Sahabat

605 72 0
                                    

Taman itu dulu terlihat indah dengan aneka macam bunga.

Kini hanya rumput yang tumbuh subur.

Dipinggirnya terdapat beberapa bangku yang dulu menjadi tempat favorit minum teh sang nyonya.

Dua orang itu tengah duduk berhadapan terlihat sedang membicarakan sesuatu.

"Jelaskan siapa diri anda dan ada urusan apa berada disini".

"Maaf tuan Edgar,apa wewenang anda 'mengintrogasi saya' " .

"Anda seharusnya masih ingat telah menggunakan dan memalsukan identitas anda sebelumnya,dan dengan alasan itu saya bisa langsung memenjarakan anda lady". Ancam Edgar.

"Hah...baiklah akan saya jelaskan apa hubungan saya dengan keluarga Baron".

Bianca menarik nafasnya dalam dalam seperti akan mengeluarkan sesuatu yang berat.

"Saya dan Aneta berteman sejak kami berusia 5thn,kami berkenalan ketika ayah saya dan tuan Baron menjalin kerjasama dalam bisnis, dulu kami sering bermain ayunan dipohon itu (Bianca menunjuk sebuah pohon dengan ayunan dibawahnya), bahkan Aneta sering menginap dirumahku kami sangat dekat seperti saudari,lalu 4th yang lalu ketika wabah menyerang...". Bianca menahan air matanya yang sudah berada diujung matanya.

"Malaria?". Sambung Edgar

"Ya..malaria, Aneta kehilangan ayah dan kakaknya dan aku kehilangan ibuku, banyak korban pada saat itu, tahun itu adalah tahun terburuk yang pernah kami alami. Sejak saat itu kesehatanku memburuk jadi kami jarang bertemu,Aneta terakhir kali menemuiku  untuk berpamitan, ia bilang akan pindah, padahal dia sudah berjanji akan selalu mengirimiku surat. Bertahun tahun aku menunggu tapi surat darinya tak kunjung datang".

Air mata Bianca mengalir seperti mata air,semua kerinduan ia tumpahkan disana.

Edgar terdiam melihat gadis didepannya menangis, jelas mata penuh air mata itu menunjukan kerinduan.

Pria itu bergeser menarik Bianca kedalam pelukannya, perlahan ia mengelus rambut panjang bergelombang Bianca, berharap gadis itu merasa tenang.

Cukup lama hingga Bianca puas menangis.

"Maaf,aku mengotori bajumu".

Bianca melepaskan diri dari pelukan Edgar.

Ia malu menangis dalam pelukan pria asing.

"Setiap sebulan atau dua bulan sekali saya akan datang kesini berharap ada kabar dari mereka".

"Disini tidak ada seorangpun?".

"Tidak,ada paman dan bibi yang merawat rumah ini, mereka pelayan setia Barones,tapi mereka bilang tidak pernah ada kabar dari Aneta".

"Aku tidak melihat ada orang disini".

"Mungkin mereka belum datang,rumah mereka ada dibalik perkebunan disana".

Bianca berdiri menunjuk perkebunan apel didepan mereka.

"Lalu apa hubungan anda dengan Aneta? Apa anda kekasihnya?". Tanya Bianca polos.

"Barones Anita adalah pengasuhku dulu,sudah 2 th aku mencari keberadaannya".

'aku tidak bisa mengatakan kalau Aneta sudah meninggal 3th yang lalu,gadis ini pasti pingsan".

"Mau aku antar kepada paman dan bibi,mungkin mereka mau membocorkan keberadaan mereka". Bianca tersenyum,wajah mendungnya berangsur menghilang.

"Boleh aku pinjam satu kudamu?". Lanjutnya.

"Lebih baik anda naik kereta kuda,itu kuda milik pengawal saya".

Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang