Dedaunan kering yang jatuh mengotori tanah lapang, perlahan terangkat ke udara. Membawanya terbang menuju ke arah Selatan Sekolah kala semilir angin kencang sore itu datang berkunjung. Di Area Parkir yang semula dipadati oleh banyaknya kendaraan para Wali Murid, kini terlihat kosong. Tak ada besi berjalan apapun yang tertinggal di sana. Ramainya suasana Sekolah hampir seharian ini terkikis oleh perintah Sang Kepala Sekolah yang meminta para Wali Murid untuk menunggu kabar baik yang akan segera pihak Sekolah sampaikan di rumah saja. Dan meminta pada mereka untuk memercayakan putra-putri mereka agar Pihak Sekolah yang menjaganya.
"Ini bukan kasus Kesurupan Massal biasa, Pak. Karena Cay Lan Gong yang mereka panggil bukan hanya datang dengan kemarahan. Tapi juga dengan rasa dendamnya yang dulu begitu murka kala makamnya digusur dan dijadikan bangunan Sekolah ini." Ungkap Arthur menjelaskan setelah sebelumnya ia dengan dibantu teman-temannya berhasil menyeret Galih, Laras, Sekar, Yoga berikut Afdal agar mau mengakui kesalahan mereka di ruang Kepala Sekolah.
"Bukan hanya para siswa kesurupan saja yang dalam bahaya, Pak. Orang lain termasuk para Wali pun akan ikut dalam bahaya jika mereka tetap berada di Sekolah ini hingga malam nanti. Karena energi Cay Lan Gong akan semakin kuat dirasa setelah malam tiba dan gelap menyelimuti tempat ini. Jika dibiarkan, maka akan semakin banyak pula orang yang kesurupan." imbuh Dylan yang kalimatnya seketika berubah menjadi mandat mutlak untuk Kepala Sekolah SMK N 9 Yogyakarta tersebut patuhi.
Ketegangan tampak kokoh tercetak di wajah kaku Pak Ridwan Sang Kepala Sekolah SMK N 9 Yogyakarta, setelah mendengar kisah pengakuan yang Afdal dan keempat temannya perbuat perihal Jailangkung yang mereka mainkan.
"Kami pikir, setelah kami membuang jauh boneka Jailangkung itu, maka kami akan selamat dan terbebas dari makhluk menyeramkan itu. Tapi nyatanya, kekuatan Cay Lan Gong masih berpengaruh pada kami. Karena kami seolah terpenjara di Sekolah ini, Pak. Ada dinding tak terlihat yang memenjarakan kami di sini. Kami tidak bisa keluar dari lingkungan Sekolah meski gerbang utama Sekolah kita terbuka lebar. Tolong maafkan kesalahan kami, Pak. Dan tolong selamatkan kami." jabar Afdal dengan menangkupkan kedua telapak tangannya memohon pada Sang Guru Besar juga pada Dylan dan Arthur yang tengah menjadi Juru Bicara SHS tersebut.
"Lalu, jika sudah begini. Solusi apa yang kalian punya?" Seolah tak mengindahkan wajah memelas Afdal CS yang hampir menangis, berdiri berjajar di hadapannya. Pak Ridwan lebih memilih untuk berbicara dengan Dylan juga Arthur yang berada di sisi kanan meja kerjanya.
Ditanyai seperti itu, Dylan dan Arthur sempat beradu pandang kilas. Sebelum di detik berikutnya Dylan ambil suara, "Kami akan memulangkan Cay Lan Gong dengan ritual Jailangkung sebagaimana yang sudah mereka berlima lakukan. Cay Lan Gong tidak boleh lebih lama lagi mendiami tubuh Cakra. Kita harus memisahkan mereka jika ingin semua murid kesurupan lainnya juga ikut terlepas dari pasukan Tanah Pekuburan yang Cay Lan Gong bawa."
"Kalau begitu, lakukan saja apa yang menurut kalian baik. Saya hanya ingin Sekolah yang saya pimpin ini dapat kembali normal seperti sedia kala."
©Rainsy™
Helga yang semula hanya berdiri memandangi sebuah pohon beringin tua di halaman belakang Sekolah SMK N 9 itu mengubah posisinya menjadi duduk. Sembari jemarinya menyentuh satu demi satu akar pohon yang menjuntai panjang hingga menyentuh tanah.
"Ada rajah di sini." seloroh Helga lirih disambut kernyitan samar di dahi Sultan yang berdiri menemaninya di belakang.
"Rajah? Rajah itu ..., opo toh?"
"Rajah itu kata lain dari ajimat. Terdapat beragam banyak rajah di dunia ini. Rajah pengasihan, rajah pesugihan, rajah penglaris, rajah santet, rajah penolak bala, rajah pelindung rumah atau gedung dan sebagainya." ungkap Helga menerangkan. "Rajah biasanya hanya berbentuk tulisan dalam selembar kertas atau daun yang memiliki kekuatan gaib, lalu di tanam dalam sebuah lahan. Namun dalam kasus ini, rajah dituliskan di batang juga tiap akar beringin yang menjuntai. Jelas sekali bahwa orang itu sangat ingin memenjarakan mereka di sini." jabar Helga membuat Sultan semakin kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Supranatural High School [ End ]
TerrorMereka berpikir, aku gila. Aku selalu diasingkan. Bahkan orangtuaku sendiri pun sampai pernah mengirimku ke RSJ, hanya gara-gara aku tidak seperti mereka. Aku frustasi dan hampir menyerah pada hidup karena hal ini. Namun, sebuah sekolah justru mener...