Seperti tahanan

524 53 0
                                    

Bianca termenung memandangi hamparan hutan dihadapannya.

Dari balik jendela kereta yang akan membawanya ke ibu kota,ke istana lebih tepatnya.

Flash back

"Ayah...ayah".

Bianca panik,ketika pulang dari restoran  ia melihat banyak sekali prajurit mengepung rumahnya,banyak hal buruk yang terlintas dalam fikirannya,lalu Bianca memasuki mansionnya  dengan tergesa gesa.

Mencari keberadaan ayah kandungnya.

"Jenya,dimana ayahku?".kekhawatiran memenuhi hatinya.

"Diruang kerja nona".

Jenyapun terlihat panik

Bianca membuka pintu ruang kerja ayahnya kasar.

"Bi...". Marquess tengah berdiri didekat jendela besar diruang kerjanya, wajahnya terlihat pucat.

"Banyak prajurit kerajaan didepan,ada apa ini?".

Marquess,berjalan pelan menuju mejanya,dibukanya laci paling bawah lalu ia mengambil sebuah amplop berwarna coklat.

"Titah baginda".

Marquess meletakkan selembar kertas diatas meja.

"Apa ini?". Bianca membaca kertas berstempel kerajaan itu,wajah berangsur angsur menjadi semakin  pucat.

"Perintah untuk datang keistana, mereka takut kita tidak mau datang makanya menurunkan titah ini".

"Tapi kenapa?,didalam kertas ini hanya mengatakan akan memberikan ayah penghargaan,bukankah tidak perlu dengan mengirim ratusan prajurit kesini?".

"Istana ingin mengikat kita,menjadikan kita pion untuk membuat para pedagang mendukung pihak istana sepenuhnya, bukan rahasia jika banyak bangsawan saling berebut mencari keuntungan dari istana".

"Apa maksudnya?".

"Diistana ada dua kubu,raja dan ratu walau mereka satu kesatuan tapi pada kenyataannya banyak bangsawan yang berdiri dibelakang kekuatan ratu,apalagi keadaan raja yang sekarang dalam kondisi kurang baik".

"Ratu?,bukankah seorang ratu tidak mempunyai kekuatan politik".

Bianca semakin bingung,ia belum pernah bertemu intrik dalam politik seperti ini.

"Benar,tapi pada kenyataannya keluarga ratu merupakan bangsawan dengan kekuatan terbesar saat ini, hah... Akhir akhir ini memang banyak bisnis gelap menjamur,dan ayah kira para bangsawan dibalik semua itu".

"Jadi kaisar ingin membuat kita berada dipihaknya?,jika ayah mendukung istana maka secara otomatis mayoritas pedagang lain akan mengikuti".

"Ya itu benar,ayah tidak ingin kau terlibat dalam masalah rumit ini, istana adalah tempat mengerikan,dulu kalau bukan karena ibumu ayah tidak akan sudi membeli gelar bangsawan tak berguna ini".

"Lalu apa yang harus kita lakukan,mereka bahkan mengirim begitu banyak prajurit untuk membawa kita ayah".

"Tenang Bi,jangan khawatir kita ikuti saja dulu kemauan mereka nanti ayah yang akan bernegosiasi dengan kaisar".

Flash back on

"Kenapa harus menjadi seperti ini,kehidupan damaiku terusik".

"Nona,sudahlah tuan bilang anda tidak perlu memikirkan apapun". Jenya berusaha menenangkan nonanya yang sejak beberapa hari ini gelisah.

Waktu terus berjalan,pemandangan hutan tadi kini berganti menjadi gedung gedung klasik dan kuno.

Semakin dekat dengan tujuan,semakin gelisah pula Bianca,tangannya berkeringat dingin dan kepalanya terasa berat.

Kereta berhenti berjalan,dari balik jendela dapat mereka lihat gerbang kayu besar dengan tembok tinggi menjulang melindungi setiap penghuni didalamnya.

Lalu setelah gerbang terbuka mereka dapat melihat istana berwarna putih besar nan megah,siapa saja tau istana kerajaan begitu menakjubkan.

Tapi menurut Bianca seindah ataupun semegah apa istana ini baginya mansionnya adalah tempat paling nyaman.

"Silahkan my lady".

Seorang prajurit membukakan pintu keretanya dan sebuah tangan berbalut sarung tangan putih terulur kedalam, menyambut tangan gadis yang kini masih mencoba mengatur nafasnya.

"Terima kasih yang mulia putra mahkota atas sambutannya,tapi bukankah anda seharusnya menyambut ayah saya dibandingkan saya yang tidak penting ini,keretanya ada didepan".

"Tidak,prioritas utama saya adalah anda, Marquess bisa menunggu".

"Sungguh saya tidak mengerti bagaimana etiket kerajaan yang mulia". Ejek Bianca.

"Dimataku etiket hanya omong kosong my lady". Putra mahkota tersenyum menanggapi Bianca.

"Yang mulia putra mahkota!". Potong Marquess yang baru saja keluar dari keretanya.

"Oh...selamat datang Marquess,apa perjalanan anda menyenangkan?".

"Yah,kami merasa seperti tahanan".

"Hahahaha saya hanya ingin anda selamat hingga tiba diistana".

"Sungguh?,kurasa pengawal dari kediaman kami sudah cukup tapi anda mengirim ratusan prajurit,bukankah itu kurang pantas ".

"Tidak,anda adalah orang yang paling ditunggu tunggu oleh rakyat Marquess,banyak yang menunggu kehadiran anda disini,saya tidak bisa membiarkan jika sesuatu terjadi kepada anda".

"Terima kasih atas perhatian anda yang mulia,tapi tolong ijinkan kami beristirahat". Ucap Marquess menyelesaikan obrolan yang tidak menarik baginya.

"Benar juga kalian pasti lelah setelah perjalan berhari hari,aku sudah mempersiapkan kamar untuk kalian".

Belum sempat menjawab Marquess dan Bianca sudah digiring menuju kamar mereka,diistana bagian utara tempat yang biasanya digunakan untuk tamu tamu penting dari kerajaan lain.

"Jenya,aku sangat lelah bisakah kau membiarkanku tidur selama mungkin".

"Oh nona,saya juga lelah mari kita tidur selama yang kita bisa sebelum ada yang mengganggu"

Jenya tengah bersimpuh dikaki tempat tidur setelah menata keperluan nonanya, perjalanan 7hari dengan kereta membuat tubuh mereka sakit semua.

Setelah melewatkan satu hari penuh untuk tidur kini Bianca dikagetkan dengan kehadiran putra mahkota dikamarnya.

"Yang mulia?,ada perlu apa pagi pagi berkunjung kekamar seorang gadis yang belum menikah?".

Bianca mencium bau bau mencurigakan.

"Aku hanya ingin melihat kondisimu,apa masih lelah?".

"Yah,berkat istirahat  yang cukup kini rasanya jauh lebih baik".

"Jangan sampai sakit".

Richard meraih rambut yang terlepas dari ikatannya,menyelipkannya dibalik telinga Bianca.

Bianca mengeryitkan dahi atas perlakuan pria didepannya.

"Tolong jaga sikap anda yang mulia,saya tidak ingin ada yang salah faham".

"Tidak ada siapapun disini,kau tidak perlu malu Bi". Richard tersenyum menggoda.

"Hentikan yang mulia,kalau anda masih bersikap tidak pantas lebih baik saya pulang kemansion Winchester,jaraknya tidak terlalu jauh dari istana".

"Baiklah..baiklah...jangan marah o.k, kau terlihat berkali kali lipat lebih cantik dengan wajah seperti itu".

"Buaya...". Gumam Bianca.

"Oh.. Bi nanti malam akan ada pesta penyambutan awal musim dingin dan keesokan paginya semua barang barang akan mulai dibagikan kepada rakyat miskin jadi bersiap siaplah".

Richard meninggalkan gadis itu setelah menyampaikan agendanya.

Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang