"Kau yakin tidak ingin pulang nanti siang saja?" tanya Cisca yang mengantar Allcia sampai ke pintu apartemen. Pagi-pagi, Allcia sudah bersiap-siap untuk pulang ke apartemen setelah tadi sarapan bersama kedua temannya dan kini Elias yang akan mengantarnya pulang.
"Firasatku entah kenapa tidak enak pagi ini, maafkan aku," sahut Allcia.
"Tidak masalah, sih. Semalam kita juga sudah bersenang-senang," ujar Cisca yang terkikik karena semalam mereka benar-benar bersenang-senang dengan mabuk tanpa Elias. Itu adalah ide Cisca dan Allcia untuk mengeluarkan kefrustasiannya.
"Aku pulang dulu," ujar Allcia sambil memeluk Cisca sekilas.
Setelah itu, Elias membuka pintu apartemennya. Namun, mereka bertiga justru membeku di depan pintu yang terbuka lebar dan memperlihatkan seorang laki-laki yang tengah berdiri di lorong.
"Kin?" Allcia melongo menatap laki-laki di depannya dengan pakaian santainya. Terlebih Elias dan Cisca yang kini saling pandang.
"Buenos dias, Señorita Allcia!" sapa Kin dengan senyum khasnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Allcia.
"Kebetulan aku hendak bertemu seseorang disini, tapi sepertinya orang itu tidak muncul-muncul," sahut Kin sambil melihat jam tangannya sekilas. Kemudian, Kin menatap Allcia yang berdiri dengan beberapa tasnya. "Kulihat sepertinya kau akan pulang? Ayo, pulang bersamaku saja!"
"Tidak, Elias akan─"
"Itu ide yang bagus!" seru Elias menyela Allcia. Sontak, Allcia dan Cisca langsung menatap Elias dengan tajam, sementara Elias hanya berlagak tak punya salah.
"Ayo, Allcia!" ajak Kin.
Allcia menatap Kin yang terlihat masih berdiri di tempatnya, seolah-olah dia menunggu Allcia dan baru akan pergi kalau Allcia ikut dengannya. Allcia tidak bisa membantah secara langsung sekarang. Namun, sebelum ia pergi bersama Kin, terlebih dulu ia memberi Elias tatapan membunuh dan tanpa bersuara ia berkata, "Kubunuh kau!"
"Adiós, Allcia!"
***
Setelah mobil Kin sampai di pelataran parkir gedung apartemen, Allcia langsung keluar membawa barang-barangnya. Tanpa berniat menunggu Kin, ia langsung masuk ke lobi apartemen dan menunggu lift. Sementara Kin berjalan mengikuti Allcia dan menunggu lift bersamanya.
Kin menatap Allcia sekilas dan kemudian berkata, "Terima kasih kembali."
Allcia menatap Kin dari sudut matanya. Tepat sedetik setelah itu, pintu lift terbuka. Allcia berjalan masuk lebih dahulu dan disusul Kin yang kemudian menekan tombol lantai apartemen mereka.
"Baru pertama kalinya melihatmu dengan kacamata seperti itu," ujar Kin berbasa-basi.
"Hanya kalau sedang tidak memakai make up," sahut Allcia sambil membenarkan gagang kacamatanya yang bukan kacamata minus atau plus, melainkan hanya kacamata dengan lensa normal.
"Tetap cantik," ujar Kin yang membuat Allcia langsung menatap Kin yang kini tengah berdiri sambil menatapnya dengan senyum dan tatapan khasnya. Tapi, tentu saja ia tak ingin berlama-lama menatap Kin.
"Aku suka kalau kau mengucir rambutmu seperti ekor kuda begitu," ujar Kin tiba-tiba yang membuat Allcia merasa aneh. "Aku bisa melihat lehermu dengan jelas."
Astaga, Allcia tidak percaya ini. Tidak di kantor, sekarang Kin menggodanya di lift!
"Ah, aku mengerti!" Tiba-tiba Allcia berseru sambil menatap Kin dan Kin balas menatap dengan heran. "Kau tadi akan bertemu dengan seorang perempuan, kan?!" serunya lagi sambil mengacungkan jari telunjuknya pada Kin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Woman Next Door - HBS #1
Romance(COMPLETED) 🔞 First series of Handsome Brotherhood Setelah cukup lama tinggal di Australia bersama ayahnya, Kin Aleic Xalfador memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, Madrid. Pertemuan pertamanya dengan tetangga satu lantai apartemennya, Al...