil!!!"pekik Haechan senang.
"Benarkah? Kamu hamil?terimakasih tuhan!"pekik Jeno ikut bahagia mendengarnya. Sementara Haechan dia terseyum miris karena anak yang dia kandung sudah pasti bukan anaknya Jeno melainkan anak Mark.
Mark yang melihat drama didepannya ini hanya tersenyum miring dan menatap Haechan dengan bangga. Akhirnya salah satu impian mereka terwujud lagi.
Kau boleh bahagia Jeno. Tapi aku lebih bahagia karena Haechan hamil anakku--batin Mark.
"Kakak disini?"tanya Jeno detela menyelesaikan drama nya.
"Iya kakak habis bertemu dokter kim dan tak sengaja melihat sekretaris huang di depan IGD. Karena penasaran aku bertanya dan betapa terkejutnya aku melihat Haechan terbaring diranjang --
Ketika ku tanya pada dokter yang memeriksa Haechan ternyata Haechan kelelahan dan juga sedang hamil. Selamat ya Jen,sebentar lagi kau jadi ayah"Mark menepuk bahu adiknya memberi selamat.
"semua ini berkat kakak. Terimakasih sudah memberikan jalan untuk kami"Mark tersenyum dan menepuk bahu Jeno dengan pelan.
"Jaga Haechan dengan baik,ini kehamilam pertamanya. Dan jangan lupa untuk sering cek up ke klinik"Jeno mengangguk tentu saja dia akan terus memeriksakan kehamilan Haechan pada Mark karena jika buka karena Mark mungkin mereka akan lama memiliki anak
"Sekali lagi terimakasih kak"
"Aku bahagia Haechan dan kamu memiliki anak. Andai saja Hyungmin masih ada-"
"Kakak bisa menganggap bayi kami anak kakak juga. Pasti bayi kami akan senamg jika tau pamannya juga sangat menyayanginya"
Bukan paman Jeno-ah! Tapi aku ayahnya!-batin Mark.
Haechan kembali ke rumah dan Jeno benar benar menjaganya dengan sangat hati hati.
"Ada yang kamu inginkan sayang?"tanya Jeno mengusap wajah sang isteri dengan lembut dan penuh sayang."Aku hanya mau tidur denganmu Jen. Sini aku mau meluk kamu."Haechan menarik Jeno agar pria itu mendekat kearahnya.
"Apa setelah bayi ini ada bubu masih menganggapku mandul?"Jeno mengecup kening sang isteri dan mengusap lengan Haechan yang berada didalam pelukannya.
"Tidak mungkin sayang. Bubu pasti senang mendengar jika kamu hamil dan juga bubu pasti menyesali ucapannya waktu itu"
"Aku harap bayi ini bisa disayangi oleh semua orang."Haechan mengelus perut yang masih rata itu dengan sayang tidak disangka dia bisa hamil dan Haechan yakin jika bayi ini adalah bayi Mark.