Play: Noel lament, untuk pengalaman lebih menarik.
Natta terpaku setelah mendapat pesan ancaman dari Wanita di masa lalu mereka berdua. Wanita yang sudah menghancurkan hidup banyak orang termasuk hidup nya dan juga sang kekasih. Resah antara takut dan juga khawatir membuat wanita cantik itu tidak bisa berfikir jernih. Apa yang sudah ia buat dan juga Mara lakukan di malam itu pasti akan berbalas. Dan ini yang ia takutkan dan tak pernah terbersit sedikit pun jika Hira masih hidup.
Dengan gerakan cepat ia mencari pasport dan juga kopernya. Dia akan pergi untuk menghindari Hira. gerakannya seketika terhenti kala mengingat suara Mara yang nampak frustasi itu. Dia harus menyelamatkan nya. Tapi dia takut dengan Hira. Wanita itu nekat! dia kan menemukan caranya untuk membunuh orang yang sudah menyentuh Mara dan dia sadar jika nyawanya sudah tidak aman disini. dia harus pergi meski tanpa Mara,ia yakin jika Hira tidak akan menyakiti Mara. lebih baik dia pergi bersembunyi dulu nanti ia akan balik lagi menyelamatkan Mara.
....
Hira melepas gag ball yang ada di mulut suaminya dan menarik rambut pirang itu agar mendekat kearah wajahnya. Tak ada tatapan memuja yang beberapa saat di tujukan wanita itu,sekarang tatapan tajam menusuk diberikan Hira pada suaminya. Dia tidak suka jika urusannya di kacaukan apalagi yang mengacau adalah suaminya.
"Dengar,mas! semakin kau bersikap seperti ini,apalagi berusaha menyelamatkan kekasihmu itu, Semakin ingin aku menghancurkan wanita itu!"
"k-kumohon Hira jangan lakukan itu lagi,jika kamu memang mencintai ku jangan melakukan itu!"lirihnya
"Kesalahan fatalmu adalah memohon keselamatan wanita lain dihadapanku. Aku tak suka kau memohon seperti ini karena wanita lain. Haruskah aku ingatkan semakin kamu memohon seperti ini semakin cepat kematian akan menghampiri Renatta!"tekannya dan Mara kembali menangis karena dia takut akan membunuh satu nyawa lagi."Aku memang mencintaimu Mara! tapi kau harus tau aku tak mau berbagi dengan orang lain apalagi itu dirimu!"
"Kau bisa memiliki ku tapi lepaskan Natta dan jangan tarik anak kita untuk menjadi seperti mu!Kumohon~"Senyum jahat itu terbit dan berubah menjadi tawa yang sangat menakutkan. Suaminya ini benar benar tengah menguji kesabaranya."SUDAH KUBILANG JANGAN MEMOHON DEMI WANITA ITU!!!"Teriak Hira tepat di hadapan wajah Mara. Emosi mulai menguasai wanita cantik ini dan mulai mengamuk membanting semua barang yang ada di dekatnya termasuk guci kesayangannya juga menjadi hancur karena ia banting ke lantai.
Mara hany abisa menutup matanya menahan ketakutannya ini. Wajah marah Hira ini adalah pertama kalinya di tunjukan oleh wanita ini padanya. Semurka murka nya Hira wanita itu hany akan menampakan wajah dengan senyuman psycho tidak dengan wajah penuh emosi seperti ini. Bagus Mara kau makin membangkitkan sisi tergelap dari isteri mu.
"Maaf!"lirih Mara dia memejamkan matanya berucap setulus mungkin agar kata maafnya bisa menyentuh hati wanita di hadapannya ini."Jangan lakukan itu lagi!"Hira menunduk kan kepalanya berusaha meredam amarahnya meski sulit dia berusaha menahan itu semua. Hira mendekat kearah ranjang dan melepaskan jeratannya pada kedua tangan juga kaki suaminya itu. Setelah melepaskan nya Hira pergi dari ruangan rahasia itu dan meninggalkan Mara yang kebingungan setelahnya.
Satu jam..Dua jam..hingga 3 jam setelah kepergian wanita itu,Layar televisi di ruangan itu menyala otomatis dan menampilkan isterinya itu tengah menarik seseorang. Tubuh lemas itu ia tau siapa wanita itu!dia kekasihnya. Itu Natta,Hira berhasil menangkap Renatta dan menyeretnya menuju sebuah kolam berisi cairan Resin. Hira tersenyum dia bisa memasukan tubuh itu kedalam cairan resin itu. Mara berteriak keras didalam ruangan itu tidak...tidak lagi! tidak ada nyawa lagi yang melayang karenanya! Tidak!
Hira membawa kamera itu dan menunjukan wajahnya yang tidak tersenyum sama sekali dan memutar kemera itu agar Mara tau nasib wanita yang begitu di cintai oleh nya itu.
"Tidak!! Kumohon TIDAAAAKKK!!! Kumohon jangan lagi!! Hira!!"Mara meraung begitu keras agar isterinya tidak membunuh Natta. Namun sekeras apapun Mara berteriak,Hira tidak aka ornah mendengarnya.