Menepati janji

551 66 0
                                    

"Bianca,apa ada sesuatu antara kau dan putra mahkota?".

Edmund duduk dikursi kamar Bianca,sedang gadis itu masih berjibaku dengan tumpukan dokumen di meja kerjanya.

"Tidak,hanya saja aku merasa kurang nyaman jika berdekatan dengannya,kakakkan selalu berada diistana bukankah lebih tau bagaimana putra mahkota playboy itu".gerutu Bianca dengan bibir mengerucut.

"Tahanlah sebentar mungkin hanya memakan beberapa hari sebelum yang mulia kembali keibu kota".

"Kenapa dia bisa ikut kakak?".

"Yang mulia raja mengutus putra mahkota mengecek selimut yang akan dikirim keistana".

"Hanya masalah sepele kenapa harus mengutus dia".

"Sudahlah,jangan marah marah nanti jodohmu tak mau mendekat".

Edmund mengacak rambut Bianca,kemudian meninggalkan gadis itu sendiri.

"Huft...aku butuh refresing".

"Nona anda akan keluar?".

"Aku hanya akan pergi kerumah kaca Jenya,".

Taman rumah kaca itu cukup luas,aneka tanaman tumbuh disana mulai dari bunga hingga tanaman obat,dirawat dengan baik.

Bianca mengambil tempat air,menyirami bunga bunga yang kehausan.

"Kalian harus tumbuh dengan baik, lihatlah warna cantik kalian".

"Bunga bunga itu tak bisa mengalahkan kecantikanmu Bi". Suara dari belakang mengagetkan Bianca.

"Yang mulia,hamba memberi hormat".

Bianca menekuk lututnya sedikit.

"Apa kau memang suka berbicara dengan tumbuhan?". Godanya.

"Yah,terkadang itu sangat berguna untuk menghilangkan stres". Bianca melanjutkan kegiatannya.

Putra mahkota mengawasi Bianca sejenak,lalu perlahan ia mendekatinya.

Meraih tempat air ditangan Bianca,kemudian menaruhnya sembarangan.

Ia mengarahkan gadis itu untuk duduk.

"Ada apa yang mulia?". Bianca mengeryitkan dahi,merasakan firasat tidak enak.

"Aku datang kesini untuk menepati janjiku".

"Janji?,apa kita pernah membuat janji sebelumnya?".

Gadis itu bingung
tak mengingat apapun perihal janji.

"Dulu aku pernah mengatakan akan menunggumu hingga mencapai usia dewasa,sekarang aku datang".

"Yang mulia,saya tak pernah menanggapi kata kata anda bukan".

"Tidak,aku datang kesini menunjukan keseriusanku".

"Jangan konyol yang mulia,yang mulia baginda mengutus anda untuk memeriksa selimut yang akan dikirim keistana bukan,tidak usah mengada ada".

Ejek Bianca.

"Bi..apa kau benar benar tak melihat besarnya perasaanku padamu?".

"Yang mulia putra mahkota perlu saya ingatkan, anda sudah memiliki istri dan juga selir dan saya tidak berminat sama sekali untuk masuk dalam harem anda itu".

"Kau juga tau aku terpaksa menerima pernikahan itu semata mata untuk kepentingan kerajaan, hanya dengan menenangkan para bangsawan kerajaan ini tetap damai".

"Ya saya tau dan itu sudah menjadi tanggung jawab anda yang mulia".

"Kau selalu memiliki tempat khusus bi,"

"Selir ke sekian?".

"Tidak,kau akan menjadi wanitaku satu satunya kekasihku,belahan hatiku tidak akan ada yang berani mengusikmu bahkan yang mulia raja".

"Saya tidak pernah setuju dengan poligami yang mulia,lebih baik saya tidak menikah seumur hidup dari pada harus berbagi dengan wanita lain,maaf yang mulia saya lelah, ijinkan saya kembali kekamar ".

Jelas putra mahkota syok mendapat penolakan berulang kali, ia menunduk perasaan malu dan sakit hati bercampur menjadi satu.

Bianca beranjak dari kursinya,tanpa berfikir dua kali segera pergi meninggalkan putra mahkota yang patah hati.

Sudah dua hari Bianca mengurung diri dikamarnya,sedang para pria sibuk berkeliling kota memeriksa berbagai pekerjaan.

"Nona,apa anda tidak bosan?".

Jenya mengambil tumpukan buku dimeja ,lalu menggantinya dengan teh dan aneka cemilan.

"Aku ingin keluar,tapi buaya itu belum juga kembali keistana".

"Nona jika ada yang mendengar anda,saya yakin anda akan diseret kepenjara".

"Biarkan,lalu ayahku akan membuat bangkrut seluruh kerajaan".

"Ck..ck..ck...anda dan tuan Marquess sangat mirip".

Tok..tok...

"Bianca,ini kakak".

Jenya membuka pintu mempersilahkan tuan mudanya masuk.

"Ada apa kak?".

"Sudah waktunya makan malam, kau tidak bergabung bersama kami sejak kemarin,apa kau baik baik saja?".

"Maaf kakak pekerjaanku menumpuk".

"Lupakan semua dokumen itu,ayo ikut aku turun".

'dasar kakak yang tidak peka'.

"Kakak duluan saja aku akan segera menyusul".

"Baiklah,aku tunggu didepan pintu".

Tak butuh waktu lama untuk bersiap,ia tak ingin terlihat cantik didepan putra mahkota.

Ia mengenakan gaun sederhana tanpa riasan berlebih.

Lalu Bianca segera menyusul kakaknya.

"Kau terlihat cantik Bi". Ucap pria yang sejak tadi memperhatikannya.

"Terima kasih yang mulia, apa semuanya sudah beres?".

"Ya,aku sudah memeriksa semua persiapan,dan hasilnya sesuai harapan, kami harus berterimakasih pada kerja kerasmu".

"Anda berlebihan yang mulia,itu sudah menjadi tugas kami".

"Kerajaan akan memberikan hadiah pada keluarga Winchester".

"Itu tidak perlu yang mulia". Sela Marquess,ia tak pernah ingin terlibat dengan istana.

"Kau tidak boleh menolak pemberian raja, Marquess". Putusnya.

"Kapan anda akan kembali yang mulia?".

" Apa kau mengusirku Bi?".

"Tidak,saya hanya bertanya".

"Mungkin besok,aku sudah menemukan apa yang aku cari".

"Apa itu,kalau boleh saya tahu?".

"Pertama kau, yang kedua adikku".

"Adik?,sejak kapan anda memiliki adik?".

"Sejak dulu,dia anak dari pamanku sekarang ia yang mewarisi gelar ayahnya Duke of Norfolk, sudah hampir satu bulan dia pergi meninggalkan ibu kota,meninggalkan semua pekerjaannya, membuat kepalaku pusing saja".

"Sepertinya kalian dekat".

"Tidak juga, tapi dia satu satunya kerabatku".

"saya belum pernah mendengar tentang Duke of Norfolk".

Edmund yang sejak tadi menjadi pendengar setia akhirnya menyahut.

"Duke yang sekarang merupakan seorang Jendral yang memenangkan berbagai perang dan meringkus semua pemberontak,kau tau Bi ia masih berusia 17 thn ketika turun kemedan perang menggantikan sang ayah yang wafat".

Jelas Edmund antusias,ia selalu kagum kepada sosok Jendral yang berhasil menghancurkan musuh musuhnya itu.

"Siapa nama idolamu itu kakak".

"Edgar Lenox Duke of Norfolk,usianya baru 29th tapi sepak terjangnya dimedan perang sangat mengagumkan".

"Ed..edgar?".

Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang