" jadi kau sudah tau tentang William?". Tanya Bianca setelah mengetahui cerita 3 tahun menghilangnya pria itu.
"William?".
"Anak itu bernama William Lenox Frederick III".
"Kau menggabungkan nama kami bertiga?". Tanyanya heran.
"Ya, sebenarnya dia (Richard) yang memberi nama itu dan memaksaku menerimanya, katanya itu untuk mengenang ayah, kau dan nama keluarga kerajaan".
" Apa William mirip denganku?". Tatapannya jelas penuh harap, seperti Edgar ingin mendengar Bianca mengatakan iya untuk pertanyaannya.
"Tidak, dia mirip aku tentu saja kecuali untuk rambut dan matanya, dan itu membuatnya tidak imut". Goda Bianca.
"Hah... mana mungkin anakku tidak lucu, Aku ingin segera melihatnya, apa kita meminta bantuan Edmund untuk bisa keluar dari sini saja".
Rasa penasaran melingkupi hati pria itu."Tentu, dan ketika kita baru berencana untuk meninggalkan lembah ini dia (Richard) pasti sudah mengirim pasukan kesini". Bianca memutar bola matanya.
Mereka harus memupus kembali keinginan untuk pergi menculik putranya sendiri.
Akhirnya mereka memutuskan untuk menunggu, mencari kesempatan agar bisa pergi dari sana hanya untuk mencuri lihat bagaimana keadaan anak mereka, sesekali Alex atau Jenya akan pergi ke ibu kota untuk mencari informasi.
Dari Alex mereka mengetahui kursi ratu dalam keadaan kosong karena wanita itu terbukti berusaha meracuni suaminya sendiri sang Raja.
Kemudian dari Edmund mereka juga mengetahui Richard mengosongkan istana harem, mengembalikan semua selir kepada keluarganya masing masing lalu mengganti semua pelayan dan pekerja yang pernah bersinggungan langsung dengan wanita yang melahirkan sang Putra Mahkota.
Richard sedang menghilangkan saksi keberadaan Bianca di istana.
Tahun berganti Edgar masih menjalankan tugasnya menjaga benteng dan mengurus para imigran gelap.
Karena keadaan kerajaan sebelah yang sedang mengalami konflik internal maka lebih banyak rakyat yang memilih meninggalkan kerajaannya.
Edgar pria yang usianya sudah tidak lagi muda tapi ketampanannya masih bisa membuat para gadis berteriak histeris.
Rambut hitam berantakan, mata tajam berwarna semerah rubi, wajah tampan dengan hidung mancung dan rahang kokoh lengkap dengan luka didahinya.
Hingga saat ini pun masih setia menempeli kemanapun Bianca pergi, selalu tidak tenang jika ada pria yang mencoba mendekati gadis itu.
Sedang Bianca, gadis cantik itu dibantu oleh Jenya mempersiapkan semua kebutuhan para ksatria, seperti makanan dan pakaian.
Ia juga menyibukkan diri belajar cara bercocok tanam, karena jika ia hanya diam rasa frustasinya akan kembali menghantui.
"Jadi, kapan kalian akan menikah ?, Anda tau bukan kepala desa tidak suka kalian tinggal bersama tanpa ikatan penikahan?". Tanya seorang wanita bernama Stela, ia sering datang ke rumah tempat tinggal Edgar dan Bianca untuk sekedar membantu.
"Entahlah". Jawab Bianca ragu gadis itu sedang berkutat dengan tanah dan beberapa bibit buah tomat.
Ia sadar selama ini dia hanya menanggung semuanya sendiri, haruskah ia membagi kesedihannya dengan seseorang, mungkinkah itu Edgar?.
Apa tekadnya untuk sendiri seumur hidup itu salah.
"Apa anda tidak mencintainya?".
"Bukan itu, tapi aku juga tidak tau bagaimana perasaanku padanya dan Edgar juga belum pernah mengajakku menikah, mungkin dia tidak ingin menikah". Ucap Bianca pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)
RomanceKehidupan pertamanya,bisa dikatakan kurang beruntung, hidup sebagai anak pertama ia dituntut harus hidup mandiri,dewasa sebelum waktunya. Lahir dalam keluarga broken home tidaklah mudah. Lalu ia lahir kembali. Sebagai Bianca Camilla Winchester. Pu...