Teriakan menggema dari atas rooftop membuat semua orang menoleh keatas. Disana ada Cello yang menangis sambil memeluk Hira. Beberapa orang yang ada dibawah berlari menuju rooftop dan benar saja disana ada Cello yang menangis dipelukan Hira. Tangan bocah itu gemetar dan menunjuk salah seorang bocah yang ada disudut kiri mereka yang nampak juga terkejut dengan apa yang dituduhkan Cello pada nya.
"Cello, tenang sayang. Miss disini, lihat miss siapa yang melakukan ini?"tanya Hira dengan raut wajah paniknya.
Here we go again..
Mom and son in a drama~Mitha yang berdiri kaku di pojokan juga terkejut dengan apa yang ditujukan oleh temannya itu. Padahal jelas jelas dia yang menengahi antara Cello dan Tere yang tengah bertengkar tapi memang dia sadar jika dia tak sengaja mendorong tubuh Mitha sampai terhempas jatuh ke bawah.
"engga!! Cello bohong! Cello yang dorong Mitha!"pekik Mitha tak terima disalahkan. Cello menunjuk ke arah cctv dan Mitha terkejut dengan apa yang ditunjuka oleh teman sekelasnya itu.
"Ada hiks..cc-tv!hiks.. Mitha jahat udah dorong Tere!"tangis buaya itu makin terdengar sengau dan juga tersendat sendat seolah trauma dengan apanyang sudah terjadi barusan.
"Bohong!! Cello yang dorong Tere! Jangan percaya Cello dia bohong!"
"Mitha, miss lihat apa yang kamu lakukan! Jangan berbohong ada cctv juga! Miss sudah bilang untuk jangan naik keatas kenapa kalian pada keras kepala! Cello udha larang kalian juga!"Hira dan bakat aktingnya yang mumpuni memang sangat cocok dianugerahi piala oscar. Bisa bisanya dia mengkambing hitamkan orang lain agar anaknya tidak terendus kejahatannya.Tapi kan mereka ada untuk saling membantu satu sama lain(?)
Mitha menangis tersedu,dia tidak sengaja mendorong Tere dan berakhir temannya terjatuh dari ketinggian.
"Mitha..gak sengaja! Cello mau ambil mendali nya Mitha tapi Tere mau misahin kita, t-tapi-"
"Mitha malah dorong Tere hiks!"tangis buaya Cello ini benar benar menyakinkan orang orang dewasa yang ada di sekitarnya."Sudah..sudah..miss peluk ini, Cello jangan nangis lagi ya?"Hira mengelus kepala Cello dengan lembut seolah tengah menenangka padahal wanita itu tersenyum tipis disela sela ia tengah menenangkan anaknya yang tenga berakting itu.
"Mitha.. Ayo ikut kami dulu,kita coba jelaskan dibawah saja" lerai pak kepala sekolah dan menggiring semua ornag yangada diatas itu untuk turun dan menjelaskan perkara ini.
...
Mara yang masih syok dengan kejadian beberapa saat didepannya ini,makin terkejut dengan kedatangan Hira yang menggendong Cello. Hira tersenyum miring melihat suaminya yang begitu ketakutan padanya. Padahal dia tidak menggigit tapi Mara seolah melihat dirinya ini adalah seekor singa yang siap menerkamnya.
"Merindukan ku?"tanya Hira dan Mara makin dibuat bungkam apalagi melihat yang terjadi dihadapannya ini, seharusnya dia menuruti perkataan Natta anaknya memang memiliki sebagian sifat mengerikan Hira atau mungkin seluruh sifat itu turun pada anaknya.
"Suka dengan apa yang kamu lihat? Cello hebat,dia memang harus mengambil apa yang sudah harus menjadi miliknya."senyum syarat dengan penuh intimidasi itu tercetak di wajah wanita yang sudah 8 tahun lamanya tidak dia temui.
Cantik. Ya Hira masih cantik dan berkharisma seperti biasanya. Tapi... Aura dominan yang dikeluarkan oleh Hira semakin besar bahkan Mara yang terkenal dengan arogansi selama mengajar tetap saja kalah denga aura mengerikan yang dikeluarkan oleh wanita dihadapannya.
Meski tersenyum lebar tidak membuat perasaan Mara menghangat dan rindu. Justru dia ingin segera berlari dan membawa anaknya untuk pergi menjauh dari wanita ini."C-cello turun!"Hira sampai terkekeh mekihat betapa gagapnya sang suami ketika melihat dirinya kembali.
"Gak mau! Mau sama mommy!"rajuk Cello dan jika sudah seperti ini Mara hanya pasrah saja.
"Sepertinya akan ada banyak hal yang harus kita bahas bukan begitu papa?"Mara tak ma menjawab dia hanya menundukkan kepalanya. Dia benar benar takut untuk saat ini,kesalahannya dimasa lalu membuat dia harus melalui mimpi buruk selama 4 tahun lamanya.