Debut

836 77 6
                                    

Hari ini kami akan menuju ibu kota,terakhir kali aku ikut ayahku kesana sekitar setahun lalu.

Para lady dan lord muda biasanya akan mengikuti debut perdananya diistana bersama yang lainnya.

Terkadang ada juga yang mengadakan acara debutnya sendiri, sayangnya hanya beberapa gelintir orang pernah mengadakan debut dikediamannya sendiri.

Hal itu karena besarnya biaya yang harus mereka keluarkan.

Bukan hanya pesta yang begitu mewah dan meriah tapi juga tuan rumah bertanggung jawab atas akomodasi  setiap undangan yang hadir.

Untuk itu kebanyakan bangsawan memilih mengikuti acara yang disiapkan oleh pihak istana.

Tapi tidak untuk ibuku Marchioness Winchester,ia mengadakan pesta debut kakakku Edmund dimansion kami di ibu kota dengan meriahnya.

Kau tau ibu ibu sosialita selalu ingin menunjukan kekayaannya.

'Tak masalah,uang bisa dicari dimanapun kita berada', bukankah ayahku terlalu sombong.

Tenang ayah,aku tidak berniat sama sekali mengadakan acara debut,itu merepotkan.

Sekali kau mengikuti debut mau tidak mau kau harus ikut dalam lingkaran  bangsawan.

Akan banyak lamaran dan undangan pesta teh.

Tidak...

Aku tidak mau..

Hidupku yang damai akan terusik.

"Apa kau yakin?". Ayahku masih mencoba membujuk.

"Tentu saja ayah,bukankah kita sudah membahasnya sejak beberapa bulan yang lalu,aku tidak ingin mengikuti debut". Saatnya memasang wajah memelas.

"Kau tidak perlu takut sayang,tidak akan ada orang yang menatapmu sebelah mata,ayah akan membuat debutmu menjadi yang terbaik diseluruh kerajaan".

"Tidak,,,". Spontan aku berteriak

"Maksudku,itu tidak perlu mungkin tubuhku akan kelelahan jika terlalu memaksakan diri dengan segala persiapannya". lanjutku.

"Hah...benar ayah lupa, tapi paling tidak ikutlah acara debut istana ayah akan menyiapkan gaun dan segala perhiasan terbaik,buat mereka tau siapa lady Winchester". Putusnya.

"Baik ayah".

'Baiklah ayah aku akan pergi keistana tapi tidak akan ada yang tau siapa lady ini'.

Perjalanan masih panjang jarak antara wilayah perbatasan menuju ibu kota memakai kereta kuda setidaknya memakan waktu 7hari,sungguh melelahkan.

***

"Selamat datang ayah".

Kakaku berdiri didepan mansion menyambut kadatangan kami masih  lengkap dengan seragam ksatrinya.

"Apa hanya ayah yang mendapat sambutan?". Sindirku.

"Tentu tidak peri kecil". Edmund menghampiriku memelukku erat.

"Aku bukan peri".dengusku.

"Walau sudah besar kau tetap peri kecil dimataku".

"Sudahlah,ayo masuk adikmu sudah lelah". Ajak ayah memisahkan reuni kami.

"Jadi kakak bagaimana masih betah menjadi ksatria?".

"Tentu saja,sekarang aku sudah menjadi pengawal baginda raja". Katanya bangga.

"Sombong,sebanyak apapun gaji kakak tapi apa yang dihasilkan ayah selalu lebih besar". Ejekku.

"Dasar kau ini mata duitan".

Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang