Pengadilan

267 25 0
                                    

Beberapa dokter sudah dipanggil masuk kekamar Raja, teriakan dan umpatan Richard menggema ketika dokter tidak dapat membuat gadis yang pingsan semalam itu tidak kunjung membuka matanya.

"Dimana dokter pribadi keluarga Norfolk".

Tanya Richard tidak sabaran.

"Yang Mulia dokter itu sudah tiba".

Dokter perempuan yang dulu merawat Bianca datang, segera ia memeriksa kondisi lady muda itu, sekali lagi ia melihat wajah cantik itu sepucat kertas seperti beberapa bulan yang lalu.

"Yang Mulia, kita sudah mengetahui gejala yang dialami nona muda, sama seperti dulu, sebisa mungkin kita tidak boleh menekannya".

"Bangunkan dia!". Perintah Richard geram.

"Yang Mulia, kita hanya bisa menunggu hanya sesuai keinginan nona, kapan ia ingin bangun".

Richard mendengus kesal.

"Pergilah, kau akan tetap disini untuk memeriksa keadaan Bianca setiap saat".

"Baik".Dokter itu undur diri.

Ruangan yang tadi penuh dengan aura ketengangan kini berubah hening.

"Bi... Maaf maaf, aku sudah membentakmu , aku sudah membuatmu takut kumohon bangunlah, aku tidak akan mengulanginya lagi". Richard berlutut disamping ranjang menggenggam tangan gadis itu erat.

Prank...

Suara benda pecah memekakkan telinga.

Lagi.

Prank....

"Pergi, pergi kalian!".

Hari kedua Bianca sadar, dan mulai saat itu juga amarahnya meledak ledak.

Pagi ,siang , bahkan malam ada saja benda yang ia lempar hingga pecah.

"Nona, anda harus makan". Bujuk seorang pelayan.

"Aku tidak akan makan apapun sebelum keluar dari neraka ini, katakan itu pada pria brengsek junjungan kalian!". Teriak Bianca setelah melempar nampan makan malamnya.

Para pelayan berhamburan keluar ketika Richard memasuki kamarnya yang sudah berubah menjadi kapal pecah.

"Bi... Apa kau masih marah?". Richard mencoba mendekati gadis yang terlihat kacau itu.

Rambut berantakan, gaun tidur yang sobek dan juga berwajah pucat.

"Biarkan aku pergi". Ucap Bianca tanpa mau menatap pria didepannya.

"Pergi kemana?, Ini rumahmu sekarang".

Bianca hanya diam, ia tidak ingin meladeni omong kosong Richard.

"Dengar, kau harus makan , lihatlah kau sangat kurus bagaimana jika kau sakit ".

"...."

"Aku akan menyuapimu, o.k?".

"...."

"Bawa kesini".

Seorang pelayan membawa nampan berisi makanan baru, kemudian meletakkannya pada meja didekat ranjang.

Richard mengambil sup yang masih hangat, mendekatkan pada Bianca.

"Buka mulutmu Bi". Bujuk pria itu.

"..."

"Aku akan memanggil Jenya kesini besok".

"....".

Tidak ada jawaban, Bianca mengacuhkan Richard.

Pria itu marah, tapi ia tidak bisa melakukan apapun dia sendiri yang memaksa Bianca untuk berada disisinya.

"Besok, ibu suri dan para bangsawan yang terlibat dalam kejahatan akan di adili, apa kau ingin melihatnya?".

"....".

"Sudahlah, sebaiknya kau istirahat aku akan meletakan makananmu disini, tolong makanlah walau sedikit Marquess akan sedih jika melihatmu seperti ini".

Richard keluar meninggalkan Bianca sendirian.

Ia tidak ingin Bianca semakin marah jika ia tetap bertahan disana.

Air mata Bianca menetes, ia teringat pada ayahnya, ibunya bahkan Edgar.

"Mereka semua pergi, hanya ada aku disini hiks...hiks .. kenapa Tuhan meng hukumku seperti ini,apa dosaku kenapa Tuhan tidak bisa membiarkanku hidup bahagia".

Sepanjang malam Bianca menangis, tubuhnya lemas dua hari ia menolak makan, kesedihan memenuhi hatinya ia jatuh pingsan untuk kesekian kalinya.

***

"Lady Victoria Cornwall dan Duke Victor Cornwall terbukti terlibat dalam menyelundupkan, membuat dan menjual obat obatan terlarang, membayar para perompak untuk membunuh mendiang Marquess Winchester juga bertanggung jawab atas penyerangan Yang Mulia Raja berencana melakukan kudeta, dengan semua bukti yang kami miliki maka pengadilan memutuskan untuk mengeksekusi Lady Victoria dan Duke Victor besok tepat tengah hari".

"Keberatan, itu fitnah , semua itu fitnah saya tidak melakukan hal itu". Teriak Duke Victor.

" Harap tenang , tuan muda Cornwall melakukan bisnis jual beli budak serta melakukan penculikan dan perampasan kepada rakyat akan diasingkan ke penjara pulau selatan".

Pria yang dimaksud hanya menunduk pasrah,ia tau akan tertangkap ketika mendapati sandranya berhasil kabur.

"Lalu, untuk para bangsawan yang terbukti menjalankan bisnis ilegal, menimbun harta dan menyalah gunakan kekuasaan gelarnya akan dicabut dan semua harta akan disita oleh kerajaan".

Tok...tok...

Suara ketukan palu menandakan keputusan akhir telah dibuat.

"Tidak, itu semua fitnah, aku ibu suri kerajaan ini kalian tidak bisa memperlakukanku seperti ini!!".

Victoria berteriak membela diri ketika dipaksa meninggalkan ruangan sidang, sementara sisi kanan dan kirinya dijaga oleh para penjaga.

Para bangsawan yang berstatus terdakwa itu menjerit, memohon pengampunan.

Bukti yang dibawa Barones Anita serta kesaksiannya, bukti yang diberikan mendiang Marquess serta para perompak yang berhasil ditangkap, lalu para korban penjualan budak dan perampasan tanah secara paksa, membuktikan semua kejahatan komplotan Ratu.

Richard tersenyum puas dengan hasil sidang, ia berhasil menyingkirkan musuh musuhnya.

"Yang Mulia". Panggil asistennya ragu.

"Ada apa?".

"Lady... Lady Bianca, kondisinya kembali menurun, dokter sedang memeriksa beliau".

"Apa yang terjadi?".

"Tadi pagi lady pingsan lagi kemudian memuntahkan semua makanannya".

Baru saja mendapatkan angin segar, kini Richard kembali dihantam kabar tidak menyenangkan.

Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang