Perpisahan

298 31 0
                                    

"Ugh.. aah... Jenya ini menyakitkan". Pelipis Bianca penuh dengan keringat wajahnya pucat.

"Bertahanlah lady , sebentar lagi pembukaan akan sempurna dan bayi anda siap dilahirkan". Para perawat terus menenangkan gadis yang tengah mengalami kontraksi.

"Yang Mulia anda tidak bisa masuk kedalam". Cegah asistennya.

"Minggir, Bianca sedang berjuang melahirkan anak kami bagaimana bisa aku berdiam diri".

Richard mendorong pria paruh baya itu agar menyingkir dari jalannya.

Diatas ranjang Richard melihat secara langsung betapa kesakitannya Bianca.

"Bi... Aku disini".

Pria itu duduk disampingnya menggenggam erat tangan yang basah oleh keringat.

"Rasanya sakit".

"Bertahanlah, aku akan menemanimu".

"Yang Mulia pembukaan sudah sempurna, lady siap melahirkan".

"Apa yang harus kulakukan?".

"Tetap genggam erat tangan lady Yang Mulia berikan beliau semangat".

"Lady jika anda merasakan sakit,maka mulailah mengejan agar bayi itu terdorong keluar, mengerti?".

Bianca menganggukkan kepalanya mengerti.

Beberapa kali mencoba tapi belum berhasil, Bianca hampir kehilangan kekuatannya sebelum percobaan terakhir.

Tapi seperti melihat bayangan Edgar yang tersenyum di depannya, semangatnya kembali berkobar ia tidak boleh menyerah, anak ini bukti keberadaan pria itu.

Huek...huek...

Seorang bayi laki laki lahir dengan selamat, sehat dan sempurna.

Rambut hitam dengan mata berwarna semerah rubi, membuktikan jika benar ia memiliki darah kerajaan.

Sayangnya orang tidak akan tau jika bayi yang dinanti nantikan itu bukan anak raja mereka Richard melainkan adiknya Duke Edgar yang entah dimana keberadaannya.

"Selamat Yang Mulia, dia pangeran yang sangat tampan". Ucapan selamat dari perawat yang menggendong bayi Bianca.

"Bolehkah aku melihatnya?". Tanya Bianca lemas.

"Tentu lady, ini lihatlah putra anda".

Bayi kecil itu diletakkan tepat disebelah Bianca.

Gadis itu menangis haru, ia berhasil melahirkan putranya kedunia dengan selamat, perjuangannya selama ini tidak sia sia.

Lihatlah wajahnya begitu tampan, mengingatkan Bianca pada ayah sang bayi.

"Dia tampan sepertiku". Kata Richard percaya diri.

Bianca tidak menanggapi pria itu, ia masih belum bisa menerima jika Richard menjadi ayah dari anaknya.

"Dia mirip aku". Ucap Bianca ketus.

"Iya, dia mirip dirimu".

Richard tersenyum geli melihat wajah Bianca.

"Uhuk...uhuk..". Richard terbatuk.

"Apa kau sakit?". Tanya Bianca, ia baru menyadari wajah Richard begitu pucat.

"Yah.. ini pertama kalinya aku melihat secara langsung proses melahirkan, wajar bukan jika aku syok".

"Sebaiknya kau istirahat, aku tidak ingin melihatmu pingsan". Ejek Bianca.

"Sepertinya benar, aku butuh istirahat".

Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang