Sinar mentari menerobos masuk melalui cela cela horden yang masih tertutup.
Dua orang masih bergelung dengan selimutnya diatas ranjang.
Sedang seorang pria masih setia menunggu diluar kamar bersama beberapa pelayan wanita.
Tok...tok...
"Tuan,hari sudah siang". Panggil Jhonatan.
Edgar membuka matanya, kepalanya terasa sakit,ia duduk tanpa menoleh kebelakang tak menyadari keberadaan orang lain ditempat tidurnya.
Hingga ia berjalan memunguti pakaiannya yang berserakan dilantai.
"Bagaimana bisa aku tertidur tanpa pakaian".
Selesai mengenakan pakaiannya baru Edgar merasa ada yang janggal, ada pakaian wanita dilantai lalu ia menoleh pada ranjang.
Disana seorang wanita tengah tidur dengan posisi memunggunginya, rambut pirang panjang dan punggung putih mulus.
"Sial,apa yang sudah kulakukan!". Umpat Edgar.
"Siapa gadis ini,apa dia salah seorang pelayan?".
Edgar mengingat ingat kejadian semalam,sekelebat gambaran silih berganti seperti vidio yang diputar.
"Haaahh... Bagaimana bisa aku menganggap gadis ini Bianca".
Edgar mengusap wajahnya kasar.
Ia mendekati gadis yang masih tertidur itu,menyentuh pundaknya yang terbuka mencoba memanggilnya.
"Hei...nona".
Gadis itu menggeliat,lalu membalikkan tubuhnya menghadap Edgar,tapi matanya masih terpejam, sepertinya panggilan Edgar belum bisa menariknya dari alam mimpi.
Edgar yang melihat wajah gadis diranjangnya begitu syok.
"Bianca....bianca?". Ia naik ke atas ranjang memastikan pengelihatannya.
Tangannya gemetar,ia meraih rambut panjang Bianca,mencium harumnya.
"Ini benar benar kau?".
Wajah Edgar berubah memerah matanya berkaca kaca, senang dan tak menyangka, gadisnya yang selama ini ia cari,ia rindukan berada disini bersamanya bahkan menghabiskan malam yang indah bersama.
Tok...tok...
Edgar perlahan turun dari ranjang lalu berjalan cepat membuka pintu.
"Tuan hari sudah siang". Jonathan dengan senyum mengembang menyambut tuannya.
"Ehm... Dia masih tidur,biarkan saja. Aku akan menggunakan kamar mandi kamar sebelah".
Edgar bergegas memasuki kamar milik ibunya dulu,wajahnya memerah karena malu.
"Uhuk...bubar sepertinya kalian harus kembali lagi nanti". Perintahnya pada para pelayan dibelakangnya.
Jonathan segera menyusul tuannya,mempersiapkan segala kebutuhannya.
"Kapan Bianca datang?".
Edgar sudah selesai mandi dan sedang memakai pakaiannya ketika Jonathan membawakannya sarapan yang terlambat.
"Tadi malam, tuan bagaimana anda mendapatkan luka itu?". Goda Jonathan yang melihat bekas cakaran pada punggung Edgar.
Edgar menoleh kebelakang berusaha melihat punggungnya,disana ada beberapa luka seperti goresan benda tajam.
"Oh....aku tidak sengaja melukai diriku sendiri". Elak Edgar yang wajahnya kembali memerah.
"Benarkah?, Hah... Padahal semalam saya sudah meminta tolong pada Lady untuk merawat anda". Ucapnya polos.
"Sudah,jangan dibahas lagi kembalilah bekerja". Edgar tidak tahan lagi.
Jonathan keluar dari kamar meninggalkan Edgar yang masih terdiam manahan malu,senyum geli terlukis jelas pada wajah tua itu.
'ahh... Akhirnya Duke menemukan pendampingnya'.
Edgar menunggui Bianca yang masih terlelap, ia memandangi wajah cantik itu bahkan ia memperhatikan setiap tarikan nafasnya.
"Aku tidak akan melepaskanmu lagi,kau milikku,satu satunya hanya untukku". Gumam Edgar.
Bianca terkejut,ketika melihat wajah Edgar tepat berada didepannya saat membuka mata.
"Ed.. Edgar?".
"Selamat siang".
"Siang?"
Bianca bergegas duduk hingga menyebabkan selimut yang menutupi tubuh polosnya melorot memperlihatkan bagian atas tubuhnya.
"Ahh..".
Gadis itu segera menarik selimut lagi menutupi tubuhnya.
Edgar tersentak mendapat pemandangan indah itu sekali lagi,kini lebih jelas dan ia sadar sepenuhnya, banyak tanda kemerahan dileher dan dada Bianca.
Ia yakin itu hasil perbuatannya.
""Edgar,tidak sopan balikkan badanmu". Teriak Bianca.
"Oh...iya ..". Dengan polosnya Edgar menurut pada Bianca,ia berdiri lalu membalikkan badannya.
Bianca turun dari ranjang dengan selimut menutupi tubuhnya,ia berusaha berjalan menuju tempat mandi,sayangnya kakinya tidak dapat diajak kompromi, kaki Bianca terasa lemas tak bertenaga ia pun jatuh terduduk.
Bug....
Edgar segera berbalik mendengar suara tadi.
"Bi...ada apa?". Pria itu bergegas mendekati gadisnya kemudian menggendongnya kembali keatas ranjang.
"Ini semua salahmu!". Rengeknya.
"Aku?". Edgar bingung,apa kesalahannya.
"Kau,kau menyiksaku semalaman". Ucapnya cepat.
"Menyiksa?".
"Apa anda lupa Tuan Duke Norfolk, anda berulang kali memasukiku padahal aku sudah mengatakan untuk berhenti, lihat sekarang kakiku terasa lemas". Bianca tanpa malu membuka kejadian semalam.
"....".
"Apa kau tidak ingat?". Tanya Bianca.
"Apa kau marah padaku Bi?".
"Marah?,bukan itu maksudku".
"Lalu?".
'ah..dasar bodoh,dia pasti salah faham'. Batin Bianca.
"Begini Edgar, semalam pertama kalinya untukku,dan kita melakukannya berulang kali,tubuhku yang belum terbiasa akan menunjukan reaksi seperti ini,mengerti".
"Ohh....ini juga pertama kalinya untukku".
"Aku tau,semalam kau sudah mengatakannya,bahkan kau terus mengulanginya".
"Me..mengatakan apa?".
"Bianca,kau milikku, kau wanita pertama ku dan satu satunya untukku". Bianca menirukan ucapan Edgar semalam, membuat pria itu malu setengah mati.
"Aku...aku...".
"Ssttt.... Sebaiknya kau membawaku ketempat mandi,tubuhku lengket dan aku ingin segera mandi.
"Baiklah".
Setelah memasuki tempat mandi beberapa pelayan segera dipanggil Edgar untuk membantu Bianca.
Sedang pria itu masih duduk termenung, memandangi ranjang bekas pergulatan mereka semalam, ada noda darah di sprei.
Pipinya memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)
RomanceKehidupan pertamanya,bisa dikatakan kurang beruntung, hidup sebagai anak pertama ia dituntut harus hidup mandiri,dewasa sebelum waktunya. Lahir dalam keluarga broken home tidaklah mudah. Lalu ia lahir kembali. Sebagai Bianca Camilla Winchester. Pu...