Hari ini pengadilan kerajaan digelar untuk memutuskan hukuman keluarga Baron.
Semalam Baron beserta bawahannya dipindahkan kepenjara kerajaan.
"Sedikit demi sedikit aku akan memberantas seluruh antek antek ratu".
Richard duduk mengawasi jalannya persidangan.
"Bawa terdakwa memasuki ruang sidang". Perintah hakim.
Semua yang berada diruangan sidang dibuat menunggu karena Baron yang yang ditunggu tunggu tak kunjung muncul.
Seorang petugas masuk sendirian.
"Maaf yang Mulia hakim Baron Regas ditemukan meninggal dunia didalam sellnya". Lapor petugas itu.
"Hah...apa dia bunuh diri?".
"Aku rasa lebih baik seperti itu dari pada dipermalukan didepan umum seperti ini".
Bisik bisik para bangsawan mulai terdengar.
"Sial,padahal aku sudah memperketat penjagaan,bagaimana masih bisa ada penyusup yang masuk". Gumam Richard.
Edgar memasuki ruang sidang diam diam, lalu duduk dibelakang kursi Richard.
"Racun". Lapor Edgar.
"Kapan?".
"Kemungkinan saat sarapan".
"Ratu benar benar bertindak cepat".
Richard dan Edgar melirik Ratu yang duduk di singga sananya.
Ratu yang merasakan lirikan merekapun menoleh dan memberikan senyuman.
"Sial,rubah itu benar benar mengerikan".
"Karena Baron sudah meninggal maka kita lanjutkan persidangan dengan anggota keluarganya yang lain. Atas kejahatan mendiang Baron menjual obat obatan terlarang dan penculikan serta penyekapan anak anak,maka barones dan putra putrinya yang ikut menikmati hasil dari perbuatan mendiang Baron pengadilan memutuskan untuk mencabut gelar dan semua aset yang mereka miliki akan disita oleh kerajaan,lalu untuk lady dan putra putrinya akan mendapat hukuman pengasingan seumur hidup tidak diijinkan memasuki ibu kota".
Hakim mengetuk palu mengakhiri sidang.
Richard dan Edgar keluar dari ruang sidang dengan wajah datar.
Asisten Ratu menghentikan langkah kedua pria itu.
"Maaf Yang Mulia Putra Mahkota dan Duke Edgar, Yang Mulia Ratu mengundang kalian untuk minum teh diistananya".
Kedua pria itu saling bertukar tatapan.
"Tunjukan jalannya". Perintah Richard.
Sepanjang perjalanan kedua pria itu hanya terdiam.
Mengira ira serangan apa yang akan ratu tunjukan kepada mereka.
Pintu kayu besar dengan dua gagang emas didorong agar tamu yang ditunggu dapat masuk kedalam.
Ratu sedang duduk dengan secangkir teh hangat ditangannya,pembawaannya sangat tenang.
"Silahkan duduk Putra Mahkota, anda juga Duke Edgar, saya sudah menyiapkan teh hangat untuk kalian".
"Terimakasih". Ucap mereka serentak.
Richard dan Edgar hanya memandangi teh yang tersaji dihadapan mereka tanpa mau menyentuh sedikitpun.
"Apa kalian tidak terlalu suka dengan teh yang kusiapkan?". Tanya Ratu.
"Ya, saya khawatir pencernaan saya sedikit terganggu sehingga tidak dapat menikmati teh yang telah anda siapkan". Jawab Richard sedang Edgar hanya diam tak bergeming.
"Oh benarkah sayang sekali, padahal ini teh yang secara khusus diimport langsung dari benua timur".
"Benar,,Sayang sekali". Ulang Richard.
"Taukah kau Putra Mahkota, seekor anak kucing hanya bisa mencakar sesekali tapi tidak akan pernah bisa benar benar melukai tuannya". Ratu meletakkan tehnya.
"Tapi luka yang disebabkan anak kucing itu bisa menyebabkan infeksi Yang Mulia,anda harus berhati hati".
"Anak kucing tetaplah anak kucing sekali kau pegang tengkuknya dia tidak akan bisa melawan, sedang tuannya dapat berbuat apapun padanya".
"Benarkah, bagaimana jika anak kucing itu semakin hari semakin besar?".
"Itu mudah potong saja tangan dan kakinya". Ratu menyeringai, memberi peringatan kepada kedua anak muda didepannya.
"Apa tujuan anda?". Richard tampak mulai terpancing emosinya.
"Saya hanya ingin anda diam, hentikan semua tindakan yang mengganggu itu".
"Bukan keinginan anda tapi tujuan anda, apa tujuan anda dengan merusak kerajaan ini". Nada suara Richard meninggi.
"Apa maksud anda Putra Mahkota, saya tidak melakukan apa apa, saya hanya menjalankan tugas saya sebagai pengganti raja selama beliau sakit".
"Sudah cukup anda memakai topeng itu". Edgar ikut menyerang ratu.
"Hahahaha kalian sungguh lucu, anak anak kucing yang dulu terlihat manis ternyata bisa menunjukan taringnya".
Richard dan Edgar dibuat kesal dengan ejekan ratu.
"Kalian ingin melindungi apa yang kalian miliki sama halnya sepertiku, aku juga ingin melindungi apa yang aku miliki".
"Melindungi yang anda miliki?, Anda menghancurkan yang dimiliki kerajaan ini".
"Tidak, aku tidak melakukan itu, lihatlah semua bangsawan sekarang hidup makmur tidak ada seorang bangsawanpun yang kekurangan mereka semua bahagia". Ucap ratu bangga.
"Bangsawan?, Apa anda tidak melihat bagaimana penderitaan rakyat karena ulah kalian?". Edgar menggebrak meja.
"Tidak sopan, aku ratu karajaan ini berani beraninya kau bertindak kasar didepanku". Ratu tersinggung.
"Kuperingatkan untuk terakhir kalinya, singkirkan tangan tangan kotor kalian dari milikku atau kuhancurkan apa yang selama ini ingin kalian lindungi".
"Antarkan Putra Mahkota dan Duke kembali keistananya". Ratu memberikan perintah untuk mengusir kedua pria itu.
Richard dan Edgar murka, Ratu mengumandangkan perang secara terang terangan.
"Bagaimana selanjutnya?". Tanya Edgar.
"Tetap lanjutkan penyelidikan, aku tidak akan membiarkan rubah itu terus diatas angin".
Edgar mengerti,segera ia pamit kembali kekediamannya.
"Awasi kedua orang itu,cari kelemahan mereka". Perintah ratu pada asistennya.
"Baik".
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)
RomanceKehidupan pertamanya,bisa dikatakan kurang beruntung, hidup sebagai anak pertama ia dituntut harus hidup mandiri,dewasa sebelum waktunya. Lahir dalam keluarga broken home tidaklah mudah. Lalu ia lahir kembali. Sebagai Bianca Camilla Winchester. Pu...