Helga yang tampak sudah sepenuhnya mendapatkan kembali kesadarannya, terkesiap kaget. Ketika mengetahui, bahwa dirinya sudah berdiri di ambang kematian. Melihat kakinya berjarak sangat jauh dengan tempat Dylan CS berada ... mendadak, kepala Helga terasa pusing disusul pengelihatannya yang mulai kabur. Dan hal itulah yang menyebabkan Helga kehilangan keseimbangan tubuhnya, hingga akhirnya ia terpeleset jatuh.
"Helga!!" Devian yang baru saja menyadari gadis di depannya sudah tak lagi berada di tempat semula, langsung melongok ke bawah gedung. Dan,
TAP!
Satu tangan Devian berhasil menangkap salah satu lengan seseorang yang akan terjun dari lantai empat, gedung kosong itu. Namun alangkah terkejutnya Devian, kala ia mendapati bahwa lengan yang berhasil diraihnya adalah tangan kanan sebuah boneka beruang. Bukan tangan Helga yang justru tengah bergelantungan sembari menggenggam kuat tangan kiri boneka tersebut.
"Coco ...."
Suara lirih yang sempat terucap dari mulut Helga terputus, bersamaan dengan robeknya dada boneka beruang bernama Coco itu, mengakibatkan tubuh lemah Helga benar-benar jatuh ke dasar gedung.
"HELGAAA!!!" Devian memekik keras, setelah tangan boneka beruang pemberiannya sudah terpisah dari anggota tubuhnya yang ikut terbawa oleh Helga meluncur cepat ke bawah sana.
Dengan matanya yang terpejam. Helga dapat merasakan betapa kuatnya desir angin yang seolah tengah berusaha untuk menahan tubuh ringkihnya, agar tidak hancur saat menabrak bumi. Namun, setelah sadar bahwa angin hanyalah salah satu hal di dunia ini yang tidak dapat ia lihat wujudnya, namun bisa ia rasakan keberadaannya. Membuat Helga berpasrah diri, menyambut kematiannya yang akan segera datang menjemput.
HOP!
Tidak sakit.
Apakah saat ini Helga sudah benar-benar meninggal? Sehingga ia tidak merasakan sakit yang teramat sangat, begitu tubuhnya menghantam permukaan tanah? Tapi, kenapa sekarang telinga Helga mulai menangkap sayup-sayup suara orang yang menanyakan keadaannya? Apakah itu suara para malaikat?"Hei, lo gak apa-apa 'kan?" tanya Dylan tampak cemas.
"Ayo, bangun!" titah Ernest khawatir.
"Tolong buka mata lo," pinta Arthur.
"Cepetan bangun. Tangan gue udah pegel nih, nahan bobot badan lo," keluh Baron yang sukses membuat Helga membuka netranya lebar.
Ternyata, Helga tidak jadi meninggal. Karena dengan cekatan, keempat pemuda tampan di dekatnya, sudah lebih dulu bekerja sama; menautkan tangan mereka, untuk menahan tubuh Helga yang jatuh dari atap sana.
Melihat gadis yang berusaha ditolongnya telah selamat, Devian lekas menuruni tangga. Keluar dari gedung terbengkalai itu, untuk memastikan bahwa Helga baik-baik saja.
Langkah lebarnya mendatangi Helga yang tengah dikerubungi empat orang pemuda di sekelilingnya, kian melemah. Manakala Devian, menangkap kekhawatiran yang cukup berlebih dari sikap Dylan yang terus menanyakan pada Helga, apakah ada bagian dari tubuhnya yang terluka sembari menggenggam kedua bahu gadis itu.
"Nggak. Aku gak kenapa-kenapa kok. Makasih ya? Kalian udah nolongin aku," tutur gadis imut itu seraya menundukan kepalanya, yang berpaling menatap kondisi boneka beruangnya yang mengenaskan.
"Coco ...." Helga mendesah pelan.
Devian mengembangkan senyumnya lebar, lantas memberikan potongan tangan boneka beruang yang digenggamnya pada Helga yang tengah menimang boneka tersebut. "Udah, gak apa-apa. Nanti gue bisa beliin yang baru lagi."
Suara Devian yang seolah tak menghargai jasa baik Coco yang secara tidak langsung juga telah berkorban demi menyelamatkan Helga. Membuat gadis berparas imut itu secepat kilat mendongakan kepalanya, untuk menatap lekat wajah Devian yang ternyata sudah berada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Supranatural High School [ End ]
TerrorMereka berpikir, aku gila. Aku selalu diasingkan. Bahkan orangtuaku sendiri pun sampai pernah mengirimku ke RSJ, hanya gara-gara aku tidak seperti mereka. Aku frustasi dan hampir menyerah pada hidup karena hal ini. Namun, sebuah sekolah justru mener...