Setelah hampir 3 minggu penuh Bianca habiskan hanya didalam mansion akhirnya hari ini cuaca cukup cerah dan jalanan sudah tidak tertutup salju,ia memutuskan melihat gedung berlantai dua, yang ayahnya belikan.
Ia berencana membuka sebuah cafe, lady di ibu kota sering berkumpul untuk sekedar menikmati makanan sambil bercengkerama, jadi tema cafe akan cocok untuk restoran barunya.
"Apa apaan ini?".
Bianca dan Jenya kaget ketika sampai didepan gedung yang dimaksud, keadaan gedung begitu berantakan pintu rusak seperti bekas dibuka paksa dan barang barang yang ada didalam gedung sudah lenyap.
"Nona meja dan kursi yang saya bawa kemarin juga menghilang". Lapor Jenya.
Bianca mengerutkan kening.
''Apa keamanan disini memang begitu buruk?".
Bianca memeriksa gedung yang benar benar kosong itu, keadaan gedung sebenarnya masih sangat bagus hanya saja kurang terawat dan yang menjadi P.R baru adalah keamanan yang ternyata buruk.
Setelah selesai memeriksa bagian dalam Bianca dan Jenya memandangi gedung dari luar.
"Gedung ini masih sangat kokoh, sebaiknya kita mulai memperbaiki bagian lantai dua, harus ada banyak ruangan terpisah untuk bagian vip lalu kamar mandi harus diperbaiki total lalu lantai satu kita fokuskan untuk dapur dan etalase kue dan..".
"Bianca?".
Bianca menoleh ketika mendengar seseorang memanggilnya.
"Edgar?".
Edgar berjalan mendekat bersama Alex dibelakangnya.
"Apa yang kau lakukan disini?".
"Aku akan membuka cabang restoran disini,lihat ini gedung akan kupakai". Tunjuk Bianca.
"Kau yakin akan membuka cabang disini, maksudku mmm.. daerah ini tidak terlalu aman".
"Begitulah, aku baru saja kebobolan".
"Benarkah?, Bagaimana bisa?".
"Beberapa hari yang lalu aku menyuruh Jenya mengisinya dengan meja kursi dan barang barang lainnya, tapi hari ini semua sudah lenyap dengan kondisi pintu yang rusak". Bianca mengedikkan bahunya.
"2 blok dibelakang gedung ini ada sebuah perkampungan kumuh, banyak kejadian pencurian yang pelakunya berasal dari sana. Kami sudah berusaha menertibkan mereka tapi sayangnya tidak pernah berhasil".
"Oh...aku tidak tau ada tempat seperti itu".
"Karena tempat itu ada didalam gang kecil jadi pendatang tidak akan tahu ada tempat seperti itu".
"Apa kau memang bertugas untuk keamanan kota?".
"Bukan, aku hanya sesekali memeriksa karena banyak sekali tindak kejahatan dikota ini, kau tau setelah perang usai aku menganggur dan akhirnya mencari kesibukan lain".
"Ehm...anda sebenarnya sangat sibuk tuan". Sindir Alex.
Bianca tersenyum mendengar bisikan Alex.
"Jadi mau makan siang bersama?" Ajak Edgar.
"Tentu,aku juga akan mencari makan siang".
"Didekat sini ada restoran yang enak,sebenarnya hanya sebuah tempat makan kecil tapi rasanya masakannya lumayan".
"Tentu,ayo kesana".
"Tidak perlu naik kereta hanya beberapa blok dari sini,tapi kalau kau lelah aku akan memanggil kereta".
"Tidak,aku tidak lelah akan lebih menyenangkan dapat berjalan jalan".
Bianca tersenyum geli melihat Edgar yang seperti salah tingkah.
Akhirnya keempat orang itu berjalan menuju restoran yang dimaksud Edgar.
"Ku dengar Lady Cornwall sering datang kemansion?".
"Benar, aku juga tidak menyangka gadis itu akan datang langsung menemuiku".
"Apa dia membuat masalah?".
"Tidak,kami sangat akur bisa dibilang dia teman pertamaku disini".
"Syukurlah,kudengar lady itu sering bertengkar dengan lady lain".
"Mungkin lingkungan yang kurang cocok dengannya".
"Lalu bagaimana dengan kakakmu?".
"Oh..kak Edmund kembali ke Winchester dia mengundurkan diri dari pengawal kerajaan mimpinya menjadi ksatria sepertinya harus tertunda, dia menyadari betapa peliknya masalah di ibu kota dan kakakku tidak ingin menyusahkan ayah jadi dia kembali untuk mengawasi wilayah kami selama kami tertahan disini".
"Tolong bertahanlah sampai masalah dengan ratu dapat teratasi".
"Hahaha apa maksudmu bertahan kami bahkan tidak melakukan apa apa".
Bianca tertawa melihat betapa seriusnya wajah Edgar.
Edgar merasa bingung melihat Bianca yang tertawa karena kekhawatirannya.
'dia sangat cantik ketika tertawa'. Batin Edgar.
"Ini dia restorannya".
Sebuah restoran kecil mungkin hanya bisa menampung tidak lebih dari 10 orang, tapi dapat mereka cium aroma sedap dari dalamnya.
Seorang wanita tua menyambut kedatangan mereka, usianya mungkin sudah 60an tapi terlihat masih segar.
"Selamat datang, silahkan ini menunya".
Wanita itu meninggalkan kami setelah mencatat pesanan.
"Jadi bisa ceritakan padaku tentang kampung itu?".
"Dari yang kuketahui dulu tempat itu tidak seperti sekarang, tapi setelah perang berkecamuk para kepala keluarga dipaksa membantu berperang sayangnya sebagian besar tidak kembali dengan selamat dan anak muda mulai bekerja ditambang para bangsawan untuk menggantikan peran pencari nafkah".
"Lalu apa mereka tidak mendapat ganti rugi atas meninggalnya keluarga mereka dimedan perang?".
"Raja sudah mengirimkan ganti rugi bagi mereka tetapi tidak ada kejelasan mengenai hal itu, beberapa kali aku kesana tapi mereka mengusir kami dan menolak mentah mentah bertemu".
"Mereka membenci kedatangan bangsawan". Lanjut Edgar.
"Terakhir kali kami kesana anak anak kecil melempari kami dengan batu".
Cerita Edgar membuat Bianca menahan tawanya,bagaimana bisa seorang Duke jendral perang dilempari batu oleh anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)
RomanceKehidupan pertamanya,bisa dikatakan kurang beruntung, hidup sebagai anak pertama ia dituntut harus hidup mandiri,dewasa sebelum waktunya. Lahir dalam keluarga broken home tidaklah mudah. Lalu ia lahir kembali. Sebagai Bianca Camilla Winchester. Pu...