Rahasia yang ia simpan

255 30 0
                                    

Matahari masih belum menunjukan tanda akan terbit tapi Edgar dan Bianca sudah menunggang kudanya melintasi perbatasan ibu kota, mereka memilih jalur hutan yang tak terdapat pos penjagaan.

Akan merepotkan jika ada yang mengetahui Bianca telah kembali, pihak ratu mungkin akan memburu mereka karena Bianca saksi hidup siapa dalang dari kasus penjualan manusia dan Richard pasti akan murka mengetahui Edgar membawa Bianca pergi.

"Pasti sangat dingin,tunggulah sebentar lagi begitu keluar dari hutan kita akan berganti menaiki kereta kuda".

"Tidak,ini tidak terlalu dingin".

'ini panas,kau memelukku terlalu erat Ed, bagaimana kalau kau mendengar suara degup jantungku, betapa malunya'. Hati kecil Bianca meringis menahan malu.

Tak berselang lama mereka akhirnya keluar dari dalam hutan.

Sebuah kereta kuda sederhana telah menunggu mereka.

"Perjalanan masih jauh,sebaiknya kau tidur lagi".

Edgar memposisikan Bianca untuk tidur kepala gadis itu ia letakkan dalam pangkuannya.

"Aku akan menjagamu sepanjang malam"

"Seperti biasanya?". Tanya Bianca dengan senyum manisnya.

"Ya seperti biasanya". Edgar pun tersenyum lembut.

Beberapa hari berlalu mereka masih menggunakan kereta kuda yang sama, setiap malam tiba Edgar dan Bianca akan menginap di penginapan yang mereka lewati.

Sepanjang perjalanan pula Edgar melepas topengnya dan Bianca menutupi seluruh tubuhnya dengan jubah hitam.

Tinggal satu kota lagi dan mereka akan memasuki wilayah Winchester.

"Besok siang kita akan sampai".

"Ya, apa kau menantikan bertemu dengan Barones?". Bianca memandangi Edgar yang berbaring disampingnya.

Malam ini mereka menginap disebuah penginapan yang cukup nyaman tidak seperti malam malam sebelumnya.

"Aku menantikan melihatmu selalu tersenyum".

"Sejak kapan Duke Edgar mantan jendral perang begitu murahan?". Ejek Bianca.

"Sejak kau masuk kedalam hidupku". Balasnya.

Wajah Bianca merona.

"Sudah lama aku tidak melihatmu malu seperti itu".

"Ed, hentikan ". Bianca menarik selimut menutupi wajahnya yang memerah.

"Biarkan aku memelukmu".

Edgar menarik selimut Bianca lalu merengkuhkan kedalam pelukan.

"Dengar, jantungku selalu berdetak lebih cepat setiap berada didekatmu".

Edgar mencium harum rambut panjang Bianca yang terurai.

"Malam ini juga akan sangat berat kulewati". Gumam Edgar.

"Kenapa?". Bianca mendongakkan wajahnya menatap langsung pada netra tajam pria yang tengah memeluknya.

"Karena kau,sekarang berada dalam dekapanku, sayangnya aku harus menahan keinginanku". Ucap Edgar lesu ia menutup matanya.

Bianca semakin malu, mendengar kejujuran Edgar.

Cup...

Bianca mengecup bibir tebal pria itu membuatnya membuka mata lebar.

"Bi...".

"Kau marah?".

"Jangan menguji kesabaranku Lady".

Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang