Keesokan paginya, Kin membuka kedua matanya dengan pelan setelah tidurnya yang tidak nyenyak. Atau bahkan ia sebenarnya tidak tidur. Karena pada saat ia memejamkan kedua matanya, bayangan Allcia semalam yang menatapnya dengan tajam dan seksi justru selalu bermunculan dan membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Bayangan Allcia semalam benar-benar seperti sebuah rekaman video yang ia putar beberapa kali di dalam tidurnya. Tatapannya yang tajam dan seksi seperti itu benar-benar mengganggunya. Kin akui itu.
Bagaimana tidak? Ia harus berusaha untuk menahan gairahnya agar tidak lepas kontrol. Semalaman ia sampai mengira dirinya ini tidak normal karena bisa-bisanya gairahnya melonjak tinggi hanya karena tatapan Allcia semalam.
"Aku harus mandi air dingin," gumam Kin sambil berjalan keluar kamarnya menuju kamar mandi. "Tidak, tidak. Aku harus berendam air es."
Dan Kin benar-benar melakukannya. Kecuali dengan air es. Ia hanya berendam dengan air dingin selama satu jam. Sebut saja Kin memang punya pikiran yang nakal. Tapi, bukankah itu berarti dia masih normal?
Setelah satu jam lebih sedikit Kin berendam dan mencoba untuk menghilangkan pikiran nakalnya, ia keluar dengan menggunakan bathrobe sambil mengeringkan rambutnya. Ia hendak mengambil air mineral saat tiba-tiba saja telepon apartemennya berdering.
"Halo," sapa Kin mengangkat telepon itu.
"Kalau kau tahu siapa aku, kau bisa diam sebagai tanda iya." Mendengar dari suaranya saja Kin langsung tahu kalau yang meneleponnya adalah Evelyne. Terlihat dari suaranya yang terlalu dibuat seksi.
Kin pun terdiam dan Evelyne terkekeh. "Aku menelepon apartemenmu, karena kalau aku menelepon ponselmu, kau tidak akan menjawabnya."
"Kalau aku tahu yang menelepon itu kau, aku tidak akan mengangkatnya," ujar Kin datar. "Bagaimana kau bisa tahu nomor telepon ini?"
"Thanks to Keanu," jawab Evelyne bangga, padahal dia masih ingat kemarin dia yang memaksa Keanu untuk memberikan telepon apartemen Kin sambil mengancamnya. Kin memejamkan kedua matanya kesal dan di dalam hati ia benar-benar mengutuk Keanu.
"Kin, aku sudah membeli gaun untuk nanti malam. Bisakah kau menjemputku nanti?" tanya Evelyne dengan semangat.
"Aku tidak ingat mengundangmu datang bersamaku," sahut Kin.
"Tentu saja itu bukan kau. Tapi, Keanu yang mengundangku," balas Evelyne yang membuat Kin semakin dongkol pada Keanu. "Tapi, tetap saja aku ingin kau yang menjemputku. Moodku sedang tidak baik karena kemarin aku hampir tidak bisa mendapatkan gaun merah ini karena seorang perempuan yang─"
Kin sadar Evelyne mengoceh panjang lebar padanya. Tapi, untuk apa ia mendengarkannya? Ia justru meletakkan gagang telepon itu di meja dan kemudian menyalakan tv. Ia mencari chanel yang ia maksud dan setelah menemukannya, ia memperbesar volumenya.
Sekarang Kin tampak tersenyum bak iblis saat melihat tayangan dewasa di tv dimana sepasang kekasih tengah bercinta dengan seksi. Kin sangat yakin kalau Evelyne pasti akan kesal kalau mendengar suara desahan perempuan itu, karena mengira Kin sedang bercinta dengan perempuan lain.
Benar saja. Saat ia menempelkan kembali gagang teleponnya, ternyata teleponnya sudah terputus. Ia terkekeh kecil karena ide nakalnya.
Kin menonton acara tv yang tadi ia putar dan kini masih dengan adegan panas yang sama dengan tadi. "Terima kasih karena sudah membantuku, Nona," ujarnya pada perempuan yang ada di tv sambil tersenyum lebar.
Namun, seketika senyumnya berubah saat tiba-tiba saja ia seperti melihat wajah Allcia yang menatapnya dengan tajam dan seksi. Kin langsung mengucek kedua matanya dengan kasar. Ia semakin terkejut lagi saat tiba-tiba bukti gairahnya muncul hanya karena membayangkan Allcia barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Woman Next Door - HBS #1
Любовные романы(COMPLETED) 🔞 First series of Handsome Brotherhood Setelah cukup lama tinggal di Australia bersama ayahnya, Kin Aleic Xalfador memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, Madrid. Pertemuan pertamanya dengan tetangga satu lantai apartemennya, Al...