"pemasukan bulan ini melampaui target nona,bahkan kami sampai kewalahan memenuhi pesanan pelanggan".
"Benar nona,dengan promo yang nona adakan penjualan kita jadi meningkat pesat".
"Tentu saja memang tujuanku menarik perhatian pelanggan, setiap membeli 5 mangkuk bakso akan mendapat 1 mangkuk gratis".
Bianca tertawa kencang.
"Oh tuhan,ampuni hamba bagaimana bisa seorang lady bertingkah sekasar itu". Guman Jenya.
"Permisi".
Seorang pria menggalihkan perhatian para wanita yang sedang asik mengobrol.
"Oh...tuan Edgar, silahkan duduk". Sapa Bianca.
'siapa itu?'.
'kekasih nona?'.
"Sudah sana kalian kembali bekerja". Tegur Bianca.
"Ini restoranmu?".
"Benar,anda sudah makan siang?".
"Belum".
"Kalau begitu saya akan menyiapkan makan siang untuk anda".
Bianca memanggil seorang pelayan,memintanya menyiapkan beberapa hidangan.
"Ini namanya bakso dan ini daging ayam yang ditusuk lalu dibakar lalu ini salad dengan siraman saus kacang almon(aku tidak bisa menemukan kacang tanah disini) dan ini es teh".
Bianca menjelaskan hidangan yang kini sudah berjejer rapi diatas meja.
"Silahkan,semoga tuan menyukainya,oh tunggu bagaimana dengan pengawal anda?".
"Dia sudah makan siang". Jawab Edgar lalu mulai memakan hidangan didepannya.
"Tuan saya belum makan!". Teriak Alex dari belakang Edgar wajahnya terlihat tidak terima.
"Ck...dasar"
"Tuan,saya dengar restoran ini memiliki menu yang unik". Lanjut alex.
"Dasar tak tau malu". Bisik Edgar.
"Hahahaha benar tuan pengawal, anda juga harus mencoba masakan kami".
"Saya sangat tersanjung kalau begitu".
Alex dengan percaya diri mengambil tempat duduk sedikit lebih jauh dari tuannya, ia takut tidak bisa menikmati hidangan karena tatapan menusuk Edgar.
Akhirnya kedua pria itu menikmati makanannya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Nona makanan ini benar benar enak,benarkan tuan?". Wajah Alex memerah karena asap dari kuah.
"Ya,aku belum pernah menemukan yang seunik ini". Komentar Edgar tanpa ekspresi.
"Terimakasih atas pujiannya". Bianca membersihkan meja yang kini sudah kosong.
"Duduklah". Ucap edgar.
"Ini milik anda,saya kembalikan". Edgar menyerahkan kantong berisi koin emas milik Bianca.
"Wah terimakasih ini sangat berharga bagi saya".
Walaupun ayah Bianca itu seorang pedagang kaya raya tapi yang sekarang ia pegang adalah hasil keringatnya sendiri.
"Saya tidak tau bagaimana harus membalas kebaikan anda?". Ucap Bianca tulus.
"Anda bisa mengajak tuan berkeliling nona,tuan suka berjalan jalan". Sela Alex.
"Alex..". Tegur Edgar.
"Benarkah,kalau begitu biar saya yang menjadi pemandu anda mengelilingi kota kecil yang indah ini tuan".
Bianca tertawa riang.
'sangat cantik'.
Telinga Edgar memerah.
"Saya akan membantu nona nona ini menjaga restoran,jadi tidak perlu buru buru kembali".
"Baiklah kalau begitu, terimakasih bantuannya tuan ksatria".
"Panggil saja Alex my lady". Alex menundukan kepalanya.
"Baiklah Alex".
Bianca melangkah keluar dari restoran diikuti Edgar.
"Semoga kencannya sukses tuan". Bisik Alex menggoda.
"Tutup mulutmu!". Edgar kesal,merasa sedang dipermainkan.
**
Sepanjang siang itu Bianca menemani Edgar berkeliling, dari satu tempat ketempat lain,menceritakan bagaimana kota kecil ini dibangun.
"Kau sangat faham tentang kota ini ".
"Ya,aku lahir dan besar disini jadi aku sudah hafal seluk beluk daerah sini".
Edgar menikmati berkeliling melihat keramaian kota, mendengarkan segala celotehan Bianca.
Menurutnya ini hal yang menarik, jauh dari intrik politik dan bau peperangan.
"Nah kita sudah sampai,ini alun alun kota, lihat menara jam itu dulu aku sering bersembunyi disana saat bermain bersama Aneta, dan di tengah sana ada air mancur dulu kami pernah masuk kedalam kolamnya hahahaha,kau tau setiap malam tahun baru kami akan berkumpul disini dan Marquess akan menyalakan banyak kembang api".
Edgar sejak tadi selalu memperhatikan Bianca,hatinya terus berdebar kencang melihat senyumannya.
"Kau memiliki banyak kenangan indah".
"Yah aku selalu berharap hidupku ini bahagia penuh dengan kenangan manis, karena hanya kenangan indah yang dapat menutupi semua kenangan buruk kita".
"Jadi jangan terlalu terpuruk pada masalalu seburuk apapun itu, lebih baik berusaha mencari kebahagiaan saat ini dan seterusnya".
Edgar tertegun,ia yang selama ini selalu dihantui kenangan masa lalu dan tak pernah memikirkan apa yang bisa membuatnya bahagia.
"Kebahagiaan ya".
'apa yang membuatku bahagia'. Batin Edgar.
"Tidak usah terlalu dipikirkan,jalani saja kelak pasti kau akan menemukannya Ed".
'Lagi,senyumnya membuat hatiku tak karuan'.
"Maaf karena kebiasaan saya sering memanggil langsung nama,sungguh sopan santun saya buruk".
"Tidak apa apa panggil saja langsung namaku itu lebih enak didengar,aku juga akan memanggil namamu mulai sekarang".
"Baiklah". Bianca belum pernah sedekat ini dengan seorang pria pada kehidupan ini,ia takut tingkah lakunya membuat orang lain tidak nyaman.
"Tuan,anda harus membeli bunga cantik ini untuk istri anda". Seorang gadis kecil penjual bunga menawarkan jualannya.
Bianca merona mendengar ucapan anak kecil didepannya.
"Berapa semua?". Tanya Edgar.
"10 perak tuan aku akan memberikan semua bunga ini".
"Ini ambil kembaliannya". Edgar memberikan 1 koin emas pada gadis keci itu.
"Terimakasih,semoga kalian berdua cepat mendapatkan anak dan hidup bahagia sampai tua".
Gadis itu berlari pergi dengan suara tawa bahagia.
"Ini untukmu". Edgar memberikan sekeranjang bunga pada Bianca.
"Terimakasih,bukankah menyenangkan melihat senyum gadis kecil itu, hal sederhana tapi membuat hati terasa hangat".
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)
RomanceKehidupan pertamanya,bisa dikatakan kurang beruntung, hidup sebagai anak pertama ia dituntut harus hidup mandiri,dewasa sebelum waktunya. Lahir dalam keluarga broken home tidaklah mudah. Lalu ia lahir kembali. Sebagai Bianca Camilla Winchester. Pu...