Arthur mengerjapkan matanya beberapa kali setelah penerawangannya akan kejadian beberapa waktu lalu berakhir. Baru saja Pemuda berparas tampan itu hendak menarik tangannya dari kepala Kuncoro, Arthur justru mengganti haluan. Setelah retina matanya, menangkap sebuah rajutan yang tersemat pada bagian kerah dari jubah hitam yang di kenakan Kuncoro. Karena tak begitu jelas, Arthur pun lantas menyibak sedikit bagian tersebut, lalu menemukan bahwa rajutan itu adalah logo Sekolahnya, Supranatural High School.
"Helga. Dia ada di sekitar sumur tua Desa ini. Dan ..., dia menyebut nama Hira." tuturnya dengan fokus yang tak kunjung teralih dari logo berukuran kecil itu.
"Hira? Hira siapa?! Apa jangan-jangan Hira si Anak yang sering kesurupan itu ya?!" terka Raga memastikan.
Arthur mengangkat kedua bahunya ragu. "Gue gak bisa mastiin tepatnya sih, Kak. Karena sosok yang ada dalam pengelihatan gue juga pake jubah berhoodie yang separuh mukanya itu ketutupan. Entah Helga nyebut nama Hira itu ..., karena sosok itu emang Hira atau gimana." jawabnya sembari bangkit berdiri.
"Ya udahlah ya. Yang penting, sekarang kita tahu lokasi di mana terakhir kali Helga nongol. Ayo! Cari dia." sela Aiden mengajak semua temannya untuk mencari lokasi sumur tua yang dimaksud.
"Saya tahu di mana lokasi sumur tua yang paling dikeramatkan itu berada. Saya akan menunjukannya." ungkap Wijaya yang berniat hendak ikut kembali melakukan pencarian terhadap putrinya.
"Maaf, Pak. Bukannya saya melarang. Tapi ada baiknya, Bapak dan Mas Arnold di sini saja. Temani dan urus kembali jasad Pak Kuncoro sebagaimana mestinya. Lagi pula, pencarian ini berbahaya. Saya takut Bapak atau Mas Arnold terkena dampaknya. Karena saya tak bisa menjamin keselamatan Bapak, jadi saya mohon dengan sangat, tunggu dan teruslah mendoakan kami terutama Helga, supaya selamat." cegah Yardan yang langsung membuat sepasang bahu tegap Wijaya merosot. Ia sempat bertekad ingin tetap ikut, namun kala melihat keadaan Gayatri dan Kuncoro yang memprihatinkan dan sangat membutuhkan pertolongannya saat ini, akhirnya tekad itu pun luluh.
"Baiklah. Tapi tolong berjanjilah padaku satu hal. Pastikan Putriku ditemukan, dan Helga bisa pulang ke rumah berkumpul bersama kami lagi." pinta Wijaya yang dibalas anggukan pasti dari Guru Parktik di SHS tersebut.
©Rainsy™
Rucita dan Arthur yang berasal dari Kelas Timur, kini bak sebuah peta yang menjadi kompas bagi Guru berikut teman-teman mereka guna menyusuri jejak demi jejak yang telah Helga lewati sebelumnya. Ramalan Masa Depan yang Rucita coba terawang lewat permainan kartu tarot ; yang sesekali digunakannya ketika menemukan sebuah tanda kecil dari Helga, menjadi isyarat bahwa Kepala Pentagram emas yang entah berada di mana itu dalam keadaan masih baik-baik saja. Sedangkan Arthur yang menggunakan kemampuannya untuk me-reset masa lalu itu, menjadi tolok ukur dan kunci untuk mengetahui lokasi keberadaan Helga saat ini.
"Apa ini tempatnya?" Ernest bertanya setelah menemukan sebuah sumur tua di balik rimbunnya semak belukar yang menutupinya. Pandangannya lalu ia edarkan ke sekeliling, mengamati satu demi satu dari banyaknya pepohonan pisang yang ditanam di sekitar sumur tua tersebut.
Hal yang sama pun dilakukan oleh Baron ; yang malah menarik paksa sebuah daun pisang kering yang membentuk bak sebuah ayunan di antara pohon pisang satu dengan yang lainnya hingga terlepas dari batangnya. "Kok napas gue sesek ya pas nyampe sini?" celetuk Pemuda Bongsor itu yang langsung mendapat dukungan dari Raga juga Ernest.
"Wajar saja jika kalian merasa sesak. Karena residual energi di tempat ini memang kurang baik untuk kita." ungkap Yardan yang kemudian dibenarkan oleh Aiden.
"Tempat ini punya aura negatif yang sangat tinggi. Meski kita lagi ada di luar, tapi yang kita rasakan malah kayak lagi ada di dalam sauna, kan? Pengap." Aiden mengambil jeda pada kalimatnya untuk melihat tanggapan reaksi dari semua kawannya yang mengangguk. "Dengan banyaknya pohon pisang di sekitar sini yang sepertinya gak terurus ..., tempat ini udah jadi kayak semacem sarang. Sarang Kuntilanak tepatnya." papar Aiden dengan intonasi suara yang ia tekankan pada kalimat terakhir.
![](https://img.wattpad.com/cover/78612422-288-k991789.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Supranatural High School [ End ]
HorrorMereka berpikir, aku gila. Aku selalu diasingkan. Bahkan orangtuaku sendiri pun sampai pernah mengirimku ke RSJ, hanya gara-gara aku tidak seperti mereka. Aku frustasi dan hampir menyerah pada hidup karena hal ini. Namun, sebuah sekolah justru mener...