penyekapan 1

219 26 0
                                    

Bianca berjalan mengikuti Oscar yang masih mengoceh menjelaskan setiap ruangan yang kami lewati.

Satu lorong terdiri dari 3 kamar yang masing masing berisi 4 gadis muda,ruangan itu terkunci tapi ada kaca besar yang memungkinkan orang luar melihat bagian dalamnya.

Tidak seperti penjara,kamar kamar itu seperti kamar asrama terdapat ranjang yang layak untuk tidur.

Gadis gadis didalam kamar itu terlihat lebih terawat dari para pria yang Bianca lihat tadi, mereka terlihat bersih dan mulus tanpa luka, sayangnya mereka memakai pakaian yang sangat terbuka memperlihatkan lekuk tubuh dan mulusnya kulit mereka.

"Apa anda juga tertarik membeli salah satunya?". Tanya Oscar yang melihatku berdiri terdiam didepan salah satu kamar.

"Mereka begitu cantik".

"Benar,nasib mereka saja yang kurang beruntung terlahir dalam keluarga miskin penuh hutang,ayah mereka dengan begitu mudahnya menyerahkan putri mereka pada kami".

'walau hidup dalam kemiskinan tapi tidak semestinya orang tua mereka berbuat seperti itu,sekarang aku mulai merasa hidupku dulu tidak seburuk yang kupikir,hal baik karena ayah kandungku meninggalkan kami,dari pada dijual seperti gadis gadis ini'. Bianca tenggelam dalam lamunan hingga tidak menyadari ada seseorang dibelakangnya.

Bug....

Orang itu memukul tengkuk Bianca, menyebabkan gadis itu tak sadarkan diri.

"Tuan...". Oscar terbelalak lady muda didepannya tak sadarkan diri berada dipelukan tuannya.

"Bodoh,bagaimana bisa kau membiarkan gadis ini memasuki sarang kita!." Hardiknya.

"Tuan Evans,lady Winchester akan membeli beberapa budak kita".

"Apa kau tidak tau siapa keluarga mereka,mereka tangan kanan putra mahkota,dan kau membiarkan gadis itu mengetahui rahasia kita".

"Hah..." Oscar tergagap ia melakukan kesalahan besar.

"Tuan,lady ini datang bersama seseorang".lanjutnya dengan wajah yang berubah pias.

Prank...prank...

Seketika kedua orang itu mengarahkan pandangannya pada tangga.

"Mereka menyerang, bakar semua data yang kita miliki, jangan sampai kau tertangkap".

Evans menggendong Bianca lalu berlari menuju sebuah pintu rahasia lain yang mengarah pada lorong panjang, ternyata lorong itu terhubung dengan 2 gedung disebelah.

Sehingga Evans dapat lolos dengan mudah.

Diluar gedung Evans menaiki kereta kuda yang sudah terparkir sejak tadi,dapat ia lihat Happy Agency sudah dikepung puluhan prajurit,lalu asap mengepul keluar dari dalam gedung itu,pertanda oscar sudah berhasil membakar data2 penting milik mereka.

"Pulang...lewati jalan memutar". Perintah Evans pada kusir.

"Baik tuan muda".

Kereta kuda mulai berjalan pelan, meninggalkan tempat yang kini sedang menjadi pusat kehebohan.

"Ck..ck..ck lady Winchester,sepertinya kau akan menjadi sandra paling berharga dikerajaan ini,oh...kau menyebabkan aku rugi besar jadi apa yang harus kuminta pada ratu sebagai gantinya hahahaha". Suara tawa pria itu terdengar mengerikan membuat sang kusir merinding.

""Bi...bi...bianca...dimana kau".

Edgar berlari membuka paksa setiap kamar mencari keberadaan gadis itu.

"Tidak ada...disini juga tidak ada".

"Duke!". Panggil Alex.

"Bianca tidak ada".

"Apa?,tempat ini akan terbakar kita harus segera keluar, kami sudah mengevakuasi semua orang".

Asap hitam pekat kini sudah memenuhi ruang bawah tanah, api mulai menjalar keatas, bangunan dapat roboh kapan saja.

"Aku belum menemukan Bianca".

"Nona pasti sudah melarikan diri, jika memang masih disini pasti ia akan berteriak".

Alex menarik paksa majikannya.

"Ayolah Duke,lebih baik kita mencari disekitar gedung".

'Benar mungkin Bianca sudah keluar sejak tadi dan menungguku atau mungkin ia sedang dikejar para berandalan itu'.

Edgar dan Alex bergegas naik keatas, kepulan asap pekat membuat mata mereka sakit, diluar gedung para pengawal kerajaan sudah menangkap 20 orang yang berada didalam.

Dan ada hampir 30 orang yang berhasil mereka selamatkan.

"Alex,apa hanya ini?".

"Banar Duke,sudah kami pastikan gedung itu kosong hanya ini tangkapan kita".

"Tapi,pria bernama oscar yang bersama Bianca tidak ada, dia menghilang bersama Bianca!". Ucap Edgar geram.

"Telusuri daerah ini,kita harus menemukan lady Winchester secepat mungkin". Alex mengomando pasukannya agar bergerak cepat.

Dada Edgar terasa nyeri, bayangan mengerikan melintas dibenaknya.

'jangan,jangan sampai terjadi sesuatu padamu Bi".

Pria itu menaiki kudanya, memacunya cepat memeriksa setiap gang dan tempat yang mungkin saja Bianca datangi.

Orang orang terlihat ketakutan melihat bagaimana cara Edgar mengendalikan kudanya serampangan dikeramaian kota.

Tatapan pria itu menyapu seluruh tempat, berusaha memfokuskan pandangannya berharap dapat melihat sekelebat bayangan gadisnya.

'Tidak ada, kemana dia".

Perasaan Edgar semakin tak menentu,ia ketakutan bagaimana jika gadisnya terluka.

'sial..sial seharusnya tak kuijinkan Bianca terlibat dalam hal ini,tak seharusnya ku tinggalkan ia sendirian'. Edgar terus mengumpat pada dirinya sendiri, kesalahan fatal meninggalkan Bianca sendirian disana.

Hingga malam menjelang Edgar bersama pasukannya masih menyisir seluruh kota mencari keberadaan Bianca
yang menghilang tanpa jejak.

Bianca membuka matanya, ia menatap seluruh ruangan, walau tak semewah miliknya tapi kamar ini cukup luas dan indah.

Ini membuktikan kalau dirinya dirumah seorang bangsawan atau paling tidak orang kaya.

"Dimana aku,aduh...".

Gadis itu memegangi tengkuknya yang terasa sakit.

"Ah...sial siapa yang berani memukulku dari belakang".desahnya.

"Selamat malam nona,saya mengantarkan makan malam".

Seorang pelayan wanita memasuki kamar dengan membawa nampan berisi makanan,ia meletakannya diatas meja disamping tempat tidur.

"Boleh kutanya dimana ini?".

".....".

Pelayan itu hanya diam sambil menata makan.

"Siapa tuanmu?".

".....".

Ia masih bungkam,hingga pekerjaannya selesai pelayan ini bergegas pergi keluar.

Bianca turun dari ranjang mencoba mengejar pelayan itu.

Baru beberapa langkah ia terjatuh.

"Ah...".

Ia memandang kakinya yang terikat dengan seutas tali tebal.

"Apa apaan ini,mereka menganggapku seperti binatang yang perlu dirantai,baiklah sudah jelas saat ini aku berada disarang musuh yang tak kuketahui siapa itu!".

Bianca berusaha melepaskan tali yang mengikat kakinya tapi tidak berhasil, ia juga membuka setiap laci di meja samping tempat tidurnya berharap menemukan benda tajam untuk memotong tali.

Lalu pandangannya beralih pada nampan makanan,sayangnya hanya ada sendok dan garpu disana.

Akhirnya gadis itu tertidur dengan posisi duduk dilantai dan bersandar pada ranjang karena kelelahan,tangannya memerah dan kakinya lecet.

Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang