TREK!
Suara batang kayu yang patah menggema dalam ruangan luas itu ketika Helga menginjak dan mematahkan pensil yang semula terikat di tengah badan boneka Jailangkung itu dengan kaki kirinya yang terbalut sepatu pantofel berwarna hitam, menjadi dua bagian.
Bersamaan dengan tindakannya itu, benang gaib yang semula menjerat Galih dengan sosok Cay Lan Gong tiba-tiba saja lenyap. Sehingga tubuh Galih
yang tinggal beberapa senti lagi menyentuh deretan gigi runcing dari makhluk menyeramkan penghuni boneka Jailangkung itu, terdorong ke belakang. Melihat Galih menjatuhkan tubuh lemasnya di lantai, Dylan bergegas mendatangi pemuda itu lalu menyuruhnya untuk tetap diam di belakang punggungnya."Kowe! Berani-beraninya mengusik makananku! Kembalikan dia padaku!" Makhluk itu kembali menggeram. Berusaha meraih Galih dengan tangan panjangnya yang penuh cakar.
Galih mengigil ketakutan tatkala sosok menyeramkan itu berusaha menjangkaunya, namun Dylan yang begitu gigih melindunginya tak kenal takut untuk tetap menghalangi niatan sosok astral tersebut.
CPRATT!!
Suara cambuk yang baru saja membentur lantai ubin ruang Aula, sontak mengendurkan usaha Cay Lan Gong merebut Galih dari perlindungan Dylan. Sosok astral itu kini mengalihkan atensinya pada sebuah cambuk yang dikenalnya sebagai salah satu benda keramat yang memiliki kemampuan untuk menghancurleburkan para jin juga Iblis jahat, berada dalam genggaman tangan Helga.
"Manusia bukan makananmu. Derajat manusia jauh lebih tinggi daripada kamu! Iblis sesat!"
Helga mengayunkan senjata pamungkas yang dimilikinya dengan ritme cepat ke arah Cay Lan Gong. Membuat sosok itu sedikit ketakutan. Namun saat melihat Galih tengah dibimbing Dylan untuk kembali memasuki garis aman yang telah mereka buat sebelumnya, makhluk itu kembali murka. Helga yang menyadari hal itu tak tinggal diam. Gadis yang menjadi inti dari pentagram emas manusia itu begitu berani menyabetkan cambuk itu ke arah tangan Cay Lan Gong yang terjulur memanjang berusaha meraih Galih. Akibat serangannya, tangan sosok astral itu pun melepuh, bahkan dari luka bak rongga tanah yang retak itu sampai mengeluarkan percikan bara yang menganga merah.
Iblis sesat itu mengerang kesakitan. Alih-alih menyerah pada Galih, Cay Lan Gong justru semakin buas. Demi mendapatkan makanannya kembali, ia memutuskan untuk melawan Helga terlebih dulu. Tak ingin hanya satu-satunya yang berjuang melawan sosok itu, Baron, Arthur dan Ernest pun ikut membantu Helga dengan mencoba menyerang tubuh Cay Lan Gong dari arah yang berlawanan. Dengan tongkat runcing yang terbuat dari pohon tebu hitam juga bambu kuning, mereka bertiga kompak mengeroyok Cay Lan Gong.
Disela amukannya menghalau begitu banyak serangan di tubuhnya, Cay Lan Gong mengungkapkan bahwa keluarga Galih-lah yang menjadi penyebab sosok itu sesat. Berawal dari kakek buyut Galih yang semasa hidupnya disegani karena memiliki ilmu kebatinan tingkat tinggi itu, telah menipu dan secara paksa memenjarakan Cay Lan Gong berikut seluruh penghuni TPU yang digusur ke dalam pohon beringin tua tersebut, hanya demi mendapatkan imbalan sangat besar dari pihak sekolah.
Dan kini, setelah puluhan tahun berselang, bukankah tidak ada salahnya jika Cay Lan Gong ingin sedikit memberi balasan pada keturunan manusia serakah sepertinya? Toh, Galih pun telah dengan suka rela menyerahkan dirinya sebagai sesaji.
"Dia makananku! Dan akan menjadi makanan terlezat di sepanjang aku dadi penguasa wilayah iki. Ojo wani-wani kowe ngusik makananku!!" Keberanian kembali terpancar dari kobaran api yang seolah muncul dari pupil mata merah Cay Lan Gong. Teriakan sosok itu bahkan mampu memecahkan cahaya oranye dari segel pentagram yang murid SHS buat untuk mengurungnya.
Menyadari bahaya di depan mata, Dylan buru-buru mendorong Galih masuk ke dalam rajah pelindung yang semula siswa nakal itu sempat lewati. Akibat ulahnya, Galih sampai jatuh tersungkur di lantai. Dan ketika pemuda itu bangkit berdiri, ia justru semakin dibuat kalap. Bola matanya seolah hendak keluar dari tempatnya, saat mendapati ada sosok lain yang tampak seperti dirinya tengah dikerubungi oleh teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Supranatural High School [ End ]
TerrorMereka berpikir, aku gila. Aku selalu diasingkan. Bahkan orangtuaku sendiri pun sampai pernah mengirimku ke RSJ, hanya gara-gara aku tidak seperti mereka. Aku frustasi dan hampir menyerah pada hidup karena hal ini. Namun, sebuah sekolah justru mener...