Depresi

263 28 0
                                    

Hari ini  Marquess akan dimakamkan berdampingan dengan makam Marchioness di pemakaman keluarga.

Atas usul Edgar pemakaman dilangsungkan secara tertutup hanya dihadiri oleh pihak keluarga,bahkan Bianca tidak bisa mengiringi kepergian ayahnya karena kesehatan yang memburuk.

Kembalinya Bianca juga disembunyikan dari pihak luar ,agar tidak memancing pihak Ratu dan Duke Cornwall,mereka berpura pura  belum mengetahui keberadaan lady mudanya.

"Nona, tolong makanlah sesuap,anda belum makan apapun hari ini". Bujuk Jenya.

"......".

"Nona,,hiks hiks jangan seperti ini". Jenya tak kuasa menahan tangisnya sekali lagi harus melihat nonanya terpuruk untuk kedua kali.

"Ada apa?".

Edmund dan Edgar memasuki kamar Bianca,disana mereka melihat Bianca yang hanya melamun didepan jendela sedang Jenya tidak henti hentinya menangis.

"Dia seperti ini lagi". Ucap Edmund.

"Dulu ketika ibu meninggal Bianca juga seperti ini, tidak mau makan, setiap hari hanya melamun bahkan ia sering pingsan".

Edgar mendekati Bianca yang masih terdiam,ia duduk disampingnya.

"Bi...".

Tidak ada jawaban.

"Aku membawakan sesuatu untukmu".

Edgar membuka kotak yang dibawanya mengeluarkan sebuah rajutan syall berwarna merah.

"Ibu Simon membuat ini untukmu, sebentar lagi cuaca akan semakin dingin ia berharap ini dapat membuatmu hangat".

Edgar memakaikan syall itu pada Bianca.

Sayangnya gadis itu tidak merespon.

Edmund dan Jenya meninggalkan kedua orang itu, berharap Edgar dapat menghibur Bianca, menariknya dari jurang kesedihan itu.

"Kau tau, bunga mawar yang kita tanam beberapa minggu yang lalu masih bersemi dengan indah, mawar itu sangat kuat walau cuaca mulai dingin tapi ia masih berdiri dengan tegar mempertahankan keindahannya, sama sepertimu, kau kuat Bi aku tau jauh didalam sana,kau wanita terkuat yang pernah kukenal".

Hampir 2 jam Edgar terus mengajak bicara Bianca walau tak mendapat respon sekalipun,tapi ia tidak akan menyerah.

Brak...

Pintu kamar Bianca dibuka dengan kasar membuat Edgar spontan berdiri melindungi gadisnya.

"Edgar!" Geram Richard.

"Bi kau harus istirahat,nanti aku akan kembali lagi".

Edgar memapah Bianca kembali ke ranjangnya, menutupinya dengan selimut.

"Kita bicara diluar". Ajak Edgar.

Bug..

Richard memukul wajah Edgar begitu mereka keluar dari kamar Bianca.

"Brengsek, selama ini kau menyembunyikan Bianca dariku".

"Benar,aku menyembunyikannya darimu, dari semua orang!". Edgar pun ikut menaikan nada suaranya.

"Aku mencarinya setiap hari, mengkhawatirkannya setiap saat, dan kau..., apa kau pikir ini lucu?!". Richard murka ia menunjuk nunjuk wajah Edgar.

"Apa yang bisa kau lakukan?, Keluargamu sendiri yang menyakitinya, menyekapnya membuatnya kehilangan sesosok ayah dalam hidupnya".

"....".

"Kita tau bagaimana Marquess wafat Richard, Ratu dalangnya dan kau tidak bisa menghentikannya".

"Kau juga tau bagaimana kekuatan mereka Edgar". Jawab Richard.

"Sudah cukup, jangan ganggu Bianca lagi ia tidak ingin berurusan dengan kalian lagi ".

"Apa maksudmu?".

"Jangan mencoba meraihnya Richard dia tidak mau, jangan seret dia kedalam dunia kejam mu, kita tau bagaimana akhir kisah wanita yang berada disamping  Raja". Edgar mengancam sekaligus mengingatkan kakaknya.

"Jangan ikut campur, ini urusanku, aku yang akan melindunginya ku pastikan tidak akan ada yang bisa menyakitinya ketika ia berada di sampingku".

Richard dengan emosi meninggalkan Edgar.

"Aku akan menginap disini selama mungkin, akan ku perketat penjagaan mansion, kita harus memastikan se sedikit mungkin informasi yang keluar dari dalam mansion,jangan sampai pihak luar mengetahui keberadaan Bianca, lalu untukmu Edmund urus semua pekerjaanmu dari mansion, akan berbahaya jika kau sering terlihat diluar, kemungkinan besar mereka akan mengincarmu juga".

"Baiklah,aku akan meminta semua staff mengirimkan semua dokumen ke mansion dan menunda semua kunjungan kerjaku".

***

Sejak saat itu Mansion Marquess Winchester seperti benteng yang tak tertembus, bahkan para pelayan pun tidak diijinkan keluar,hanya orang penting saja yang diperbolehkan masuk itu pun dengan pengawalan ketat.

Banyak rumor tersebar.

Menghilangnya Lady Bianca dan  meninggalnya Marquess merupakan sebuah konspirasi, ada pihak yang ingin menghancurkan mereka,sehingga Duke Norfolk sendiri yang turun tangan melindungi keluarga berpengaruh itu.

Edmund Marquess muda menggantikan ayahnya, menjalankan semua bisnis keluarga dari balik pagar kediamannya.

Menyembunyikan keberadaan sang adik yang belum sehat.

Sementara itu Edgar tak kenal lelah selalu menemani Bianca, menyuapinya,membacakan buku dan menceritakan hal hal menarik yang terjadi diluar,walau belum banyak perubahan tetapi sudah ada sedikit kemajuan, Bianca sudah mau makan tepat waktu, sesekali menanggapi perkataan Edgar,Edmund atau Jenya.

Atas ijin Edmund, Edgar juga tidur dikamar Bianca, tepatnya disofa kamar Bianca.

Karena sering kali gadis itu akan menangis dan menjerit dalam tidurnya.

Sementara Richard masih mengumpulkan bukti keterlibatan Ratu dan antek anteknya dalam kematian Marquess dan  berbagai kasus lainnya.

Sesekali Ia akan pergi ke kediaman Winchester menemui Bianca,walau gadis itu tidak pernah menanggapi dan  hubungannya dengan Edgar belum membaik, tapi mau tidak mau mereka harus membahas langkah yang harus mereka ambil.

"Aku ingin membawa Bianca kembali ke wilayah Winchester, walau disana banyak kenangan indah bersama ayahnya tapi disana juga ia memiliki orang orang yang menyayanginya, mungkin itu akan membantu". Edgar mengutarakan maksudnya.

"Aku takut ia akan semakin jatuh dalam kesedihan". Edmund merasa bimbang ia tidak ingin adiknya lebih tertekan lagi.

"Aku akan memilih rumah yang jauh dari mansion kalian, lebih baik dipusat kota dimana Bianca lebih sering menghabiskan hari harinya dengan orang orang baru dan teman temannya".

Edmund terdiam,masih menimbang nimbang baik buruk keputusan ini.

Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang