"Shinta maafin mas"
Hanya itu yang sang suami katakan sesaat sebelum mengucapkan ijab qabul dihadapan seluruh tamu undangan. Jika kalian tanya ini pernikahan Shinta dengan suaminya,itu salah besar. Saat ini di pesta meriah ini dia duduk di bangku paling depan menyaksikan sang suami yang mengucap ikrar pernikahan di depan penghulu dengan seorang wanita pilihan mertuanya.
Ansella Ambo Dahlan,gadis 21 tahun yang menjadi madunya ini adalah gadis cantik yang berasal dari keluarga terpandang di kota samarinda. Jika ditanya apa Shinta tidak sempurna dan tidak bisa memberikan apa yang suami dan keluarganya berikan,seperti anak? Tidak,justru dari pernikahannya ini keluarga Bagaskara diberikan cucu lelaki pertama yang bisa melanjutkan garia keturunan bagaskara.
Lalu apa motif Rama menikah kembali kalau begitu?
Sejujurnya peenikahan antara Rama dan Shinta tidak direstui oleh orang tua Rama karena ada perbedaan yang sangat mencolok antara Shinta dengan keluarga mertuanya ini.Status siapa dirinya lah yang membuat Shinta tidak diterima oleh keluarga sang suami meski dilain sisi dia sudah memiliki anak laki laki sebagai keturunan.
Shinta Ovelia,wanita berusia 26 tahun itu adalah anak dari seorang supir keluarga Bagaskara. Dengan lancang nya membuat anak satu satunya keluarga Bagaskara itu jatuh hati padanya. Sampai sampai keduanya menikah tidak di hadiri keluarga Bagaskara karena tidak ada restu yang keluar dari mulut kedua orang tua Rama. Terlebih sang ibu mertua.
Apa kehidupan Rama dan Shinta berjalan mulus saja ketika sudah menjadi menantu keluarga Bagaskara? Nyatanya tidak. Mereka diasingkan,bahkan Rama yag nota bene anak seorang pengusaha beton terkenal di kalimantan itu harus merasakan susah dan pahitnya kehidupan karena dibuang oleh keluarganya tanpa diberi sepeserpun uang.
Bahkan pernah satu waktu saking susahnya mereka hanya makan sebungkus batagor kuah berdua. Karena disaat itu Rama masih dalam tahap mencari pekerjaan sedang dirinya belum mendapat gaji dari tempat kerjanya. Adapun gaji minggu kemarin ia gunakan untuk membayar uang kontrakan.
Sesusah itu mereka berdua karena di asingkan oleh keluarga mertuanya. Semua akses rama untuk mencari pekerjaan di tutup oleh sang ayah agar anaknya jera dan bisa kembali ke rumah. Namun,Rama bertekad dia tidak akan kembali ke rumah sampai kedua orang tuanya memberi kan restu pada pernikahannya.
Hingga satu hari,Shinta dinyatakan positif hamil. Rama bahagia bukan main ketika mendengar berita tersebut,bahkan dia sampai sujud syukur dengan anugerah yang allah berikan pada keluarga kecilnya ini. Namun kebahagiaannya seketika harua goyah karena kondisi Shinta saat hamil sangat mengkhawatirkan.
Ditengah kesusahan mereka,shinta mengalami kekurangan gizi karena kurangnya asupan makanan. Bukan karena ia diet,tapi mereka tidak pumya apapun untuk di makan. Hanya air putih dan akan makan sehari sekali itu pun satu bungkus di bagi dua.
Seolah bagai oasis ditengah gurun pasir,ibu dan ayah mertuanya muncul mengajak Rama dan shinta untuk kembali ke keluarga bagaskara. Rama sempat menolak karena dia tau jika kedua orang tuanya tidak aka. Secara cuma cuma mengajak keduanya kembali. Dan benar saja apa yang di pikirkan oleh rama itu benar adanya. Kedatangan kedua orang tuanya ada maksud terselubung dibalik nereka mengajak kembali ke rumah.
"Ayah dan ibu akan membantu pengobatan Shinta dengan syarat kamu harus menikah kembali!"ucap tuan bagaskara dengan mantap dan tentu saja mendapat amukan dari Rama.
"Kalau kamu membiarkan mereka kelamaan seperti itu kamu pun akan cepat kehilangan keduanya. Apalagi tidak mampu membiayai pengobatannya yag sangat mahal itu. Dan jangan lupakan kamu hanya selalu makan satu bungkus berdua itu pun dalam sehari."
Rama dibuat galau bukan main dia tidak mungkin menikah kembali apalagi dia sangat mencintai shinta. Tapi disatu sisi ia tak bisa membiarkan isterinya yang sakit sakitan terlebih shinta tengah hamil dan membawa anak mereka.