Media played: Max Schneider – I'll Come Back for You
———————————————————————Malam yang dingin di Munich semakin membuat Kin tidak tenang di kamarnya sembari menunggu kabar dari tetangga Reed. Karena itu, ia pun pergi menuju kediaman Reed sendirian, walau ia tahu sekarang sudah hampir tengah malam.
Perjalanan dari hotelnya ke kediaman Reed memakan waktu hampir setengah jam. Sesampainya Kin di depan kediaman Reed, ia tak mencoba untuk masuk. Ia hanya berdiri bersandar di samping mobil sambil menatap rumah Reed yang sudah terlihat gelap, kecuali satu kamar di ujung yang lampunya masih menyala.
"Apakah itu kau, Allcia?" gumam Kin sambil menatap kamar itu terus-menerus.
Sementara itu, di dalam kamar yang sepi dan lampu tidur yang masih menyala, Allcia tengah melihat-lihat album foto yang baru saja ia buat. Di dalamnya ada banyak foto-fotonya bersama Kin maupun semua teman-temannya, termasuk Cisca, Elias, Gavin, Kynan, dan Keanu. Album foto ini akan menjadi obat rindunya selama ia pergi dari mereka.
Allcia tersenyum kecil menatap foto Kin yang tengah tertidur lelap. Salah satu foto favoritnya, karena Kin terlihat sangat menggemaskan. Tak terasa, satu tetes air matanya jatuh membasahi foto tersebut.
"Aku harap kau masih akan terus memiliki kepercayaan padaku, Kin," ujar Allcia lirih sambil mengusap foto Kin dan kemudian menciumnya dengan lembut. "Selamat malam, Kin."
Allcia memasukkan album fotonya ke dalam tasnya, kemudian mematikan lampu belajarnya. Setelah itu, ia beranjak untuk menuju ranjangnya. Tapi, saat ia hendak menuju jendela kamarnya untuk menutupnya, ia langsung bersembunyi di balik dinding, karena terkejut melihat Kin yang tengah menatapnya dari kejauhan di samping mobilnya.
Perlahan, Allcia mengintip Kin dari balik dinding. Ia melihat bagaimana Kin berdiri dan menatap jendela itu. Hingga tanpa bisa Allcia kontrol, rasa rindu pun menerjangnya. Rasanya ingin sekali ia memeluk laki-laki itu dan mengatakan betapa ia merindukannya. Tapi, ia tidak bisa. Karena saat ia kembali pada Kin sekali lagi, dia tidak akan pernah bisa pergi lagi.
Kin terlihat menundukkan kepalanya selama beberapa saat. Setelah itu, barulah ia masuk ke mobilnya dan menjalankan mobilnya pergi. Allcia melihat kepergian mobil Kin sampai mobil itu benar-benar tak terlihat di pandangannya.
"Aku merindukanmu, Kin.Tolong tunggu aku. Setelah ini, kita bisa bersama lagi. Aku janji."
***
Pagi yang cerah, Allcia sudah berada di Bandara Munich. Baru saja ia berpamitan dengan Reed, Ivana, Bruce, dan Anna. Setelah pesawat Allica menuju Corfu berangkat pada pukul 08.40 pagi, Reed pun kembali pulang bersama istri dan kedua anaknya.
Sementara itu, di sebuah kamar hotel yang cukup luas, masih terlihat empat laki-laki yang tengah tertidur lelap di masing-masing tempat mereka. Keanu di satu ranjang kingsize, Kynan dan Gavin berada di satu ranjang kingsize lainnya, dan Kin di sofa panjang yang ada di depan tv.
KRIING. KRIING. KRIING.
Sebuah ponsel berdering sangat keras selama beberapa kali memekakakkan telinga siapapun yang ada di dekatnya. Gavin yang telinganya paling sensitif dengan bunyi keras pun langsung bangun sambil mengacak-acak rambutnya. Ia meraih ponsel itu dan mengiranya sebagai alarm. Tapi, ternyata itu adalah telepon dari J ke ponsel Kin.
"Halo," sapa Gavin dengan suara paraunya mengangkat telepon dari J.
Awalnya, Gavin terlihat masih mengantuk dengan kedua matanya yang masih sedikit terpejam. Tapi, setelah mendengar kabar dari J, kedua matanya langsung terbuka dengan sangat lebar. Langsung saja ia mematikan teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Woman Next Door - HBS #1
Roman d'amour(COMPLETED) 🔞 First series of Handsome Brotherhood Setelah cukup lama tinggal di Australia bersama ayahnya, Kin Aleic Xalfador memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, Madrid. Pertemuan pertamanya dengan tetangga satu lantai apartemennya, Al...