Krieet ....
Derit suara pintu terbuka, mempersilakan udara kosong nan dingin, menyelusup masuk ke dalam salah satu kamar rawat di RS Dr Sardjito. Tanpa ada siapapun yang terlihat membukanya, daun pintu berwarna krem itu terbuka lebar. Ruangan berukuran 3x3 meter tersebut, tampak sunyi. Tak ada tanda-tanda kehidupan tergambar di sana. Kecuali suara gemericik air yang terdengar dari arah kamar mandi, yang berjarak satu meter dari sebuah ranjang besar tempat Pasien biasa beristirahat.
Dilihat dari ranjang yang tak bertuan berikut kondisi selimut di kasur yang tak tertata rapi, sepertinya Sang Pasien-lah yang tengah berada di dalam kamar mandi tersebut.
Seolah tengah memburu sesuatu, sosok astral yang ternyata tadi mencuri masuk kamar inap dalam Rumah Sakit tersebut pun, bergerak menyentuh knop pintu kamar mandi. Namun belum sempat hantu muka rata itu mengintip ke dalam, Sang empunya kamar sudah lebih dulu menyumbul keluar.
DEG!
Wajah kedua wanita berbeda Alam itu saling bertemu. Setelah sekian lama, akhirnya sosok hantu wanita dari Dunia gaib itu bisa mengunjungi dan berjarak sedekat itu dengan manusia yang telah 29 hari ini, dilihatnya hanya terbaring di atas ranjang pasien ; dengan banyak alat medis yang melekat di tubuhnya.
Awalnya salah satu makhluk astral penghuni lama RS Dr Sardjito tersebut sempat mengira, bahwa gadis muda itu mungkin takkan lagi bisa membuka matanya. Namun sungguh sangat ajaib, karena setelah hantu muka rata itu memiliki niatan buruk guna mengambil alih tubuh Helga. Gadis introvert itu malah terbangun dari koma panjang-nya. Dan bisa sesehat juga sebugar seperti sekarang ini.
Seulas garis lengkung tiba-tiba saja merekah di wajah Helga. Membuat Hantu muka rata yang sedari tadi memerhatikannya, jadi terkejut. 'Apakah mungkin gadis ini melihatku?' pikir makhluk astral itu.
Namun belum sempat Hantu muka rata tersebut memastikannya, Helga sudah lebih dulu berjalan menembus tubuh transparannya. "Bagaimana, Bu? Apa hari ini aku sudah diperbolehkan pulang?" seloroh gadis belia itu yang rupanya sedang menyambut senang kedatangan Sang Ibu, Rosmala.
Wanita berusia hampir setengah abad yang berdiri di ambang pintu tersebut menganggukan kepalanya cepat. " Iya, Sayang. Hari ini kamu sudah boleh pulang. Nih, Ibu juga sudah selesai mengurus semua administrasinya. Sekarang, biar Ibu bantu kamu beres-beres ya?" sahut Rosmala, menuntun Putri tunggalnya itu untuk duduk di tepi ranjang. Sebelum kemudian ia mengambil sebuah tas besar dari dalam lemari, lalu memasukan satu demi satu pakaian ganti yang sempat Helga kenakan selama dirawat di Rumah Sakit ini.
Sejak diserahkannya Helga beserta Dylan Cs yang berhasil Aiden dan para Guru SHS selamatkan dalam keadaan terluka, seluruh keluarga kelima Pentagram Emas tersebut, seolah memutuskan hubungan mereka. Dan men-judge bahwa sumber utama penyebab anak-anak mereka menjadi celaka adalah karena Dylan CS menjadi siswa Supranatural High School. Meski merasa sangat berterima kasih karena telah menemukan anak-anak mereka, namun Arthur, Baron, Dylan, Ernest juga Helga, tetap ditarik oleh orangtua mereka untuk pindah Sekolah.
"Kita pulang naik apa, Bu? Ayah akan jemput kita?" tanya Helga kala Sang Ibu yang baru selesai mempacking pakaiannya, beralih tugas untuk mengikat rambut Helga yang tergerai.
"Ayah sama Arnold masih lagi rapat di Kelurahan. Tapi ..., kamu jangan khawatir. Tanpa diminta, ada beberapa orang yang bakal ngawal dan nganterin kita pulang kok."
"Wah, siapa tuh, Bu?"
Tok, Tok-Tokk.
Beberapa ketukan yang berasal dari pintu kamar yang masih terbuka, membuat Helga menoleh, lantas tersenyum sumringah melihat beberapa remaja lelaki saling berebutan, menyetor wajah mereka agar dilihat oleh Helga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Supranatural High School [ End ]
HorrorMereka berpikir, aku gila. Aku selalu diasingkan. Bahkan orangtuaku sendiri pun sampai pernah mengirimku ke RSJ, hanya gara-gara aku tidak seperti mereka. Aku frustasi dan hampir menyerah pada hidup karena hal ini. Namun, sebuah sekolah justru mener...