" Apa?, bisa kau katakan sekali lagi?".
"Lady Bianca mengandung Yang Mulia". Ucap dokter perempuan itu.
"Mengandung?". Wajah Richard terlihat bingung.
"Benar, perkiraan janin masih sangat muda".
"Berapa usianya?".
"5 minggu".
"Baiklah , kau boleh pergi".
Richard mendekati Bianca yang masih terdiam.
"Bi, selamat kau akan menjadi seorang ibu, ada anak kita sedang tumbuh dalam perutmu, kau harus lebih memperhatikan kesehatanmu".
"Dia bukan anakmu". Katanya dingin.
" Dia anakku, anak kita berdua tidak akan ada yang mempertanyakan hal itu".
"Kau menjijikkan, aku mengandung anak laki laki lain dan kau masih tetap tidak mau melepaskanku!".
"Cukup, jangan katakan hal itu lagi, kau milikku dan itu anakku itu kenyataan yang harus semua orang ketahui".
Bianca membungkam mulutnya rapat.
"Aku akan memanggil Jenya".
Richard kembali keruang kerjanya, memulai aktifitas membosankan lagi.
"Nona...". Jenya segera berlari mendekati nona mudanya yang masih berbaring diatas ranjang.
"Jenya?". Gadis itu membalikkan badan ia melihat wanita yang selama ini selalu menjaganya telah datang.
"Hiks...hiks... Jenya apa yang harus ku lakukan?".
"Nona, tolong tenanglah, anda sedang mengandung saat ini, jika anda terus bersedih maka kehidupan kecil didalam perut anda juga akan bersedih". Hibur Jenya.
Bianca memegang perutnya yang masih rata.
"Anak?, Aku benar benar mengandung?".
"Benar nona, dokter mengatakan anda sedang mengandung 5 minggu, dan anak anda sehat".
"Hiks...hiks... Ini anak Edgar, bagaimana ini , Richard tidak mau melepaskan kami". Bianca semakin terisak.
"Nona jangan pikirkan itu sekarang, yang terpenting anda harus sehat janin diperut anda membutuhkan anda, nona harus bertahan, nona harus kuat".
'anak ini tidak bersalah, walau tidak memiliki ayah,walau ayahnya sudah meninggal masih ada aku ibunya, seperti ibuku dulu aku akan membesarkannya dengan penuh kasih sayang , setelah ia lahir kami bisa mencari cara untuk melarikan diri'. Tekad Bianca membara.
"Benar Jenya, anak ini membutuhkanku, aku harus kuat".
Bianca mulai bangkit, ia tidak lagi menghancurkan barang barang, ia sudah jarang menangis bahkan gadis itu makan tepat waktu.
Richard yang melihat perubahan pada diri Bianca bisa bernafas lega, ia bisa melihat lagi tekad kuat gadis itu seperti dulu , walau sikap Bianca masih dingin padanya itu tidak masalah.
Awal kehamilannya gadis itu mengalami morning sickness cukup parah, setiap pagi ia akan memuntahkan makanannya.
Richard selalu menemani gadis itu ketika sarapan sehingga ia juga tahu bagaimana keadaan Bianca.
"Apa tidak ada cara menghentikan mualnya?".
"Maaf Yang Mulia saya akan meminta obat pereda mual dan menyuruh pelayan menyiapkan makanan yang tidak terlalu kuat aromanya". Ucap Jenya.
"Sampai kapan ini akan berlangsung?".
"Biasanya fase ini berlangsung selama 3 bulan pertama Yang Mulia". Jelas Jenya.
"Apa Bianca harus terus muntah selama itu?".
"Benar, itu hal yang wajar untuk ibu hamil Yang Mulia".
"Bi... Katakan jika kau merasa tidak enak badan". Richard memijat tengkuk Bianca berharap dapat meredakan penderitaan gadis itu.
"Sudahlah, pergilah ini bukan masalah aku masih bisa menanggungnya".
Richard menghela nafas.
Ia mencium puncuk kepala gadis itu sebelum memulai aktifitasnya.
Ia merasa senang walau Bianca masih dingin tapi sekarang gadis itu sudah mau berbicara padanya.
Hari demi hari berlalu, perut Bianca semakin membesar seiring bertambahnya usia kandungan.
"Ugh... Jenya dia bergerak". Seru Bianca tidak percaya.
Pertama kali dalam hidupnya ia merasakan ada pergerakan dari dalam perutnya.
"Benarkah nona, ahh usia kandungan anda sudah memasuki bulan keempat jadi itu wajar". Jenya ikut bahagia melihat wajah tersenyum nonanya.
"Apa dia baik baik saja?".
"Tentu nona, itu pertanda anak anda tumbuh dengan sehat".
Jenya menyerahkan potongan apel yang sudah ia kupas pada sang nona.
"Syukurlah".
"Mungkin dia lapar nona, ayo lekas habiskan apel ini".
"Lapar?, Benarkah?".
"Iya, dari yang saya dengar bayi didalam kandungan akan bergerak jika ia lapar atau mendapat rangsangan dari luar, misalnya jika anda mengajaknya berbicara atau mengelus perut anda, dia pasti akan merespon".
Jangan remehkan pengetahuan Jenya, mengetahui kehamilan nona mudanya ia berusaha mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan kehamilan dan merawat bayi.
'benar aku ingat, dulu semasa dalam kandungan ibu Clara, aku sering mendengar ia bersenandung dan merasakan ia membelai tubuhku, itu sungguh nyaman, apa kau juga ingin ibu melakukan hal yang sama anakku'. Bisik hati kecil Bianca.
Bianca tersenyum ketika membelai perutnya yang semakin membesar.
Terkadang ia akan memimpikan Edgar, pria itu tersenyum lembut, seperti memberiku kekuatan untuk terus bertahan.
Walau ia begitu merindukan sosok ayah dari bayi yang ia kandung tapi ia harus sadar,pria itu sudah pergi ia harus mengikhlaskannya.
Bianca memakan brownies yang ia minta pada Jenya.
Alhasil Jenya meminta ijin pada Richard untuk pergi mengambil brownies di cafe Bianca.
'sepertinya aku mengalami fase ngidam, brownies ini terasa begitu enak'.
"Apa ini?". Gumam Bianca.
Didalam kue coklat itu terdapat sebuah gulungan kertas kecil.
Ia mengambilnya, membukanya perlahan agar tidak sobek.
Bertahanlah sebentar lagi , aku akan segera kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)
RomanceKehidupan pertamanya,bisa dikatakan kurang beruntung, hidup sebagai anak pertama ia dituntut harus hidup mandiri,dewasa sebelum waktunya. Lahir dalam keluarga broken home tidaklah mudah. Lalu ia lahir kembali. Sebagai Bianca Camilla Winchester. Pu...